Tinggal dirumah Ali

1.4K 92 0
                                    

"Mimpi apa bisa dijodohin gini sama dia? Ali my fav idol? Serius kan naufal aliansyah? Thanks papah!" Ucap prilly menoleh kegorangan pada rawles.

"Iya kamu seneng kan prill? Papah juga gak nyangka setelah bertahun tahun gak ketemu sama irwan. Ternyata anaknya dia si ali idola kamu itu." Jelas rawles menghampiri anaknya.

"Aku seneng banget pah. Duh dia bakal suka gak yah sama aku?  Ah pah aku gak pede nih"  keluh prilly pada rawles.

"Anak papah kan cantik. Pasti dia suka. Nanti malem papah anter kamu nhedate sama dia. Tapi nanti papah tinggal ya? Ada meeting soalnya. Jangan lupa dandan yang cantik, oke?" Jelas rawles meyakinkan prilly.

"Siap boss" memberi hormat pada rawles yamg kini tengah memeluknya.

"Thanks for everything pah." Membalas pelukan rawles.

***


"Papah kok dadakan sih. Aku ikut aja ya pah? Nemenin papah di sana?" Keluh prilly pada irwan. Memang dua hari lagi irwan akan terbang ke turki. Bahkan pindah kesana untuk memimpin cabang perusahaannya yang baru.

"Trus kuliah kamu gimana? Sabar ajalah kamu kan tinggal nunggu sidang aja. Sementara ini kamu tinggal dirumahnya ali. Papah udah ngomong sama om Irwan. Tapi awas ya! kamu jangan macem-macem disana." Ujar rawles, sambil menelan makanan dimulutnya.

"Dirumah ali pah? Serius? Mau deh kalo gitu" jawab prilly tersenyum riang, meneguk jus jeruk ditangannya.

"Idih nih anak, malah kesenengan. Tapi kamu inget ya prill. Biar gimanapun kamu tinggal satu atap sama laki-laki asing. Kamu harus jaga diri. Harus inget batasan-batasan yang harus kamu jaga. Papah gamau ya kalau nanti sampe denger kabar yang enggak-enggak." Ujar rawles sambil menelan roti yang sudah dia potong, "pokoknya kamu harus jaga diri. Oke?" Lanjut rawles meminta persetujuan sang anak.

"Oke papah!" Jawab prilly menyatukan ibu jari dan jari telunjuk membetuk sebuah lingkaran, "lagi juga prilly udah ngerti batasan batasan prilly pah. Prilly janji deh gabakal macem-macem. Tapi kalo ali-nya yang macem macem prilly mana bisa nolak" ujar prilly meledek ayahnya.

"Eh! Nih anak! Awas ya kamu. Papah pecat kamu jadi anak." Ucap rawles kesal.

"Bercanda sih paaah. Serius banget.wleee" sagut prilly meledek, "emang papah perginya kapan sih?" Tanya prilly kepada rawles.

"Dua hari lagi. Maaf deh dadakan. Papah kira om broto bisa papah kirim buat ngurus cabang baru disana. Tapi ternyata gabisa. Istrinya kan lagi sakit. Yaaa jadi mau gak mau papah yang kesana" jawab rawles menjelaskan.

"Emang tante intan parah ya pah sakitnya?" Tanya prilly penasaran pada ayahnya. Intan istri dari Broto.

Broto, rekan kerja rawles. Dulu broto punya perusahaan sendiri. Dan rawles coorporation adalah partner perusahaan Moza.coorp perusahaan yang broto rintis. Tapi sayang perusahaannya mengalami penurunan hingga terpaksa dia menutup moza.coorp. lalu rawles menawarkan broto untuk bekerja di perusahaannya. Keluarga rawles dan broto sudah sangat dekat. Broto sendiri tidak mempunyai anak. Sedangkan rawles kehilangan istrinya sejak Zavira sang istri meninggal saat melahirkan prilly. Setidaknya saat ini prilly adalah semangat hidupnya. Semua yang dia lakukam hanya untuk kebahagiaan prilly. Prilly itu benar benar duplicate sang mama, Zavira.

"Iya prill keadaannya makin parah. Sekali kali lah kamu jenguk mereka. Semenjak kuliah kamu jadi gapernah jenguk mereka. Tante intan nanyain kamu terus loh. Kangen katanya." Jelas rawles.

"Iya pah. Nanti aku bakal main main deh. Sekali kali nemenin tante intan. Kangen juga sih sama tante intan." Ujar prilly menyetujui ucapan rawles.

"Yaudah prill papah udah selesai nih, berangkat duluan ya" sambung rawles meninggalkan prilly diruang makan.

True Love (In Any Condition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang