Susan datang kekantor Anisa setelah tahu dimana alamat kantor Anisa.
Dengan gaya anggunnya ia mendatangi resepsionist.
"Bisa saya bantu?" Tanya Resepsionist.
"Saya mau bertemu Anisa," katanya."Bu Anisa? Anda sudah membuat janji?" Tanya Resepsionist itu.
"Tidak tapi saya ingin bertemu dengannya sekarang," kata Susan.
"Maaf bu anda harus membuat janji dulu," kata Resepsionist.
"Ada apa?" Tanya Seseorang tiba-tiba.
"Selamat siang bu, maaf ibu ini mencari anda," kata Resepsionist sambil menunduk hormat.
"Ouwh jadi ini yang namanya Anisa," kata Susan sambil berjalan mendekat kearah Anisa yang berdiri dbelakangnya.
"Ya saya Anisa bisa saya bantu dan mari kita keruang saya," ajak Anisa sambil berjalan menuju lift yang akan mengantarkan keruangannya.
======
Anisa menatap wanita didepannya yang sedang marah-marah.
Anisa berusaha untuk tetap sabar dengan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan wanita didepannya.
"Aku harap kamu bisa menjauhi Hamdan," katanya.
"Maaf saya sudah tidak ada hubungan lagi dengan dia sejak saya memutuskan menolak dan memutuskan kerja sama dengan kantornya, dan saya juga sudah bersuami," jelas Anisa dengan sabar ia tidak mau terpancing emosi.
"Tapi dia masih mengejarmu bahkan gara-gara mengejarmu dia membatalkan pernikahan kami,"
"Saya tidak pernah tahu soal itu, saya mengenal Hamdan itu saat dia datang ke rumah menemui Abi, setelah saya memutuskan menikah dengan suami saya, saya tidak ada hubungan sama sekali dengan Hamdan, jadi anda salah kalau marah-marah dengan saya." Kata Anisa masih tetap menahan emosinya.
Susan terdiam dan terus menatap tajam Anisa.
"Saya berusaha sabar menghadapi anda dari dulu saat pertama anda menelfon saya dan menuduh saya yang tidak-tidak," kata Anisa sambil beranjak dari duduknya menuju pintu ia buka pintunya dan menyuruh Susan keluar.
"Saya kira anda sudah jelas dengan jawaban saya dan anda juga sudah selesai dengan tujuan anda, saya persilakan anda pergi," kata Anisa.
"Kamu mengusirku?"
"Saya kira anda sudah selesai dengan tujuan anda,"
Susan beranjak dari duduknya dan pergi dengan mengibaskan rambutnya.
"Hhhh astagfirullah," Anisa menghembuskan nafas lega bisa mengontrol emosinya.
=====
Salahkah bila diriku terlalu mencintaimu.
Jangan tanyakan mengapa
Karena aku tak tau.
Aku pun tak ingin bila
kau pergi tinggalkan aku.
Masihkah ada hasratmu
tuk mencintaiku lagi.
Apakah yang harus aku lakukan.
tuk menarik perhatianmu lagi...
Walaupun harus
Mengiba agar kau tetap disini.
Lihat aku duhai sayangku...Lagu itu cocok untuk Wulan yang kini merenung sendiri.
Seperti tidak ada harapan untuk dia bersama Daffa.
"Kenapa bu kok merenung?" Tanya seorang guru yang pengajar dimana Wulan mengajar.
"Ouwh tidak apa pak," kata Wulan.
"Sudah selesai mengajar pak Deni?" Tanya Wulan.
"Sudah bu, bu nanti malam ada acara?" Tanya Deni.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Langit
RomanceAku tidak pernah melihatnya tapi aku yakin dia dikirimkan Allah untuk menjadi kekasih halalku. Meski aku belum bertatap muka bahkan melihatnya aku sudah bisa merasa bahwa dia calon imam yang akan menuntunku kesurganya insyaallah.