Chapter 39

498 46 10
                                    

Pagi hari, aku menjalani hidupku seperti biasa yaitu pergi ke kampus. Hari ini aku akan pakai mobil sendiri. Aku tdk mau diantar ibu, secara aku ini kan udh dewasa masa aku masih diantar ibu sih?

"Bu, aku pergi ke kampus dulu ya? Aku akan bawa mobil" ucapku lalu hendak mengambil kunci mobil ibuku tpi, aku telat karna ibuku yang mengambilnya dulu.

Argghhh, sial!!, pekikku dalam hati

"Rai, kau tdk akan pergi ke sekolah sendirian kan?" tanya ibu. Pasti ibu tdk mengizinkan aku pergi sendiri

"Ayolah ibu.. Please, sekali saja. Aku mohon" lirih ku

"Tdk Rai, kau ini selalu nekad ya.. Atau ibu harus menjewer telinga mu dulu baru kau akan dengarkan ibu"

"Baiklah" ucap ku pasrah. Inilah ibuku, apa apa kalau aku tdk menurut padanya pasti ancamannya adalah menjewer telinga. Bukannya aku takut ya, karna jeweran ibu sakit sampai telingaku merah seketika.

"Good boys! Oh ya Rai, kau hari ini berangkat dengan Shruti ya" ucap ibu

Shruti lagi.. Shruti lagi.. Apa ibu tdk bisa menyuruh orang lain yang mengantarku kenapa harus kak Shruti?, batinku. Aku ingat betul kejadian menyebalkan yang disebabkan oleh kak Shruti padaku.

Flashback on

"Rai, aku ingin tanya" ucap kak Shruti sambil duduk di kursi panjang bersamaku

"Tanyakan saja" balasku tanpa menoleh padanya

"Apa kau memiliki Instagram?" tanyanya. Aku mengerutkan kening

"Untuk apa kau menanyakan hal tidak penting itu?" ucap ku tanpa menoleh nya lagi

"Ayolah, rai! Beritahu aku nama intagrammu. Aku janji akan follow kamu"

"Aku tdk punya Instagram. Ibuku melarangku utk bermain sosial media" ucapku

"Ah, kau sungguh tidak elit" ucap kak Shruti dan aku mengabaikan nya dan terus memainkan games yang ada di ponselku

"Kau ini, bisa tdk kalo sedang bicara denganku kau menghadap kerahku? Bukan kearah ponsel. Kau kan sedang berbicara denganku bukan dengan ponsel!" ucap kak Shruti menggertakan gigi

"Minggir lah! Jangan ganggu aku" ucap ku ketus dan langsung mendorongnya. Dia yang merasa kesakitan langsung membalas ku mendorong tubuhku hingga ponselku terjatuh dan ponsel hancur seketika. Saat itu aku marah! Sangat marah pada kak Shruti!

Kenapa aku dikaruniai kakak macam dia?, batinku

Flashback off

"Rai! Hei Rai! Kenapa diam saja nak? Ayo berangkat" perintah ibu yang membuyarkan lamunan ku dan tanpa disuruh lagi, aku langsung menenteng tas ku dan keluar kamar. Kulihat kak Shruti sudah menunggu di meja makan untuk sarapan.

"Rai, sini makan denganku!" ajak kak Shruti

"Tdk, aku tdk tertarik" ucapku ketus dan tiba tiba ada yang mencubit pinggangku sampai aku meringis kesakitan. Aku pun menoleh kearah orang yang mencubit pinggang ku ternyata ibu..

Arghhh! Aku jadi lemah kalo berurusan dengan ibu, protesku dalam hati. Dengan berat hati aku duduk dimeja makan, walaupun bukan keinginanku. Aku sedang tdk nafsu makan hari ini bagaimana bisa menikmati makanannya.

