Bell sekolah yang berbunyi membuat seluruh siswa SMA dan SMP Dalton berlarian memasuki kelas
Gue duduk di kursi sambil tertawa bersama sahabat sahabat gue
CEK CEK ----
"Selamat pagi semua, ada beberapa pengumuman yang akan bapak sampaikan pagi ini. Bagi siswa yang namanya disebut tolong harap menghadap ke ruang BK sekarang juga. Giorgio Gideon kelas sebelas IPS satu, Lorenzo kelas sebelas IPS satu, Joshua Pangestu kelas sebelas IPS tiga, Fredo Kurniawan sebelas IPS tiga. Bagi nama yang telah disebutkan segera keruang BK, dan untuk Anggea Gilsha Fujita kelas delapan IPA satu harap menghadap keruang kepala sekolah sekarang juga, Terimakasih" Suara dari radio sekolah yang memberi informasi
"Ge tadi itu yang disebutin namanya kak Gio kan?" tanya Manda denga wajah bingung dan gue hanya menjawab dengan anggukan karena gue juga bingung
"ehh tapi barusan nama lo juga disebut loh Ge, lo disuruh ke ruang kepala sekolah" kata Denira sambil membenarkan ikat rambutnya
"lo ada masalah apaan? jangan jangan masalah kemarin lagi, mampuss!!!" tanya Denira setelah membenarkan ikat rambutnya
"i don't know, mungkin masalah lomba di luar negeri kali" jawab gue enteng lalu gue pun berdiri dari tempat duduk
"yaudah gihh sono lu, tapi sumpah kok perasaan gua kagak enak yaak" kata Manda yang membuat gue membulatkan mata karena ucapannya itu
"dihh woyy kok lo ngomongnya gitu sihh, bukan doa'in yang baik baik malah gitu..." keluh gue lalu berjalan keluar dari kelas
pas banget saat gue keluar dari kelas kak Gio pun keluar dari kelasnya namun tatapannya tidak lepas dari orang yang juga baru keluar dari kelasnya yaitu orang mencari masalah dengan kak Gio, mereka saling membalas tatapan sinis seperti akan perang. gue berjalan lebih lambat agar gue berjalan dibelakang mereka namun sebelum menuruni tangga kak Gio sempat melihat kearah gue lalu melanjutkan langkahnya berjalan didepan gue tanpa menoleh lagi kearah gue
kak Gio berhenti di depan pintu kaca berwarna hitam yang diatas nya bertulisan "Ruang BK" lalu mereka memasuki ruangan gelap itu, gue sempat melihat kedalam sana sebelum pintu itu ditutup kembali dan gue pun kaget saat pak Ari sudah berdiri di depan meja nya sambil memegang rotan kebanggaan sekolah Dalton karena setiap ada murid yang ketahuan berantem atau ikut tauran pasti rotan itulah yang akan menghukum mereka
kini gue sudah berada di depan ruang kepala sekolah, pintu ruangan itu terbuka sehingga gue dapat melihat ada siapa didalam sana dan ternyata ada wali kelas gue juga yang sedang duduk sambil berbincang serius dengan Ibu kepala sekolah
TOK TOK TOK
"Permisi Bu, ibu manggil saya?" salam gue sambil memasuki ruangan itu
"ohh Gea, silahkan masuk nak" kata ibu kepala sekolah yang mempersilahkan masuk dengan ramah
"duduk dulu Ge, mau ada yang ibu bicarakan dengan kamu" kata ibu kepala sekolah lagi yang mempersilahkan gue untuk duduk lalu gue pun akhirnya duduk
"begini Gea, ibu baru saja mendapat undangan beasiswa untuk kamu melanjutkan Kuliah di Japan dengan jurusan dsigner. Ini semua cukup membuat ibu kaget karena kamu bukan hanya mahir dalam olahraga tapi di seni juga, memangnya sejak kapan kamu menyukai bidang dsigner? kenapa ibu tidak pernah tau?" jelas ibu kepala sekolah yang membuat gue dalam hitungan detik pun membulatkan mata dengan lebar karena saking tidak percaya
"apa bu?! beasiswa di Japan? jurusan de signer? ta..tapi saya gapernah mendaftar untuk Kuliah di Japan bu apalagi jurusannya dsigner" ucap gue tak menyangka dan kini tubuh gue sudah menjadi kaku
"ibu juga tidak tau, tapi begitu ibu memasuki ruangan surat ini sudah ada di meja ibu dan setelah ibu baca yaa itu tulisannya. kamu bisa baca suratnya sendiri" seru ibu kepala sekolah sambil memberikan gue sebuah amplop berwarna cokelat
gue mengambil amplop itu dari tangan ibu kepala sekolah lalu gue membuka nya dan betapa kagetnya gue saat melihat isi dari amlpop itu, entah dari mana mereka mendapatkan gambar gue yang pernah gue buat di skecthbook gue yang hilang waktu awal masuk sekolah, ini benar benar membuat gue kaget karena gue sama sekali gak ada niat'an untuk mengambil jurusan itu setelah sekian lama gue tidak melatih tangan gue untuk membuat gambar semacam itu
"ini gambar yang saya buat di skecthbook saya yang sudah hilang bu, tapi siapa yang mengirim ini dan berniat mendaftarkan saya disana? saya sudah tidak pernah lagi membuat gambar semenjang buku itu hilang dan sama sekali tidak ada orang yang tau kalau saya menyukai bidang ini selain olahraga, saya benar benar kaget bu karena orangtua saya sudah mendaftarkan saya di jurusan yang berbeda tapi tetap di Japan" kata gue setelah melihat surat itu
"ini kan untuk kuliah jadi kamu masih bisa berfikir lagi ingin mengambil ini atau tidak, lagi pula kamu kan akan melanjutkan sekolah disana dan siapa tau kamu bakal berubah fikiran. ini juga penawaran yang cukup bagus buat kamu karena kamu bukan hanya akan menjadi seorang atlet yang terkenal di luar negeri tapi kamu juga akan menjadi sorang dsigner ternama yang akan membawa harum nama tanah air" kata wali kelas gue sambil mengelus pundak gue
"baik bu saya akan bicarakan dengan keluarga saya dan berfikir lagi atas penawaran itu, saya bawa surat ini yaa bu" seru gue sambil memasukkan surat itu kembali kedalam amplop
"baik, terimakasih Gea kamu sungguh membanggakan sekolah kita, ibu akan menjadi orang pertama yang datang ke acara fashion week kamu saat kamu berhasil nanti" kata ibu kepala sekolah
"baik bu, terimakasih bu saya permisi" ucap gue lalu bangun dari tempat duduk dan pergi keluar dari ruangan itu
gue berjalan sambil membawa amplop yang tadi ditunjukan ibu kepala sekolah, gue melewati ruang BK dan tidak sengaja gue melihat dari sedikit cela yang ada dan pemandangan di dalam sana membuat gue meringis kesakitan sendiri karena kak Gio dan yang lai sedang dihukum dengan pukulan rotan yang membuat mereka berteriak kesakitan
karena tidak tahan melihat hal yang terjadi didalam sana gue pun memutuskan untuk pergi ke kantin untuk membeli minum sebentar sebelum kembali ke kelas
entah apa yang salah dari gue karena bukannya gue beli minum untuk gue tapi gue malah membeli satu kantong es batu
"tar..tar...gue mau ngapai dehh bawa bawa es begini? bukannya gue mau beli minum buat gue?" ucap gue sambil menepuk jidat gue
kaki gue berhenti melangkah dan menjadi kaku saat gue berpapasan dengan seseorang yang baru saja keluar dari ruang bk dengan wajah menahan sakit sambil memengelus bokongnya
"ehh?" ucap cowo itu dengan wajah bingung saat melihat gue
"kak Gio?" ucap gue lalu dengan kecepatan kilat gue menyembunyikan kantong plastick es batu dibelakang punggung gue
"kamu bukannya tadi dipanggil ke ruang kepala sekolah ya? kok kamu malah dari kantin?" tanya kak Gio tiba tiba
"hah? i..iya tadi saya udah dari ruang kepala sekolah terus saya ke kantin" jawab gue gugup
"ohh.." kata kak Gio sambil mengangguk
"yaudah saya balik ke kelas duluan yaa" kata kak Gio dan gue pun mengangguk
kak Gio berjalan sambil meringis kesakitan dan mengelus bokongnya karena tidak tahan melihat kak Gio kesakitan akhirnya gue pun memberanikan diri
"kak, ini buat kakak" ucap gue lalu memberikan kantong plastick yang berisi es ke tangan kak Gio
"buat saya?" tanya kak Gio sambil menatap kantong yang gue pegang dan gue hanya menjawab dengan anggukan malu
"Makasih ya Ge " kata kak Gio singkat lalu mengambil kantong itu dari tangan gue sambil tersenyum manis
Dunia serasa terhenti saat gue melihat senyumnya langsung, serasa gue ingin melayang tinggi
Setelah itu kak Gio memutar badan dan berjalan pergi menjauhi gue yang masih mematung ditempat
"Shitt....kenapa gue harus begini sihh jadi mati kutu" kata gue dalam hati
Jangan lupa abis baca di comment dan di vote chapter Kali ini.
Jangan lupa juga cek profile gue dan baca new story gue 'A For Us'.
Arigatou godsaimasu
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Teen FictionGio: "mulutku menjadi bisu disaat aku berada didekatmu sehingga aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan, tampa memberi tau bahwa aku mencintaimu, gadis buruk rupa" Gea: "aku hanya bisa menjadi salah satu penggemar rahasiamu dari ratusan perempuan y...