Jodoh itu ibarat kematian. Kita akan tidak pernah tahu kapam dam dimana mati akan menghampiri. Sama hal nya dengan jodoh, entah dia siapa, apa, dan bagaimana rupanya. Tidak tahu bagaimana cara dia menghampiri ataukah kita yang akan menghampirinya.
"Udah bangun prill?" Tanya ali melihat prilly menghampiri meka makan memperhatikan gadis itu sembari mengunyah nasi goreng buatan bik sum.
"Keliatannya?" Prilly balik bertanya dengan sinis berdiri di sebrang berhadapan dengan ali yang tengah duduk menikmati sarapannya.
"Sini makan dulu. Lo belum makan kan?"ucap ali bertanya pada prilly yang menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Om belom pulang?" Tanya prilly setelah duduk dan menyendokkan nasi ke dalam piring dihadapannya.
"Bokap keluar kota. Besok juga pulang." Jawab ali menolehkan kepalanya,"besok pulang kampus jam berapa?"
"Jam 4, kenapa emang?" Tanya nya yang kini tengah melahap sarapannya.
"Bokap gue bilang, besok ada yang mau dibicarain. Penting sih katanya, gak tau deh apaan." Terang ali sambil menaruh gelas berisikan air putih, "lo bisa nggak?"
"Oke. Gue bisa kok."jawab prilly menyetujui.
"Yaudah gue tinggal dulu ya. Gue mau keluar sebentar"ucap ali membuat prilly menghentikan makannya.
"Kemana?" Tanya prilly.
"Biasa karin. Yaudah lo lanjutin aja makannya."ucap ali mengambil kunci mobil di atas lemari pendingin.
Tapi tiba tiba prilly berdiri dan membereskan piring makannya yang masih berisikan nasi goreng. Tidak habis, kenapa sih dia? Pikir ali bertanya.
"Loh kok udahan sih? Nasinya belum habis itu." Tanya ali heran. Seingat ali prilly baru menyuapkan tiga sendok nasi goreng kedalam perutnya.
"Udah kenyang. Gak laper. Gak mood." Jawab prilly ketus, kesal, marah. Siapa yang tidak marah kalau orang yang kalian suka terang terangan ingin kencan dengan perempuan lain.
"Lo kenapa sih?" Tanya ali menyelidik, "lo gak suka gue jalan sama karin? Why? She is my girlfriend. And you know that kan? Terus whats the problem's?"
"Nothing. Kalo lo mau pergi ya pergi aja. Gak ada urusannya sama gue. Toh gue bukan siapa-siapa elo?! Gak ada urusannya ya nasi gue gak abis sama mau perginya elo! Kalo gue kenyang ya kenyang. Aneh lo!!" Ucap prilly sedikit meninggikan nada bicaranya berlalu meninggalkan ali menaiki tangga kelantai dua tepat dimana kamarnya berada.
"lo cemburu? Lo bilang sama gue kalo gue gak harus pergi, gue gak akan pergi. Bilang sekarang" ucap ali setenang mungkin menahan prilly yang hendak menaiki anak tangga.
Prilly hanya menatapnya geram. 'Apa iya li gue harus ngomong kayak gitu? Ih ngeselin banget sih jadi cowok. Gak peka' ucap prilly dalam hati, lalu meninggalkan ali dibawah tangga.
"Lo diem? Gue pergi kalo gitu." Ucap ali masih memperhatikan prilly berjalan dari besi pembatas lantai atas menuju kamar sang gadis itu sendiri. "Prill come on. Just say 'ali please don't go' aja" ucap ali menggoda prilly.
"Oke kalo gitu i'll take ur silent as a yes. I'll go. Bye, jangan lupa kunci pintu." Lanjutnya yang hanya mendapatkan bantingan pintu kamar sebagai jawaban.
"Kayaknya gue harus selesain semuanya sama karin." Ucap ali pada dirinya sendiri. "Aliiiiiiii lo udah ngejilat omongan lo sendiri. Iya gue suka sama prilly!! So sory karin." Teriaknya dalam hati. Menyunggingkan seulas senyuman.
***
Sebenarnya ali tidak janjian sama sekali dengan karin malam ini. Dia hanya mengetes prilly. Dan meyakinkan hatinya bahwa dia benar benar menyukai gadis itu. Malam ini ada jadwal shooting yang harus dia selesaikan. Hanya shooting iklan minuman ber-energi. Scene terakhir setelah 4 hari lalu break karena sutradaranya sakit. Lokasinya di tempat futsal dekat stadion Bekasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love (In Any Condition)
Romance"mimpi apa bisa dijodohin gini sama dia, Ali my fav idol?. Serius kan Naufal Aliansyah? Thanks papah!! " Prilly Moonela Rawles, 20 tahun. "Dijodohin sama anak sahabat papah? Fans sendiri pula. Ya tuhan pah, masih jaman emangnya?!" Naufal Aliansyah...