Kukatakan
Sajak ini bukan sekedar metafora
Anggaplah sebagai mata ramalan candala
Tentang sebuah masa tanpa adanya eunoia
Tentang sebuah masa ketika aksara tak lagi bermaknaSekali lagi kukatakan
Sajak ini dipenuhi puitis yang pesimis
Akan ada banyak asa yang sirna di era futuristis
Di masa manusia dan hati menjadi apatis
Di masa tak ada lagi jiwa yang romantisAkan tiba sebuah zaman—bukan paripurna
Ketika aksara ditelan oleh digitalisasi mondial
Ketika palagan antar lokeswara melanglang buana
Ketika agnostik adalah paham yang mengglobal
Filsafat dibungkam oleh mekanika doktrin
Imajinasi tak lagi mampu membongkar misteri klandestin
Merupakan sebuah ilusi untuk menemukan kebenaran hakiki
Itulah masa dimana manusia tidak memiliki eksistensiSudah kubilang, sajak ini penuh putus asa
Sudah kubilang, sajak ini penuh pandangan nista
Tetapi, belum kubilang bahwa semua ini bisa saja jadi nyata
Aku takut, aku takut itulah distopia realita
Aku takut, aku takut untuk lagi membuka mata
Dan sekali lagi aku takut, aku takut itulah hukuman-Nya untuk semestaTetapi, aku mendengar suara
Malaikat dari bintang berkata, kita adalah manusia milenium
Kita adalah generasi yang menghadiahi dunia dengan aurum
Perkaranya adalah:
Bukan tentang bagaimana masa depan terjadi
Namun tentang, bagaimana kita bersiap melalui hari ini—Anna Azzahra (21/03/17)
KAMU SEDANG MEMBACA
Negeri Aksara Anna
PuisiPemenang penghargaan Wattys 2017 Kategori The Storysmiths. •••