-waktu kelas X-
Ananda Satyo Michael Fierry adalah anak dari seorang pengusaha. Namun, itu tak membuat hidupnya bahagia. Selama hidupnya, ia belum pernah merasakan cinta. Sejak kecil, ia selalu dikekang oleh papanya. Sedangkan papanya selalu sibuk dengan urusan bisnisnya. Ia merasa kesepian. Ia mencoba mencari hal-hal baru kehidupan di luar rumah. Sampai akhirnya ia masuk di SMAN 01, salah satu sekolah favorit yang diidamkan banyak orang. Tyo sangat beruntung karena bisa menjadi siswa di sekolah itu. Dan itupun ia dapatkan bukan dengan tanpa perjuangan. Tyo adalah salah satu siswa yang termasuk cerdas. Jadi bukan hal yang mustahil baginya untuk dapat masuk ke SMA favorit.
Awal masuk sekolah, kegugupan melanda hati Tyo. Pasalnya, ia melihat banyak sekali cowok yang lebih tampan dibandingkan dengan dirinya. Ia merasa minder. Sampai akhirnya ia bertemu Nayra. Nayra terlihat begitu lugu, manis, cantik, sulit untuk mengungkapkannya, pikirnya. Berawal dari pertemuan yang tak disengaja, mereka berkenalan dan keakraban mereka sedemikian dekatnya. Senyuman Nayra selalu dikenang olehnya. Sejak pertemuan itu, Tyo terus memikirkan Nayra. Namun, karena baru saja masuk SMA. Tyo tak memiliki nyali yang cukup untuk mengungkapkan perasaannya. Dan karena mereka sering pergi bersama-sama, Tyo pun bisa mengenal Sinta dan Icha. Mereka pun bersahabat. Tentang perasaan itu, ia berniat segera mengungkapkannya. Namun, karena kehadiran seseorang, niat itu ia urungkan.
E&F
"Hey, lagi ngapain?" sapa Tyo pada Nayra yang sedang serius membaca novel.
"Lagi baca novel nih." Nayra tersenyum manis. Senyuman maut yang membuat Tyo terasa melayang di udara.
"Kok sendirian? Sinta sama Icha mana?" Tyo celingukan.
"Nggak tahu deh. Kalau baca itu lebih enak kalau sendiri."
Nayra tetap fokus pada novelnya.
"Berarti gue ganggu dong?"
"Nggak juga sih. Kan lo beda sama mereka."
"Beda? Beda gimana maksudnya?"
"Yaaa..., beda aja."
Nayra tak mau mengalihkan matanya dari novel itu. Mendengar jawaban Nayra, Tyo hanya mengangguk. Tyo tersenyum kecil, dalam hatinya ia sedikit senang.
Suasana menjadi hening. Tak ada yang berkata sepatah kata pun. Tyo selalu merasa deg-degan setiap kali ingin bicara dengan Nayra. Ia selalu nervous. Mungkin karena perasaannya pada Nayra. Ia mencoba mengenal Nayra lebih dalam lagi. Ia mendekati Nayra pelan-pelan. Nayra pun menanggapi dengan positif. Karena Nayra merasa Tyo adalah sahabatnya. Bukan lebih dari yang diharapkan Tyo
Itu adalah renungan di dalam hatinya.
Tak terasa waktu bergulir begitu cepat. Bel tanda masuk kelas pun telah berbunyi. Nayra pun mengajak Tyo untuk segera menuju kelas. Kebetulan saat kelas sepuluh, mereka satu kelas. Nayra menarik tangan Tyo, karena Tyo berjalan terlalu lambat. Saat itu, Tyo merasa gemetaran. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Nayra akan memegang tangannya, walau dengan cara kasar dan bukan sebagai curahan perasaannya. Tapi Tyo merasa senang. Ia merasa bahwa Nayra sangat dekat dengannya.
Ketika di kelas, Tyo melamun dan tak mendengarkan penjelasan dari Pak Teja. Tanpa disadari, Tyo menggambar seorang cewek yang ciri-cirinya mirip dengan Nayra. Pak Teja yang mengetahui Tyo sejak tadi tak menyimak pelajarannya, menghampiri dan merebut kertas itu. Tyo terkejut, ia menunduk ketakutan sekaligus menanggung malu. Ketika gambarnya dilihat Pak Teja, dan beliau menanyakannya kepada anak-anak siapa orang yang ada pada gambar tersebut. Dengan serempak, anak-anak menjawab bahwa itu adalah gambar Nayra. Seketika, seisi kelas menertawakan Tyo. Kecuali Nayra, ia justru iba pada Tyo. Pak Teja terlihat amat geram dengan sikap Tyo. Tyo pun pasrah, dan siap menanggung hukuman dari perbuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak ke Mana
RomancePenerbit: Media Pressindo Tahun : 2O13 aku pernah mencari-cari sampai tertelan lelah berkali-kali bermimpi tentang mereka dengan sedikit susah payah atau mengharapkan kasih mereka agar selalu siaga. mungkin aku tak menyadari, cinta takkan pernah kem...