healing

500 23 5
                                    

Alisaa Pov

Kamu tahu kan perasaan mencintai seseorang itu akan lebih berarti kalau dicintai kembali?
Entah ini benar atau salah. Tapi aku merasakan hal yang pertama saat ini.
Aku sedang mencintai seseorang yang bukan milikku. Seseorang yang satu tahun dua bulan ini sudah mengisi hari hariku menggantikkan mendiang suami dan anakku. Yaa meskipun status nya hanyalah antara seorang adik dan kakak tiri. Tapi dengan seiring berjalannya waktu aku merasakan hal yang lebih.
Merasa di butuhkan dan di inginkan, itulah yang aku alami beberapa bulan belakangan ini.

Merawat, mengASIhi seorang bayi perempuan mungil yang amat lucu dan malang. Putri, sejak lahir tidak pernah merasakan belaian ibu kandungnya sendiri, Prilly.

Awalnya aku merasa kasihan, betapa malangnya keluarga kecil ini. Tapi lama-lama aku menikmati, dan muncul perasaan tidak suka ketika aku mendengar kabar bahwa Prilly sudah sadar.

Bagai tersambar petir. Aku tersadar bahwa detik itu juga, sosok itu akan kembali mengisi rumah ini, dan aku?... Haha pasti aku sudah tidak dibutuhkan lagi. Perasaan terdalam mengatakan ini tidak boleh terjadi. Aku harus tetap menjadi yang utama dirumah ini.
Bukan dia.
Hmmmm apa aku salah?

"Ca, ayo makan, kenapa kamu bengong aja dari tadi?"
Suara ali menyadarkanku dari lamunan.
Kami semua sekarang berada di meja makan.
Yaa... Sudah hampir 4 bulan perempuan itu mengisi rumah ini setelah dia sadar dari tidur panjangnya.

"Iya nih, ka ica, kenapa? Ka ica sakit?" Ucap prilly menambahkan. Suara yang sangat tidak ingin aku dengar dirumah ini. Aku tersenyum simpul, berusaha meredakan gemuruh di dada.

"Iya nih, kayaknya aku ga enak badan deh pril, " muka Ali terlihat sedikit cemas. Bagus, aku suka.

"Kamu sakit ca? Apa yang kamu rasain? Kita ke dokter ya?" Ucap ali dengan memberondong pertanyaan.

"Hmm , kayaknya aku istirahat aja deh, paling nanti juga sehat lagi, aku.. keatas dulu ya?" jawabku segera meninggalkan mereka di ruang makan.

Baru akan menaiki anak tangga aku mendengar perdebatan kecil antara mereka.
"Kamu... Khawatir sama Alisa mas?" Ucap prilly sedikit sinis. Kudengar Ali sedikit menarik nafas.

"Iya sayang, kamu gak mikir yang aneh aneh kan tentang aku?"jawab ali,

"Hmm, tadi nya sih engga. Tapi setelah kamu ngomong kayak gitu, jadi kebalikannya sih. Ya semoga perasaan aku salah ya mas?" Ucap prilly,
aku mengintip dibalik dinding, prilly meninggalkan meja makan dengan diikuti mimik wajah penasaran ali.

"Prill, maksud kamu apa? Ica saudara aku loh prill?" Tanya Ali, prilly melajukan kursi rodanya keruang depan sambil berkata

"Kamu jangan lupa, dia itu kakak tiri kamu, kalian gak sedarah" Ali menghampiri prilly.

Aku senang, aku sangat senang mengetahui bahwa perasaan prilly terlalu amat sensitif dan... Pencemburu.
Ini akan membuat semuanya jadi lebih mudah.


Prilly POV.

Entah kenapa, selama empat bulan kembali kerumah ini, suasana rumah ini berbeda. Dulu aku yang mendominasi dirumah ini. Sekarang?

Alisa,
yaaa.. Alisa kakak tiri Ali.
Entah ini perasaan aku yang terlalu berlebihan, atau memang... Ah sudahlah.
Sebenarnya aku tidak ingin  memikirkan ini terlalu jauh, tapi empat bulan belakangan ini aku semakin curiga dengan sikap Alisa. Seperti bukan seorang kakak yang tulus membantu adiknya. Seperti ada perasaan lebih.
Atau mungkin memang aku yang berlebihan,

"Ca, ayo makan, kenapa kamu bengong aja dari tadi?" Ucap ali turut menyadarkan lamunanku. Kulihat Alisa tersenyum dan megusap punggung tangan Ali. Apa apaan? Gestur tubuh itu gak ada kaitannya dengan pertanyaan ali!!

"Iya nih, ka ica, kenapa? Ka ica sakit?" See.. dia sadar aku memperhatikan tangannya dan segera melepasnya.
Aku tersenyum seolah olah tidak terjadi apa-apa barusan. Ali gak sadar apa? Atau emang ada apa apa diantara mereka?
Gak! Untuk saat ini aku gak boleh terlalu curiga. Aku akan cari tau pelan pelan.

"Iya nih, kayaknya aku ga enak badan deh pril, " jawab Alisa. Tetapi pandangannya segera meneliti ke arah ali. Ada apa? Aku pun memperhatikan suami ku.

"Kamu sakit ca? Apa yang kamu rasain? Kita ke dokter ya?" Ucap ali terlihat khawatir. Mungkin memang Ali khawatir terhadap kakaknya? Semoga.

"Hmm , kayaknya aku istirahat aja deh, paling nanti juga normal lagi, aku.. keatas dulu ya" ucapnya sambil mengelus tangan suamiku dan tersenyum tanpa sedikitpun menoleh ke arah ku.
Apa apaan ini!!
Apa aku cuma bayangan disini?
Aku harus memulainya. Harus, cepat atau lambat aku gak perduli. Kalau memang ica ada maksud lain, setidaknya aku bisa mencegah dari awal.

"Kamu... Khawatir sama Alisa mas?" Ucapku sedikit sinis. Suamiku sedikit menarik nafas.

"Iya sayang, kamu gak mikir yang aneh aneh kan tentang aku?" Tunggu, kenapa dia tanya mikir aneh aneh. Itu hanya pertanyaan tapi seolah olah dia tau kalo aku mencurigai sesuatu diantara mereka.

"Hmm, tadi nya sih engga. Tapi setelah kamu ngomong kayak gitu, jadi kebalikannya sih. Ya semoga perasaan aku salah ya mas?" Jawabku   emosi meninggalkannya diruang makan. Secepat mungkin aku memutar roda kursi rodaku keruang depan.

Kudengar kursi bergeser dan langkah kaki Ali mengejarku.
"Prill, maksud kamu apa? Ica saudara aku loh prill?" Tanya suamiku.
Aku terus melajukan kursi roda ke ruang depan sambil berkata.
"Kamu jangan lupa, dia itu kakak tiri kamu, kalian gak sedarah" ucapku sarkas.

Sampai akhirnya Ali berhasil meraih kursi rodaku dan menghentikan gerakan tanganku memutar roda.

"Prill? Kamu cemburu sama Alisa?" Tanya suamiku tanpa basa basi.

Bagus, saat ini aku memang tidak ingin bermain kode.
"Iya, tapi semoga kecurigaan aku salah" jawabku menatap matanya yg terlihat gugup.

"Atau ada hal yang kamu mau kasih tau ke aku? Tentang kalian?"

Ali menarik nafas dalam. "Kamu siap siap, habis ini kita kerumah sakit. Tadi aku dihubungin rumah sakit kalu mereka udah dapat pendonor ginjal untuk kamu."

see?????? Dia mengalihkan pembicaraan, kamu lupa? Dari dulu kamu itu gak akan pernah bisa bohong sama aku. Aku yakin sudah terjadi sesuatu diantara kalian. Dan aku belum siap menerima itu semua.











Next nya kalian akan kaget, ya tapi namanya idup ya gada yg mulus. Setia setianya orang juga pasti pernah khilaf kan?

True Love (In Any Condition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang