"Nay..."
Panggilan itu begitu mengagetkannya. Terlihat berlebihan memang. Nayra melotot melihat cowok tinggi yang berdiri di hadapannya. Nayra berusaha menghilangkan rasa gugupnya, rasa takut yang tidak wajar.
"Basstian..."
"Hey, sejak kapan kamu manggil aku dengan nama lengkap begitu?"
"Itu bukan nama lengkap, Bass. Sejak kapan kamu hobi bikin aku kaget?" Nayra cemberut, ia mengaduk-aduk jus yang ada di hadapannya.
"Aku ngagetin kamu? Maaf, deh. Makanya jangan ngelamun." Nayra terkejut. Bass begitu terlihat tenang. Ia duduk di samping Nayra.
"Pertanyaan yang tadi pagi belum kamu jawab," Nayra mendadak panik mendengar ucapan Bass itu. Bass menarik nafas panjang, "aku mau kamu jawab sekarang." Nayra menoleh. Dilihatnya mata yang penuh dengan keseriusan itu. Sekarang Nayra bingung harus menjawab apa. Sebenarnya bisa saja ia mengatakan yang sejujurnya, tapi itu akan menjadi lampu merah bagi Bass dan tidak akan membiarkan dirinya lebih dekat lagi dengan Tyo. Bass tipikal cowok cemburuan yang mudah emosi. Sementara Tyo, aslinya memang ia adalah pribadi yang tenang. Tapi ia tidak akan tinggal diam jika orang yang ia sayangi disakiti oleh orang lain. Hampir sama, tidak jauh berbeda. Itu yang ditakutkan Nayra.
Nayra berhenti dari lamunannya, ketika Bass melambai-lambaikan tangannya di depan wajahnya. Ditengoknya ekspresi Bass. Sedetik kemudian, Nayra sudah menemukan keputusan yang tepat.
"Aku kemarin nggak kemana-mana. Cuma mampir ke rumah Sinta sebentar," jawabnya tegas. Bass tampak belum puas dengan jawaban Nayra.
"Sama siapa?" Nayra terdiam. "Nayra, kamu pergi sama siapa?" tanyanya ulang. Nayra tetap terdiam. Mungkin sebentar lagi Bass akan membentaknya, pikirnya. Namun ternyata tidak.
"Kamu pasti tahu aku pergi sama siapa," jawabnya singkat. Bass melongo, tak mengerti. Tak mengerti dengan sikap Nayra yang mendadak dingin kepadanya. Nayra beranjak dari kursinya. Belum sempat melangkah, tangannya di tahan oleh Bass. Nayra merasa menggigil. Jantungnya mau copot. Pasti Bass akan memarahinya, dan akan menyuruhnya menjauhi Tyo. Dan melarangnya ini itu. Oh, Tuhan, aku mohon jangan! Bass berdiri dan mendekatkan wajahnya.
"Nanti aku antar kamu pulang ya," bisiknya. Nayra terkejut. Ia merasakan jantungnya berdebar cukup kencang. Ia beranikan menoleh dan melihat wajah Bass. Bass tersenyum riang. Nayra semakin heran. Ia memandang wajah itu lekat-lekat, senyum itu, seperti menyimpan sesuatu, sesuatu yang ditakutkan Nayra. Harapannya adalah semoga hal terburuk itu tidak pernah terjadi. Tiba-tiba saja ia merasa kepalanya pusing. Ia melepaskan genggaman tangan Bass. Tersenyum dan berlalu pergi. Bass memandangi punggung pacar cantiknya itu. Ia diam-diam semakin sayang pada Nayra. Tapi mungkin itu akan berubah. Entah kapan, ia tak tahu.
E&F
Kamu pasti tahu aku pergi sama siapa.
Mengingat perkataan Nayra tadi, orang pertama yang dicari Bass adalah Tyo. Tapi sebelumnya, ia sudah lebih dulu memanggil semua teman-temannya. Bukan pengeroyokan ataupun perkelahian yang dituju Bass. Tapi kejelasan dan penjelasan yang sesungguhnya dari Tyo yang tak bisa ia dapatkan melalui Nayra. Dipaksa seperti apapun, Nayra tidak akan mau buka mulut. Dan ia pun tak ingin memaksa Nayra. Terlalu sayang jika gadis secantik dia disakiti walau hanya dengan ucapan.
Mata Bass tidak henti-hentinya melihat ke sekeliling sekolah, ia terus mencari-cari Tyo. Lebih dari sepuluh menit sosok Tyo, cowok yang sama jangkung dengan dirinya hanya saja Tyo mendapat kulit sawo matang yang terkesan cokelat. Sementara dirinya beruntung ditakdirkan memiliki kulit putih bersih, namun tidak pucat. Sebenarnya Tyo memiliki kulit kuning bersih, namun karena sering terkena sinar matahari saat ekskul, jadilah kulitnya berubah. Sekarang yang Bass inginkan hanyalah Tyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak ke Mana
RomancePenerbit: Media Pressindo Tahun : 2O13 aku pernah mencari-cari sampai tertelan lelah berkali-kali bermimpi tentang mereka dengan sedikit susah payah atau mengharapkan kasih mereka agar selalu siaga. mungkin aku tak menyadari, cinta takkan pernah kem...