bab 15

24.7K 1.2K 86
                                        

Cantik itu yang bisa di ucapkan kedua teman Anisa, Alana dan Ameera.

Gaun putih membalut tubuh langsing Anisa dia terlihat seperti bidadari.

"Perfect," teriak Ameera saat melihat Anisa yang begitu sangat cantik.

"Meera astaga suaramu." Alana memukul lengan Amira.

"Hehe maaf," katanya sambil mengangkat jarinya membentuk huruf V.
Anisa tersenyum melihat kelakuan kedua temannya yang Dari dulu tidak pernah berubah.

"Kalian juga terlihat cantik, terlebih kau Meer cocok kau pakai hijab," kata Anisa jujur Almeera terlihat sangat cantik dengan hijab yang ada dikepalanya, Alana mengangguk menyetujui kata-kata Anisa.
Sedangkan Almeera menunduk malu.

"Lebih cantik kamu Nisa sungguh," kata Almeera.

Anisa mencibirkan bibirnya.

"Eleh kita wanita pasti cantik," kata Anisa.

"Heeee... Kalian yang wanita aku masih gadis tau..." Kata Almeera membuat kedua temannya tertawa.

Alana hanya menggelengkan kepalanya dengan sikap Almeera.

Tok
Tok
Tok

Pintu kamar hotel diketuk dari luar.
Almeera segera membuka pintu dan melihat uminya Anisa berdiri.

"Tante ada apa?" Tanya Almeera.
"Ayo sudah siap belum? Tamu undangan sudah datang semua," kata Fatimah sambil mengintip anaknya yang berbeda hari ini.

"Iya tante kami akan segera turun," kata Almeera.
Fatimah mengangguk dan pergi.

"Okey sekarang ayo kita turun." Ajak Almeera.

"Nis tanganmu dingin sekali," kata Alana saat ia mengenggam tangan Anisa.

"Grogi aku," kata Anisa membuat Almeera tertawa.

"Astaga Nisa kau tu da bersama Daffa setiap hari masih saja grogi," kata Almeera.

"Bener, kau itu ada-ada saja," Alana menyetujui kata Almeera.

Anisa hanya mengangkat bahunya.

Anisa menarik nafas dan dihembuskan perlahan ia mencoba menenangkan hatinya.

Jantungnya semakin berdetak cepat saat ia memasuki
Ballroom hotel dimana pesta resepsi diadakan.
Semua mata melihat kearahnya.

Mata indahnya menangkap sang suami yang sedang berdiri di tengah-tengah ruangan dengan setelan tuxedo yang membuatnya terlihat gagah.

Senyumannya membuat Anisa tenang.

"Beb, suamimu terlihat sangat tampan," bisik Almeera.

Anisa masih tetap memandang suaminya, suami yang dicintainya.

Sampai sentuhan lembut di tangannya menyadarkannya.

"Terlihat sangat cantik," puji Daffa sambil menggandeng tangan Anisa menuju pelaminan yang sudah disediakan.

=====

Setelah acara utama kini para undangan diminta untuk menjamu makanan yang sudah dusediakan.

Sedangkan para keluarga besar menjalani sesi foto bersama.
Tidak ketinggalan kedua sahabat Anisa dengan konyolnya mereka mengajak Anisa untuk turun dari pelaminan dan menariknya keluar.

Anisa yang bingung dengan tingkah kedua sahabatnya melihat Daffa, Daffa hanya tersenyum dan mengangguk.

"Aku mau dibawah kemana?" Tanya Anisa dengan wajah bingungnya.

Jodoh Dari LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang