TELAH USAI

27 0 0
                                    

Ini adalah hari minggu. Seluruh anggota keluarga Nayra berkumpul. Mamanya libur kerja dan Jemy pun ikut libur. Nayra senang jika sedang dalam situasi seperti ini. Pagi itu, mamanya mengajak Nayra membuat kue. Mamanya itu memang pandai membuat kue. Tapi karena ada bahan yang masih kurang. Mamanya mengajak Nayra ke Supermarket untuk membeli bahan-bahan kue. Jemy tak bisa ikut karena dia sedang asyik mencuci motor kesayangannya.

Tiba di Supermarket, mamanya langsung masuk. Tapi Nayra tidak. Ia lebih memilih menunggu di taman yang ada di seberang Supermarket. Nayra duduk santai di kursi taman. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh pemandangan yang tidak mengenakkan. Ia melihat Bass sedang bergandengan tangan dengan seorang cewek cantik tinggi semampai yang mengenakan rok sangat pendek. Ternyata Bass juga melihat dirinya. Maka Bass dengan sengaja lewat di hadapan Nayra.

"Hai, Nayra. Sendirian aja. Mana pacar kamu?" ledek Bass.

Namun Nayra tak termakan oleh ucapan Bass. Ia hanya diam dan mengacuhkannya. Rupanya Bass pun tak tinggal diam. Dia menghampiri Nayra.

"Cewek cantik itu nggak boleh duduk sendirian. Mau aku temenin nggak?" Bass mencolek dagu Nayra. "Enggak punya pacar, ya? Haha.. kasihan banget sih. Sini ikut aku aja yuk, Sayang." Bass menarik tangan Nayra. Nayra pun merintih kesakitan.

Tiba-tiba ada seseorang mengenakan topi, menarik Bass dan menonjok muka Bass hingga babak belur. Sebelum sempat memukul lagi, Bass sudah menyatakan menyerah. Ketika Bass bertatap muka dengan orang itu, Bass terkejut dan ketakutan. Ia pun segera beranjak pergi sambil menggandeng cewek itu lagi. Nayra jadi penasaran dengan orang itu. Belum sempat Nayra berdiri, orang itu sudah menghampiri dirinya. Dan ketika orang itu membuka topinya, Nayra terkejut bukan main. Ia tak percaya akan sosok yang berada di hadapannya itu.

"Sinta!!" Nayra melonjak kegirangan. Ia memeluk Sinta dengan erat.

"Nay, lepasin gue dong. Nafas gue sesak nih," keluh Sinta.

Nayra pun melepaskan pelukannya. Nayra begitu bahagia. Ia tak menyangka akan bertemu dengan Sinta. Terlihat wajah senang pun terpancar dari wajah Sinta.

"Ta, lo kok tiba-tiba ada disini sih? Lo hebat banget tadi. Gue sampai nggak kenal sama lo. Penyamaran lo berhasil banget." Nayra memerhatikan penampilan Sinta yang berbeda sekali, ia terlihat sangat tomboi dan dengan rambut yang disembunyikan di balik topi, terlihat semakin mirip cowok.

"Nay, gue kan udah pernah bilang sama lo. Gue akan kembali, buat lo." Nayra kembali tersenyum senang.

"Tapi, buat apa lo balik kesini kalau bakal ninggalin gue lagi," gerutu Nayra.

Sinta tersenyum renyah. "Enggak, Cantik. Gue nggak akan pergi lagi. Mulai sekarang, gue akan selalu ada buat lo."

Nayra tersenyum bahagia begitupun dengan Sinta. Mereka berpelukan kembali. Terimakasih, Tuhan. Nayra menerawang langit luas. Ia begitu bahagia hari itu. Beban di pundaknya terasa terangkat semua. Ia tak tahu harus bicara apa lagi untuk meluapkan kebahagiaannya. "Nayra!" teriakan itu membuat mereka melepaskan pelukannya. Ternyata mamanya.

"Nayra, Mama cari kamu dari tadi ternyata disini sama..." Mamanya sedikit terkejut dengan kehadiran Sinta.

"Ma... Sinta udah kembali lagi," ucap Nayra girang.

Mamanya mengucek-ucek matanya, "ini Mama nggak salah lihat? Ini kamu, Sinta?" Sinta mengangguk.

"Ya sudah, kalau begitu ajak Sinta ke rumah kita. Kebetulan kan kita mau buat kue. Kamu ajak Tyo dan Icha juga."

Nayra mengacungkan jempol tanda setuju. Mereka pulang dengan senyuman ceria.

Sesampainya di rumah. Jemy yang membukakan pintu, dibuat melongo dengan kehadiran dan penampilan Sinta.

Cinta Tak ke ManaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang