Menghindar

1.2K 73 0
                                    





Sejak kejadian kemarin pagi. Prilly tak pernah keluar dari kamarnya. ali mengetuk pintu kamar sang gadis, sekedar memperingati untuk makan siang dan malam, namun gadis itu sama sekali tidak menanggapinya. Tapi saat irwan yang menegurnya, gadis itu berdalih sedang menghapal materi untuk sidangnya lusa.

" udah dibawa masuk kok makanannya.. prilly makan dikamar aja, sambil ngapalin buat sidang lusa om" jelasnya pada irwan.

"Yaudah kalo gitu. Om sama ali kebawah dulu ya..? Ayok li." ajak irwan pada ali yang masih memperhatikan prilly. Matanya tertuju pada meja belajar prilly yang hanya berisikan buku buku, serta laptop gadis itu yang masih tertutup rapat. tidak ada tanda tanda bahwa gadis itu tengah menghapal. Juga Sama sekali tidak terdapat makanan didalam kamar prilly.

Semenjak kejadian kemarin prilly hanya sibuk memikirkan ucapan ali. Ali menyadari prilly berbohong pada irwan.

Pagi ini prilly sudah rapih sekali. Memakai celana jeans dan kaos putih pendek dilapisi cardigan coklat kesukaannya. Berjalan menuju ruang makan. Tidak untuk sarapan, hanya sekedar minum susu. Membuat ali yang tengah duduk disamping irwan memperhatikan gerak gerik gadis itu.

"Pagi prill" sapa irwan yang tengah menyesap susu putih diruang makan. Sedang kan ali masih tetap memotong roti sandwich dan memasukannya kedalam mulut sambil terus memperhatikan gadis dihadapannya.

"Pagi juga om.. tumben jam segini belum berangkat?"sapa balik prilly pada irwan kemudian bertanya.

"Iya.. om emang hari ini gak ke kantor. Tapi terbang ke surabaya nanti jam 10, urusan kantor." jawab irwan."Kamu hari ini ke kampus prill?"

"Engga om. Besok kan sidang." Jawab prilly.

"Rapih banget. Mau kemana?" Tanya irwan lagi.

"Janjian, sama temen om. sekalian juga ijin, kayaknya aku pulang abis maghrib ya om.. sedikit ada urusan." Jawab prilly juga meminta ijin pada irwan.

Sebenarnya prilly hanya ingin kerumah vanesa, Sahabatnya dikampus. Tentang ijin pulang malam, prilly hanya ingin menghindar dari ali.

"Oh.. kalo gitu kamu jangan bawa mobil prill... bahaya kalau perempuan pulang malam sendirian. Dianter ali aja ya? Nanti pulangnya dijemput. Ali juga hari ini gak ada shooting, ya kan li?" Tawar irwan pada prilly, kemudian bertanya pada anaknya. Yang ditanya pun langsung menoleh.

"Eh iya pah. Ali lagi break seminggu ke depan. Yaudah prill gue anter aja ya?" Jawab ali tersenyum pada prilly. Namun prilly hanya memberikan mimik muka datar saja pada ali. Poor ali...
Irwan menoleh pada prilly menunggu jawaban.

"Eh..nghh.. ngga usah deh Li...Om... aku sendiri aja naik taksi... jadi nanti pulangnya gak sendirian dianterin sama temen aku" jawab prilly ragu.

"Temen kamu perempuan? Nanti dia pulangnya sendiri kan juga bahaya prill.." tanya irwan.

"Cowok kok om.. eh maksud aku.. temen aku ada cewek sama cowok nya.. nanti aku minta anterin sama yang cowok aja." Jawab prilly berbohong. Memancing rasa penasaran ali. Cowok? Pacarnya kah pikir ali.

"Yaudah om aku berangkat dulu ya" pamitnya pada irwan. Tidak pada ali.

"Nggak makan dulu?" Tanya ali.

"Enggak nanti dijalan aja. Buru- buru soalnya." Jawab prilly.

"Yaudah prill.. hati hati dijalan. Jangan lupa sarapan ya" tegur irwan.

"Oke om... bye" jawab prilly berlalu meninggalkan ruang makan.

"Pah.. ali juga keluar ya.. janjian sama bimo." Ucap ali pada irwan.

True Love (In Any Condition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang