Anisa sedang bersiap diri untuk pergi ke reuni.
Anisa melihat Daffa dari kaca yang mondar-mandir seperti orang bingung.
"Yang kakak mondar-mandir kaya setrikaan ini kenapa sayang?" tanya Anisa sambil melihat Daffa.
"Mobil Nisa dibengkel kita kesana naik apa?" Tanya Daffa.
Anisa mengerutkan keningnya, kenapa suaminya harus bingung? Kan masih ada motor di depan.
"Ada motor tu, kita kesana naik motorlah kak," kata Anisa enteng sambil kembali lagi menatap kaca untuk membenarkan hijabnya.
Sedangkan Daffa yang mendengar jawaban Anisa melotot tidak percaya.
"Nisa nggak malu apa? Reuni teman kampus Nisa, Nisa datang naik motor?" Tanya Daffa sebenarnya ia tidak mau nanti istrinya malu karena setahunya teman kampus Anisa orang kaya semua.
"Kenapa harus malu? Nisa tanya pada kakak. Kakak motor itu beli atau nyuri?" Tanya Anisa.
"Ya beli la Nisa, nyuri dosa tahu," jawab Daffa.
"Terus harus malu kenapa? Kakak motornya belikan? Kalau nyuri baru Nisa malu," kata Anisa sambil menatap suaminya.
"Teman Anisa pasti mengejek Nisa yang nggak-nggak nanti, kakak nggak mau Nisa malu nanti," kata Daffa.
Anisa tersenyum melihat kekwatiran suaminya.
"Kakak-kan pernah bilang, biarkan orang berkata apa," kata Anisa.
Daffa tersenyum mendengar jawaban Anisa, tidak salah dia dulu pasrah ayahnya tentang jodohnya dan alhamdulillah Allah mengirimkan Anisa sebagai jodohnya perempuan yang bisa menerimanya apa adanya.
Sekarang bidadari surga ada didepannya yang selalu tersenyum menenangkan hatinya setiap saat.
Daffa mengecup kening Anisa lama, sedangkan Anisa memejamkan mata menikmati moment itu.
"Terima kasih sudah menerima kakak apa adanya," kata Daffa.
Anisa mengangguk dan tersenyum.
====
Benar dugaan Daffa semua teman Anisa semua memakai mobil, yang pakai motor pun motor gede, sedangkan dia hanya memakai motor matic biasa.
Sesaat dia melihat Anisa yang tersenyum, nampak seperti biasa."Ayo kak sepertinya Lana sudah datang itu mobilnya," kata Anisa sambil menunjuk sebuah mobil sport keluaran terbaru.
Tidak ada respon dari suaminya ia menoleh menatap suaminya yang diam sambil menatapnya.
"Ada apa?" Tanya Anisa.
"Kakak tunggu disini saja ya," kata Daffa membuat Anisa menatapnya dengan tajam.
"Yaudah dari pada nunggu disini mending sekalian kita pulang," kata Anisa sedikit geram.
"Hey, Nisa masuk saja, biar kakak yang tunggu disini," kata Daffa membuat Anisa semakin tidak mengerti dengan apa yang difikirkan suaminya.
"Kalau kakak tidak masuk, kenapa Nisa harus masuk,"
"Kakak nggak mau buat kamu malu Nisa,"
"Yang Nisa malu kenapa kak? Kakak kira Nisa malu dengan apa kita kesini? Apa kakak kira Nisa malu punya suami seperti kakak?" Nisa menggeleng dan tanpa terasa air matanya menetes karena kesal.
Daffa melihatnya ikut sakit direngkuhnya tubuh istrinya."Maaf, maafkan kakak sudah buat Nisa sakit hati. Yaudah kakak temani Nisa ya," kata Daffa sambil menghapus air mata Anisa.
"Jangan nangis! maaf," kata Daffa lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Langit
RomanceAku tidak pernah melihatnya tapi aku yakin dia dikirimkan Allah untuk menjadi kekasih halalku. Meski aku belum bertatap muka bahkan melihatnya aku sudah bisa merasa bahwa dia calon imam yang akan menuntunku kesurganya insyaallah.