bab 12

24.3K 1.4K 48
                                        

Daffa memandang istrinya yang sedang berhijab di depan cermin.

Seperti biasa pagi sebelum berangkat kerja Daffa akan melihat istrinya yang sedang berdandan.

"Kenapa kalau kerja riasan wajahmu sederhana?" Tanya Daffa.
Heran melihat istrinya yang tidak pernah memakai make up tebal seperti wanita lain jika keluar rumah.

Tapi jika dirumah ia selalu mempercantik dirinya selalu tersenyum.

"Tidak perlulah kak, Nisa cantik didepan kakak saja. Kalau keluar ngapain berdandan cantik-cantik," jawab Anisa sambil menyapuhkan bedak tipis kewajahnya.

"Terima kasih sudah menjaga apa yang menjadi milikku," kata Daffa sambil mencium kening Anisa.
Anisa mengangguk, ia pernah membaca sabda Rasulullah.

shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Sebaik-baik isteri adalah yang menyenangkan jika engkau melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi."

Anisa beranjak berdiri dan mendekati Daffa.

"Kak, naik mobil ya. Luar hujan," kata Anisa.

Daffa mengangguk kali ini ia akan menuruti Anisa untuk naik mobil.

"Sekalian nanti belanja bulanan ya," kata Daffa.

Anisa mengangguk.

"Kapan ke panti?" Tanya Anisa.

Sudah tiga hari ini Anisa selalu menanyakan kapan mereka ke Panti.

"Lusa sayang," jawab Daffa.

Mendengar jawaban Daffa, Anisa bersorak senang.

====

Keputusan ayah mertuanya tidak bisa diganggu gugat yang mempromosikannya menjadi manager di bagian penjualan.

Daffa hanya bisa pasrah, ia hanya bersyukur karena sudah dipercaya dengan dipilihnya dia sebagai manager.

Benar kata ibunya dulu kalau hidup manusia tidak selalu dibawah.

Hidup itu seperti roda berputar tidak selamanya yang diatas akan tetap diatas.

Sebagian orang senang dengan kenaikannya dan sebagian orang tidak setuju.
Tapi dengan keyakinan yang ada didirinya dan semangat sang istri Daffa menerima jabatan itu dengan senang hati.

Emang pada awalnya ia tidak setuju dan dengan penjelasan sang istri akhirnya ia menyetujuinya.

Seperti janjinya, Daffa mengajak Anisa ke Panti milik keluarganya.
Sebelum ke Panti Anisa mengajak Daffa untuk membeli keperluan untuk Panti.

Anisa mengambil makanan ringan dengan jumlah banyak, dan baju anak dengan jumlah banyak juga. Melihat itu Daffa hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Jangan terlalu boros sayang, tidak baik," kata Daffa.

"Nisa tahu kak, tapi kali ini saja Nisa belanja banyak," kata Anisa sambil membantu memasukkan belanjaan kedalam troly.

"Berapa?" Tanya Anisa ke kasir.

"Semua tiga juta empat ratus ribu," kata penjaga kasir.

Daffa mengeluarkan dompetnya untuk membayar semua itu tapi dicegah oleh Anisa.

"Tidak kak, pakai uang ini saja itu buat belanja kita," kata Anisa.

"Tidak apa," kata Daffa.

"Kakak sekali ini saja biar uang Nisa keluar," kata Anisa.

Jodoh Dari LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang