Keraguan

2.3K 67 0
                                    

Kebohongan tidak sebercanda itu. Kebohongan tetap saja kebohongan.

Yang dikatakan prilly tadi itu bukan yang sebenarnya. Sungguh prilly sudah tidak sabar ingin mengatakan kebenarannya pada ali. Prilly merasa tidak enak hati membuat ali gelisah. Benar, Nando adalah mantan teman dekatnya dulu. Tapi dulu, nando hampir melecehkan prilly. Yang membuat prilly membuang jauh jauh angan untuk menjalin kasih. Tidak pernah ada tidur bersama, sama sekali tidak ada.

Setelah mendatangi butik untuk fitting baju pengantinnya prilly tidak langsung pulang. Prilly mengirim pesan singkat pada Nesa untuk bertemu di warung Nasi bebek langganan mereka.

"Jadi ruwet nih nes."keluh prilly sembari mengunyah , "dia marah beneran kayaknya."

"Dasar anak cebong. Kan udah gue bilang. Jangan macem macem. Lo lagian sih tiba tiba bawa bawa si Nando." Oceh Nesa sembari meneguk Teh Tawar Panas kesukaannya kalau lagi makan Nasi bebek, biar gak kolestrol katanya.

"Sebenernya tuh tadi cuma ribut kecil, tapi gue nya ngungkit ngungkit cewek yang pernah deket sama ali jadi kesel sendiri. Udah aja gue asal njeplak nyebut pernah gituan. Pas lo dateng gue kepikiran buat si ali cemburu nyebut Nando. Eh malahan dia marahnya beneran bukan sekedar ngambek. Gimana dong gue bingung." Ucap prilly gelisah.

"Yaudah gausah ribet lo ngomong aja yang sebenernya. Bilang 'yank tadi itu aku gak beneran kok. Sumpah aku belun pernah ngapa ngapain sama si nando. Dulu emang aku hampir aja di lecehin sama dia tapi untungnya ada Nesa dateng kerumah. Sumpah deh aku gangerti sama gituan. Kamu jangan marah yaa' beres, selesai. Pasti dia redam deh." Ucap nesa menyarankan prilly.

"Tapi gimana kalo dia masih marah setelah gur ngomong gitu?" Tanya Prilly cemas.

"Yaaa usaha aja dulu. Hasil urusan belakangan. Udah ah cepetan abisin makannya. Gue janjian nih sama bimo." Ucap nesa sembari menyuapkan nasi kemulutnya.

"Ishh Rese lo" gumam prilly.

***

"Assalamualaikum" ucap prilly memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam" jawab seorang perempuan. 'Dia Rania bukan' pikir prilly.

Perempuan di depannya tersenyum. Senyum yang dirasa prilly sangat janggal. "Hai.. aku Rania."ucapnya memperkenalkan diri, "kamu masih inget kan?" Prilly mengangguk tersenyum kikuk. Mau apa dia kesini pikirnya. Atau ali yang membawanya kesini. Jadi cuma karna hal tadi ali udah bawa dia kesini? Pikirnya lagi gelisah.

"Kamu udah pulang?"tanya ali datar. membuat prilly tersadar dari lamunannya. "Kamu masuk aja duluan. Aku sama Rania mau reading buat iklan baru." Jelas ali membuat prilly terheran - heran.

Kenapa Reading untuk iklan dirumah mereka. Bahkan dulu waktu Rania datang lagi untuk sekian lamanya ali sangat tidak suka. Apa ali sengaja? Apa ali ingin membuat prilly cemburu? Beberapa pertanyaan masih menggantuk di otak prilly. Niatnya u tuk meminta maaf sirna sudah. Saat prilly ingin melangkah masuk kedalam tanpa banyak bicara. Tiba giba Rania memanggilnya.

"Prill tunggu.." panggil Rania lembut.

"Apa?" Jawab prilly sedikit ketus. Membuat ali menoleh pada prilly.

"Hmm.. sebenernya selain reading untuk iklan aku kesini juga mau ucapin selamat buat kalian. Maaf juga buat kejadian waktu itu. Aku gak tau kalo kamu calon istrinya Naufal." prilly membuang muka tidak suka mendengar kata Naufal keluar dari mulut Rania, "maaf ya?"

"Okay, gak masalah." Jawab prilly memaksakan senyumnya.

"Kamu beruntung banget ya? Padahal cuma berawal dari fans bisa jadi istrinya ali. Andai dulu aku gak ngelepasin ali begitu aja, mungkin sekarang aku yang jadi istrinya ali." Ucapan Rania kali ini sungguh membuat prilly marah. Tapi dengan tenang menjawab.

True Love (In Any Condition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang