bab 4

24.7K 1.4K 46
                                        

Hari ini hari dimana aku akan memegang salah satu perusahaan abi, aku yang ditemani abang datang kekantor abi yang bergerak dibidang periklanan.

Abang mengajakku untuk keruang abi karena abi sudah menunggu diruangnya.

"Assalamu'alaikum," salamku saat memasuki ruang abi.
Aku melihat beberapa orang yang ada diruang abi.

"Ah ini dia sudah datang, Nisa ini yang akan membantu kamu disini," kata abi.

"Salma ini akan menjadi seketaris kamu," kata Abi sambil menunjuk wanita cantik yang perutnya sedikit buncit karena hamil.

Aku tersenyum dan menjabat tangannya.

"Om Danu akan membantu menghendle disini," kata abi.
Om Danu adalah adik kandung abi.

Aku mengangguk, "iya abi Nisa akan berusaha menjadi terbaik," kataku.

"Bentar lagi akan ada meeting untuk penyerahan pimpinan baru," kata Abi.

"Sudah siap kok bang," kata Om Danu pada Abi.

"Ouwh yaudah, ayo kita keruang meeting pasti sudah banyak yang menunggu," ajak abi.

Kami semua berjalan menuju ruang meeting yang ada lantai tiga.

=====

Abi menyampaikan pengalihan jabatan dari abi ketanganku, semua menerima dengan baik, aku bahagia mendengarnya.

"Assalamu'alaikum wr.wb," salamku.

"Wa'alaikumsalam wr.wb," jawab semuanya.

"Saya Anisa Talita, saya akan mengambil alih pimpinan disini, saya berharap kerja samanya, saya juga masih belajar disini, saya mohon jika ada salah mohon di tegur jangan sungkan, saya juga manusia seperti anda-anda semua," kataku menyapa yang ada di ruang meeting.

Semua mengangguk, "ada yang ingin ditanyakan?" Tanyaku.

Semuanya menggeleng.

"Baiklah, saya rasa cukup kalian bisa kembali, dan satu lagi jika ada yang tidak enak hati harap langsung di katakan, karena kita disini bekerja bersama terima kasih," kataku.
Semua keluar dari ruang meeting tinggal aku, abi, abang, dan om Danu.
Aku bernafas lega karena bisa berbicara panjang lebar didepan orang banya.

"Ternyata adikku bisa juga ngomong panjang lebar di banyak orang," goda abangku.

"Tanganku dingin abang," kataku sambil memegang tangan abang.

Abang yang merasakan dinginnya tanganku sontak tertawa.

Aku memukulnya karena tawanya yang sangat keras.

"Ih abang ketawanya lo," kataku mencoba membungkam mulut abang tapi ia selalu menghindar.
"Hahaha, abis lucu dik ngomong gitu aja sampai dingin tangannya," kata abang denga tawa yang tak hilang dari bibirnya.

====

Seminggu aku sudah memikirkan pilihanku antara dua pria yang ingin mengajakku berhubungan serius.

Aku sudah mengerjakan sholat istiqarah meminta petunjuk Allah siapa diantara dua pria yang ingin menjalin hubungan denganku.

Dengan basmalah aku mengutarakan jawabanku kepada abi.

Aku melihat abi sedang berbicara dengan abang dan umi.
Aku duduk disebelah umi yang sedang sibuk menyulam benang menjadi alas meja.

"Abi," panggilku.
Abi yang tadi sibuk bicara dengan abang kini mengalihkan fokusnya padaku.

"Ya sayang?" Tanya abi.

"Nisa sudah memutuskan untuk memilih," kataku.

Sekarang abi, umi, dan abang fokus padaku.

Jodoh Dari LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang