Anisa terdiam didalam kamar, memikirkan apa yang terjadi saat dirinya memberikan baju pilihan Daffa untuk Wulan.
Wajah sumringah Wulan membuat Anisa menyimpulkan bahwa Wulan punya rasa untuk suaminya."Dulu udah janjikan tidak akan melamun lagi," tegur Daffa yang berdiri di samping Anisa.
Anisa yang mendengar suara Daffa segera mendongak melihat suaminya yang sudah berdiri disampingnya. Ia tidak tahu sejak kapan suaminya sudah masuk kedalam kamar.
"Ada apa? Apa yang Nisa pikirkan? Sampai kakak masuk tidak tahu," tanya Daffa.
Anisa menggeleng dan meraih tangan suaminya untuk dikecup begitu pula dengan Daffa mengecup keningnya.
"Tidak, Nisa tidak memikirkan apa-apa," jawab Nisa dengan memejamkan matanya ia tidak pernah berbohong tapi kali ini ia berbohong. Dan Daffa tahu jika Anisa berbohong dengan pejaman mata menandakan Anisa berbohong.
"Kakak tahu Nisa bohong kalau tidak memikirkan apa-apa," kata Daffa sambil melangkah menuju lemari untuk mengambil pakaian ganti.
Anisa hanya menunduk malu karena ketahuan.
"Tidak apa, kalau Nisa tidak mau bercerita," kata Daffa sambil mengganti bajunya dengan kaos untuk tidur.
"Maaf kak," ucap Anisa pelan.
Daffa menggeleng dan tersenyum.
"Kakak maafkan, Tidak usah dipikirkan, ganti baju dan wudhu habis itu tidur," perintah Daffa.Anisa mengangguk dan keluar kamar.
Tidak lama Anisa kembali kedalam kamar dan sudah mengganti bajunya.
Ia melihat Daffa sedang membaca buku tentang rumah tangga."Buku apa itu kak?" Tanya Anisa.
Daffa melihat Anisa dan menyuruh Anisa untuk mendekat.
"Rahasia rumah tangga bahagia sayang," jawab Daffa sambil memeluk Anisa.
"Dalam rumah tangga tidak boleh ada rahasia antara suami dan istri. Saling terbuka adalah solusi dari kesalah pahaman."
Anisa memgangguk mendengar kata-kata Daffa.
"Jika ada yang mengganjal dihati lebih baik di katakan supaya tidak menjadi beban," kata Daffa.
"Nisa ada satu pertanyaan tentang Wulan." Akhirnya Anisa membuka mulut tentang apa yang menjadi gejolak di hatinya.
Daffa menutup bukunya dan meletakkan di meja sampjngnya. Ia mulai mendengarkan keluhan istrinya.
"Ada apa dengan Wulan Nis?" Tanya Daffa.
"Sepertinya Wulan menyimpan perasaan untuk kakak," kata Anisa.
Daffa tertawa mendengar kesimpulan Anisa tentang Wulan.
"Ih kakak kok malah tertawa si." Anisa cemberut karena ditertawakan Daffa.
"Maaf sayang, kenapa Nisa beranggapan seperti itu? Wulan sudah lama tinggal dipanti sebelum dia menjadi guru seperti sekarang, dan selama itu kakak kenal dia. Dia memang begitu orangnya." Daffa mencoba menjelaskan pada Nisa, tapi Nisa tidak sepenuhnya percaya karena ia adalah wanita ia tahu pandangan seorang teman biasa dan wanita yang menyimpan rasa spesial.
"Nisa istriku jangan pernah meragukan rasa yang ada di hatiku, aku sangat mencintaimu tidak akan terganti dengan wanita manapun," kata Daffa sambil mengecup hidung Anisa.
"Benarkah?"
Daffa mengangguk, "iya sayang," kata Daffa.
"Senangnya hati Nisa," kata Anisa sambil memeluk Daffa erat.
======
Takbir berkumandang membuat Anisa terharu lebaran pertama bersama pria yang dipilihkan Allah Untuknya, dimana pria yang akan membimbingnya menuju jalan yang diridhoi Allah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Langit
RomanceAku tidak pernah melihatnya tapi aku yakin dia dikirimkan Allah untuk menjadi kekasih halalku. Meski aku belum bertatap muka bahkan melihatnya aku sudah bisa merasa bahwa dia calon imam yang akan menuntunku kesurganya insyaallah.