Preeklampsia

1K 58 1
                                    

"Preeklampsia?" tanya Ali menherutkan keningnya.

"ya, Preeklampsia atau dokter sekarang menyebutya Gestosis adalah salah satu kondisi medis dengan hipertensi saat kehamilan, beberapa ibu mempunyai resiko Preeklampsia saat Kehamilan, dengan tanda tingginya tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg, tungkai bawah bengkok berlebihan dan adanya protein dalam urin (Proteinuria). Preeklampsia merupakan penyebab kematian nomer dua terhadap Ibu Hamil setelah pendarahan." jelas dokter Anthony.

"menyebabkan kematian dok? Separah itu?"

"betul, memang kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi ibu dan bayi nya" dokter Anthony melepaskan kacamatanya.

"sejak kapan istri saya terkena penyakit ini dok?"

"Sejak usia kandungan beliau memasuki bulan ke enam atau 24 minggu. Sebenarnya Preeklampsia dapat terjadi pada Usia kehamilan 20 minggu atau mendekati saat kelahiran, dan berefek buruk pada system kekebalan tubuh termasuk pada plasenta yang menyediakan zat gizi bagi janin." jelas dokter Anthony. "Gejala nya bermacam- macam, ada faktor usia terlalu muda pada ibu hamil, obesitas, kadar protein tinggi , riwayat keluarga, kurangnya vitamin D dan lain hal. tetapi pada kasus prilly, beliau memiliki kadar protein yang tinggi. Sedangkan Wanita hamil yang memiliki kandungan protein tinggi dalam darah ataupun urine memiliki risiko lebih besar untuk mengidap penyakit pre-eklampsia, pertumbuhan dan fungsi dari pembuluh darah akan terganggu oleh kandungan protein ini." ucap dokter sambil membolak balikkan kertas rekam medis milik prilly.

"Preeklampsia berbahaya karena dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh ibu hamil, misalnya Otak, Paru-Paru, Jantung, Ginjal, mata dan sistem darah. Kelainan ini juga akan berakibat buruk pada janin, karena bisa menyebabkan Janin kekurangan nutrisi dan oksigen. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit." ali menarik nafas lebih dalam lagi mendemgar menjelasan dokter.

"Kurangnya nutrisi dan oksigen yang didapatkan janin menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah, kelahiran prematur, biru saat dilahirkan (asfiksia), dan kelainan lain pada janin.
" terang dokter lebih jelas. Ali mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajah.

"ada obatnya dok?" tanya ali serius.

"Preeklampsia sering dapat dikelola dengan obat-obat oral atau IV sampai bayi cukup matang untuk lahir. Kondisi ini sering membutuhkan pertimbangan risiko lahir prematur dibandingkan dengan risiko gejala preeklampsia berkelanjutan."

"kita bisa memberi Antihipertensi, obat penurun tekanan darah yang aman bagi janin dan ibunya.
Kortikosteroid, Paru-paru janin bisa berkembang lebih cepat dalam waktu singkat dengan bantuan obat ini. Selain itu, kortikosteroid juga dapat meningkatkan kinerja liver dan trombosit, sehingga kehamilan dapat dipertahankan lebih lama.
Antikejang,Dokter bisa saja meresepkan obat antikejang jika preeklamsia yang diderita cukup parah, agar terhindar dari munculnya kejang."

"jika kondisi ini semakin parah, bisa berlanjut menjadi Eklampsia.
Gejala yang menandakan peningkatan risiko eklampsia termasuk nyeri pada perut bagian atas kanan, sakit kepala parah, dan penglihatan serta perubahan status mental."

"Orang yang terkena Eklampsia mungkin mengalami nyeri didaerah perut. Gastrointestinal retensi air, mual atau muntah. Atau yang umum seperti kejang, hipertensi gestasional, gangguan penglihatan, gawat janin, pembengkakan, pembengkakan pada anggota gerak (lengan & tungkai), perubahan status mental, pingsan, refleks terlalu aktif atau sakit kepala."

****

Sebelum pergi ke lokasi shooting. Ali diam diam mendatangi Dokter Anthony yang selama ini menangani kehamilan prilly. Ali merasa curiga dengan kondisi fisik prilly akhir akhir ini. Kaki nya membengkak, emosi nya benar benar tidak stabil, ditambah dengan sikap prilly yang tidak ingin melahirkan selain dengan dokter Anthony.

Ali sangat terkejut demgan apa yang disampaikan oleh dokter Anthony. Separah itu dan istrinya sama sekali tidak memberi tahu dirinya.

Ali membanting stir saat keadaan jalan sepi. Dia harus kembali menemui prilly.

Selang waktu satu jam dari rumah sakit ke Rumahnya. Asal memarkirkan mobilnya di garasi. Tergesa gesa memasuki rumahnya. Langkahnya terhenti setelah mendengar percakapan prilly dengan seseorang sembari tersedu.

"jadi sekarang lo bisa kasih tahu gue apa nama penyakit yang lo alamin? Biar gue bisa bantu ngerawat lo. Kalo lo cuma bilang penyakit ini resikonya kematian tanpa gue tau penyakitnya ya percuma prill." ucap nesa memegang bahu prilly yang masih terisak.

"pre..pre..."

"preeklampsia" suara bariton menyela ucapan prilly. Nesa dan prilly tersentak mendapati Ali sudah berdiri dibelakang sofa yang mereka duduki.

"Ali" ucap nesa "lo bukannya udah ke lokasi?"  kata nesa setengah canggung. Ali menggeleng. Wajahnya terlalu khawatir memandangi istrinya. Nesa paham, mereka berdua butuh bicara empat mata. "gue rasa lo berdua harus bicara. Gue pamit" prilly masih terduduk dengan isakan tanpa suara yang semakin menjadi.

"thanks nes, take care ya" ucap ali. Kemudian nesa meninggalkan mereka berdua.

"kenapa kamu gak cerita?" ucap Ali duduk menghadap prilly. Sementara istrinya masih menunduk dan meremas buku buku jarinya. Ali memeluk istrinya. Tangis prilly pecah.

"sejak kapan kamu tahu?" tanya prilly setelah tenang.

"tadi aku ke tempat dokter Anthony. Dia ngejelasin semuanya ke Aku." jelas ali masih memeluk istrinya dari samping.

"resiko nya kematian.  Jadi nanti kalau aku melahirkan dam kamu diminta untuk menyelamatkan salah satu dari kita. Aku mohon. Kamu pilih anak kita ya?" ucap prilly memandang wajah Ali.

"aku yakin kalian berdua bisa selamat." ucap Ali memgeratkan pelukannya. Prilly memejamkan matanya.

"seandainya apa yang aku takutin terjadi. Aku mohon jalanin apa yang aku pinta tadi. Kalau kamu mau nikah lagi, tolong cari calon ibu buat anak kita yang bener bener tulus sama anak kita. Aku gamau anak aku di jahatin sama ibu tiri." ucapnya tertawa kecil. Sedangkan ali tidak suka dengan gurauan istrinya.

"Aku gak suka kamu ngomong yang enggak enggak" ucap Ali mengecuo kening istrinya. Prilly meneteskan air matanya.

"aku serahkan semuanya padamu ya Allah" ucap prilly dalam hati.

True Love (In Any Condition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang