18

9.5K 646 42
                                    

Seminggu sudah Anisa tidak pergi kekantor dan digantikan oleh abangnya Affan.

Affan melihat Daffa baru datang dengan mengendarai motor seperti biasa.
"Fa," panggil Affan.

"iya bang,"

"bagaimana kabar kamu, kamu kurang sehat?" tanya Affan yang melihat wajah Daffa tampak pucat.

"tidak bang cuma kurang tidur aja," kata Daffa karena setiap malam ia selalu memikirkan Anisa.

"jangan terlalu memfikirkan Nisa yang masih labil Fa, sebentar lagi dia pasti pulang karena setiap hari Umi selalu mengomeli dia dengan ceramah-ceramah Umi," kata Affan.

"iya Bang," jawab Daffa.

Mereka berdua masuk kedalam kantor barengan tapi dalam kejahuan terlihat Wulan yang sedang mengamati Daffa.

Karena semenjak pengakuannya Daffa tidak lagi peduli padanya dan saat berkunjung kepanti Daffa selalu menghindar tidak ingin menemuinya.
Bukan tanpa alasan Daffa berbuat seperti itu mungkin Daffa masih tidak terima apa yang dituduhkan padanya sama sekali tidak ia perbuat.

*****

Anisa duduk sendiri selama seminggu ini kegiatannya hanya diam dan diam.
Wajahnya terlihat pucat karena seminggu ini Anisa tidak enak badan dicampur fikirannya yang selalu pada Daffa.

"apa yang kamu fikirkan nak?" tanya Abinya.

"Nisa merindukan kak Daffa Bi," jawabnya.

"pulanglah, Daffa juga pasti merindukanmu,"
Anisa menggeleng, "tidak Abi Anisa tidak bisa, hati Anisa masih sakit,"

"Nisa, Abi tahu Daffa tidak akan bisa melakukan semua itu, Abi tahu Daffa nak," kata Abinya.

"kalau setan sudah berbisik semua itu bisa dilakukan Abi,"

"Nisa tidak tahu bagaimana kehidupan Kak Daffa sebelun kenal dengan Nisa." Anisa mulai menuduh Daffa yang tidak-tidak.

"Nisa jaga bicaramu, kalau kamu sakit hati jangan sampai kamu menuduh suamimu seperti itu dosa nak,"

Anisa menunduk setetes air matanya jatuh, sebenarnya sakit hatinya saat menuduh Daffa seperti itu dulu saat ada karyawan yang menuduh Daffa yang tidak-tidak ia sangat marah tapi sekarang apa Anisa malah menuduh yang lebih menyakitkan jika didengar oleh Daffa.

"tenangkan fikiranmu nak Jangan berlarut dalam kesalah pahaman yang membuat kalian berdua tersiksa ," kata Abinya dan pergi meninggalkannya sendiri.

Ponsel Anisa berbunyi menandakan satu pesan masuk.

Kak Daffa

Assalamualaikum sayangnya kakak, jangan pernah lupa makan ya, kakak harap Nisa segera pulang.
Kakak bersumpah demi orang tua kakak dan adik kesayangan kakak, kakak tidak pernah melakukan hal itu Nisa, kakak bahkan tidak pernah menyentuh wanita lain selain kamu dan keluarga kakak,

Pesan Daffa yang setiap hari dikirimkan untuk Anisa.
Tapi Anisa tidak pernah membalasnya.
Hanya air mata yang mampu Anisa keluarkan.

"Nis, Umi mau belanja mau nitip apa? Kamu nitip pembalut tidak? Biasanya tanggal ini kamu datang bulan," kata Uminya
Mendengar suara Uminya Anisa buru-buru menghapus air matanya dan melihat uminya yang berdiri disampingnya

Anisa juga baru sadar saat Uminya bertanya tentang datang bulan selama dua minggu ini dirinya belum datang bulan,

"tidak Umi, Anisa belum datang bulan," kata Anisa ragu,

"telat kamu Nis?" tanya Uminya.

"sepertinya Umi seperti biasa," kata Anisa dengan nada kurang  yakin.
Karena ia tidak pernah telat selama ini.

Jodoh Dari LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang