Anisa sudah berada dikafe milik Daffa menunggu penelfon yang tadi menelfonnya.
Sebenarnya ia tidak ada niat kekafe saat ini tapi berhubung rasa penasaran dan keingintahuannya ia memutuskan untuk pergi meski sekarang ia kurang enak badan."Mbak Anisa mau minum apa?" tanya Wilda pegawai Daffa.
"teh hangat aja mbak," kata Anisa.
"mbak, nanti kalau ada yang mencari saya tolong beritahu saya ya," kata Anisa sebelum Wilda kembali kedapur.
Wilda mengangguk kemudian keluar ruangan.Ponsel Anisa bergetar ada satu pesan dari Daffa.
"lagi ngapain sayang, sudah makan?"
Anisa segera membalas pesan tersebut dengan senyuman.
Suaminya yang sangat pengertian."lagi dikafe kak, belum waktunya makan tapi kenapa perut Nisa sudah kelaparan ya? 😂😂" balas Anisa dengan diberi emoticon.
Suara ketukan pintu membuat Anisa harus beranjak untuk membuka pintu, "Mbak Nisa ada yang mencari," kata Wilda sambil membawa segelas teh pesanan Anisa.
"terima kasih mbak, Nisa segera kesana," kata Anisa sambil menyeruput sedikit tehnya sebelum keluar dari ruangannya.
*****
Anisa menyipitkan pandangannya untuk memperjelas siapa yang ingin menemuinya.
"mana mbak yang mencari saya?" tanya Anisa.
"itu mbak yang berhijab dan berkacamata," tunjuk Hilda.
"terima kasih mbak," kata Anisa dan berjalan kearah perempuan itu.
"assalamualaikum," sapa Anisa sambil duduk didepan perempuan itu.
Tanpa menjawab perempuan itu membuka kacamatanya yang membuat Anisa bisa mengenalinya.
"Wulan." nama yang keluar dari mulut Anisa.
"iya ini aku, kenapa kamu tega membuat bayiku tanpa seorang ayah," kata Wulan dengan sedikit lebih keras agar semua pengunjung dengar setelah Anisa duduk dikursi depannya.
"hey apa maksudmu," kata Anisa sedikit terkejut.
"kamu merebut ayah dari bayi yang aku kandung," kata Wulan sekali lagi itu membuat pengunjung kafe melihat kearah Anisa.
Anisa melihat pengunjung Kafe menoleh padanya dan sedikit berbisik-bisik, ia mencoba bersabar dan menatap Wulan yang sedikit tersenyum melihat semua pengunjung kafe berbisik-bisik saat melihat Anisa.
Anisa terus beristigfar agar diberi kesabaran lebih untuk menghadapi Wulan.
"tega kamu, apa kamu tidak punya hati aku mencintai dan sedang mengandung buah cinta Mas Daffa tapi kamu merebutnya dari ku," kata Wulan dengan nada yang sama.
"jangan pernah bawa nama Kak Daffa dalam kebohonganmu Wulan, aku percaya suamiku tidak akan mengkhianatiku," kata Anisa dengan nada yang masih terkontrol.
"buktinya aku sekarang menggandung anaknya,"
Anisa menggeleng tidak percaya dengan Wulan yang tega berbicara seperti itu.
"malam itu malam yang indah buat kami, dimana Mas Daffa menikmati setiap hentakan yang ia ciptakan, keringat kita menyatu," kata Wulan sambil membayangkan.
Anisa yang mendengar begidik ngeri dengan cerita menjijikkan Wulan.
Ia tidak menyangkah Wulan yang begitu terobsesi untuk memiliki Daffa tega menceritakan hal menjijikkan yang tidak diperbuat oleh suaminya.Plak
Anisa kaget dengan tamparan tiba-tiba yang membuat Wulan terdiam sambil memegangi pipinya .

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dari Langit
Storie d'amoreAku tidak pernah melihatnya tapi aku yakin dia dikirimkan Allah untuk menjadi kekasih halalku. Meski aku belum bertatap muka bahkan melihatnya aku sudah bisa merasa bahwa dia calon imam yang akan menuntunku kesurganya insyaallah.