"Adik, dimakan makanannya. Ini yang membuat ibuku lho.. Jangan melamun saja" ucap kak Shruti aku pun hanya mengangguk dan memakan makanannya

•••

"Bisakah kakak tdk menyuruhku kemari pagi pagi begini?" tanya arshifa pada Avinash yang sedang terduduk seperti memikirkan sesuatu

"Aku ingin tanya padamu, arshu"

"Apa yang ingin kau tanyakan, kak? Aku tdk punya waktu, so bicaralah dengan cepat" ucap arshifa tanpa basa basi

"Apakah selama 20 tahun pernikahanmu, kau pernah melakukan hubungan dengan Dev?"

"Tdk, dia sama sekali tdk pernah menyentuhku" ucap arshifa singkat. Sungguh pertanyaan kakaknya membuatnya kesal seketika

"Dan apakah kau tdk menagihnya?"

"Tdk, aku tdk pernah melakukannya"

"Sejak kapan kau mau terus diam seperti ini, arshu? Aku sarankan padamu, kau berusahalah bujuk dia agar masuk kedalam permainanmu"

"Dengar kakak, aku bukanlah wanita pelacur yang bisa seenaknya menggodanya seperti itu. Aku ini Putri terhormat keluarga 'Khan' mana mungkin bisa melakukan hal bejat seperti itu! Itu lebih pantas kalau dia sendiri yang melakukannya padaku" bantah arshifa sambil melipat kedua tangannya di dadanya

"Terserah padamu, adik. Aku ingin pergi mencari kesenangan" ucap Avinash dan pergi sambil terus memijat pelipisnya yang sakit. Saat Avinash pergi meninggalkan arshifa di taman, arshifa menghubungi orang yang dikontak list nya bernama 'Bappu'

"Temui aku di caffe sore ini, aku membutuhkanmu" ucap arshifa dan langsung mematikan ponselnya

•°•

"Aku tdk percaya padamu, nak. Kau benar benar datang menemuiku" ucap seorang laki laki paruh baya yang duduk berhadapan arshifa sambil mengeluarkan kekehannya yang khas

"Jangan pedulikan ucapanku tadi, ayah" ucap arshifa. Ya, yang didepan arshifa adalah Mahesh Dagli Sen, ayah kandungnya dan ayah kandung Anushka

"Aku juga tdk menyangka kau masih memanggilku dengan sebutan ayah" ucap Mahesh kembali tertawa kecil

"Aku menemuimu bukan untuk mendengar kekehanmu, ayah"

"Baiklah, putriku. Apa yang kau inginkan dariku?"

"Ayah pasti paling mengerti kata hati kakak kan?" tanya arshifa

"Kau menanyakan tentang kakakmu padaku?"

"Ya, apa ayah tau kalau dia sekarang lebih tepatnya menjadi orang yang keras kepala?"

"Bisa kumengerti tentang penderitaannya dimasa lalu. Dia yang dulunya sangat murah hati, sekarang berubah menjadi pria keras kepala"

"Itulah yang aku takutkan, ayah"

"Tenang saja, putriku. Aku akan membantumu"

"Benarkah, aku yakin ayah pasti akan bersedia membantuku dalam masalah apapun"

"Tpi, ayah juga minta kau melupakan kejahatan ayah dimasa lalu arshu" lirih ayahnya kembali sambil berlutut

"Tdk ayah, seorang ayah tdk boleh berlutut seperti ini dihadapan anaknya. Lagipula aku sudah melupakan kebencian ku pada ayah" ucap arshifa tersenyum dan memeluk erat ayahnya. Sudah lama dia tdk bertemu dengan ayahnya lagi saat kakaknya Avinash, mengurungnya utk tdk bertemu dengan ayahnya.

•••

Hai guys, gimana bagus tak ceritanya? Kalo bagus votment yak.. Oh ya, author mau open promot cerita buat kalian nih.. Siapa yang mau?? Klo ada yang mau chat di pesan ya.. Aku tunggu!! Kalo gak mau yaudah by!

900 kata

Kamu Yang Kutunggu (1) + [REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang