35 | Dunia Anna

958 80 9
                                    

"Teruntuk kalian para pemimpi yang merajut asa."

Gadis berambut merah menyala, yang kala senja, duduk di bianglala
Bersama sahabatnya, pesulap beruang berkacamata, berbincang penuh pancawarna dan euforia
Mereka terpukau oleh buana loka sekitarnya, dan berkata, "Betapa indahnya bukan dunia kita?"

Gadis berambut merah menyala, mulai menunjuk ke atas cakrawala
"Aku ingin menjelajah galaksi dengan roket. Bertemu bintang kejora dan andromeda."
Si beruang coklat sahabatnya, tersenyum lucu humanistis
Dengan kekuatan sulap ajaib, dikeluarkannya bongkah coklat manis
"Mari menuju lokacipta, dan buat roket angkasanya."

Detik berikutnya, halusinogen nestapa membakar senyum si gadis
"Tidak perlu, Beruang. Itu hanya mimpi tak realistis."
Lagi-lagi, si Beruang coklat tersenyum lucu humanistis
Dengan rasa peduli, disodorkannya coklat manis pada si Gadis
"Kau lupa, Anna?  Aku pun bagian mimpimu. Dan aku realistis."

Gadis itu pun terpental pada sebuah nostalgia kaleidoskop
Jika kehidupan adalah kepakan kupu-kupu yang indah, melayang rendah di dekat tanah
Maka mimpi adalah sayap anggun burung merpati, melayang menuju angkasa tertinggi

Jika kehidupan adalah sebuah langit malam sang Pencipta
Maka mimpi adalah ribuan asterik dan bola rembulan
Dan, jika kehidupan adalah kertas suci seputih cahaya
Maka mimpi adalah kumpulan sajak puisi penetral angan

Gadis itu pun tersenyum, si beruang juga
"Kau ingat kan, Anna? Simpanlah memorabilia pada sang Bintang."
Pawana membelai rambut merah si gadis, merekah senyum
Perlahan gadis itu berkata dengan nada syahdu

"Jika kau hidup tanpa mimpi, maka raga dan jiwamu sama saja mati."

—Anna Azzahra (02/02/17)

Negeri Aksara AnnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang