GIO pov
Entah gue harus bersikap seperti apa, senang kah? Ragu kah? Bingung kah? Sungguh hal yang tidak pernah gue duga terjadi saat ini
Luka yang tadinya begitu sakit jika gue rasa kini sudah tidak lagi terasa sakit karena obat yang diberikan oleh orang yang memang gue harapkan
Begitu senangnya gue sehingga tak bisa menahan mulut ini untuk menyunggingkan senyuman
"Yo, masih sakit?" Tanya seseorang tapi gue tidak memperdulikannya
"Gio!" Teriak orang itu sambil menarik rambut gue sehingga kepala gue mendongak kebelakang
"Hah? Kenapa? Sakit tau!" Tanya gue lalu melepas tarikan itu dari rambut gue
"Gua tanya juga, masih sakit gak bokongnya?" Kata orang itu yang sudah jengkel
"Sorry sorry gue ngelamun tadi, udah gak sakit kok" Seru gue dan Kirana pun mengangguk
"Ehh guys hari ini kita minum es dawet yuk ditempat biasa, sekalian gue mau lihat adek gue latihan" kata Lorenzo yang tiba tiba sudah berdiri disamping meja gue
"Traktir yaa!" Ucap gue dan Kirana serentak
"Sial! Yaudah ayoo gue haus nihh" kata Lorenzo lalu menarik tas gue sehingga gue pun bangkit dari tempat duduk
Pas sekali saat gue ingin pergi ke parkiran gue melihat Gea yang baru saja ingin pulang dan sepertinya dia juga dijemput kakak nya
Kirana menyenggol tangan gue saat dia menyadari apa yang gue lihat barusan
"I know.... " ucap gue acuh lalu menaiki motor dan memakai helm, setelah Kirana naik keatas motor gue pun menyalakan motor dan melajukan motor gue menembus keramaian jalan raya yang dipenuhi oleh anak SMA Dalton
Tidak butuh waktu lebih dari sepuluh menit untuk sampai di pangkalan es dawet langganan kami dari SD
"Hallo mas!" Sapa gue dan Lorenzo ke pedagang itu sambil tersenyum senang
"Ehh, hallo boss dateng juga toh akhirnya" sapa balik pedagang itu
"Mas dawet nya tiga yaa, jangan lupa punya Gio jangan manis manis banget" ucap Kirana yang memesan es untuk kami
"Siap non!" Seru pedagang itu lalu mulai membuat pesanan kami
Kami duduk di pinggir terotoar menggunakan bangku plastic, meski dipinggir jalan tapi membuat kami bahagia karena bisa tertawa lepas
"Es dawet special nya buat non Kirana, Den Gio dan Den Lorenzo" kata pedagang itu sambil memberikan tiga gelas es dawet pesanan kami
Gue meminum es yang tadi gue pesan sambil melihat kendaraan yang berlalu lalang
"Eh eh Lor! Itu bukannya adek lo ya?" Tanya Kirana sambil menunjuk kearah seorang perempuan berambut panjang dan berhidung mancung yang sedang berdiri diantara kerumunan orang
"Mana?" Tanya balik Lorenzo sambil menyipitkan mata karena tidak bisa melihat dengan jelas
"Itu tuhh yang lagi bicara sama cewe..." jawab Kirana
"Itu bukannya......" ucap gue yang tertahan sambil berusaha berfikir keras
"Gea!!" Seru kami bertiga serentak sambil membulatkan mata tak percaya
"Iyaa itu benar Gea, kok dia bisa kenal sama adek lo?" Kata gue lalu bertanya ke Lorenzo
"Kan adek gue juga anak skateboard cuy" jawab Lorenzo
"Samperin gak nih?" Tanya Kirana
"Kuyy aja guamah" jawab gue sambil menyesap minuman gue dengam cepat
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Teen FictionGio: "mulutku menjadi bisu disaat aku berada didekatmu sehingga aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan, tampa memberi tau bahwa aku mencintaimu, gadis buruk rupa" Gea: "aku hanya bisa menjadi salah satu penggemar rahasiamu dari ratusan perempuan y...