“sejak kapan kau menjadi paparazzi , maisie?”
Seketika aku tersentak ketika aunt lisa bertanya tentang sejak kapan aku menjadi paparazzi , apa tujuanya mengundangku kesini hanya untuk sebuah interogasi?
“kurang lebih 3 tahun lalu”
“jika kau bekerja, apa kau tak kuliah?”
“kuliah , di University Of California , semester akhir”
“lalu kenapa kau tak kuliah? Bukanya jam jam seperti ini adalah waktunya untuk ambil kelas?”
“aku tak kuliah sejak 3 bulan lalu , aunt lisa”
“why?”
“should I say it? I’m so nervous”
“it’s okay , maisie . kulihat kau sangat tersiksa untuk memendam permasalahnmu sendiri”
“ayahku sedang berada dirumah sakit dan membutuhkan uang untuk menutup biaya administrasi saat ini , jadi aku putuskan untuk tak kuliah untuk sementara”
“ayahmu? Dirumah sakit? Apa sekarang di presbyterian hospital saat ini?”
“tidak , ayahku tidak dirawat di presbyterian tapi di st. Vincent hospital birmingham city”
“did you mean birmingham city , england?”
Aku mengangguk kecil .
“I’m sorry to hear that , maisie”
aku memutuskan untuk berdiri dan tak melanjutkan perbincangan ini agar aku tak terlarut dalam hal yang selalu aku hindari seperti ini , aku tak menyukai seseorang yang selalu ingin tau tentang keluargaku, kehidupanku bukan untuk konsumsi umum .
“okay , senang bertemu denganmu aunt lisa, and thank you very much for the camera , sepertinya aku harus pergi sekarang” aku melontarkan senyuman kepada aunt lisa dan segera menuju ke pintu lalu keluar .
Aunt lisa memang orang yang sangat ramah padaku , ia memberiku sebuah kamera yang selama ini aku impikan sebagai tanda permintaan maaf , tapi bukan untuk mengetahui tentang keluargaku , aku bahkan tak perlu dikasihani siapapun . jika saja aku tak mengiyakan ajakan greyson mungkin aku tak akan seperti ini .
Greyson POV
“maisie tunggu!”
Aku berteriak agar maisie mau berhenti dan mengurungkan niatnya untuk keluar dari rumahku , ia tak membawa mobil , bagaimana dia bisa pulang?
“seharusnya kau tak mempertanyakan hal itu mom! Perjanjianya kau hanya ingin mendengarkan ucapan terima kasih darinya , did you forget it?”
“sepertinya aku lupa”
“mommy! bukan dia penyebabnya , ini semua salahku . bahkan aku tak dendam denganya kenapa sekarang kau yang jadi geram terhadapnya?”
“ini semua agar dia merasakan akibatnya!”
“the hell with that!” aku berlari meninggalkan ibuku dan mencoba mengejar maisie yang sudah keluar dari rumah terlebih dahulu , semoga saja ia belum berjalan terlalu jauh .
Aku masih melihat maisie dari kejauhan , warna cerah dari floral dressnya membantuku mengenalinya . what a relief! Sebenarnya aku tak mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan oleh ibuku tadi saat bertemu langsung dengan maisie , kemarin ia memaksaku untuk mengajak maisie kerumah dan bahkan ia bilang padaku ia ingin mengenal maisie lebih dekat . tapi entah kenapa ibuku tiba tiba berubah pikiran seperti seolah ia akan mengintrogasi maisie , aku tak tau ia menyimpan dendam apa kepada maisie tapi yang jelas aku akan tetap kepada pendirianku lebih memilih maisie dibanding ibuku sendiri .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unavoidable (Greyson Chance Love Story) (EDITING)
Fanfictionsejarah tak mencatat jalan rumit yang menghiasi kehidupanku karena tak ada sedikitpun ruang kertas tulisan sejarah yang menginginkanku untuk bersama dengan pria yang bahkan menurutku tak pantas berdiri denganku, selamanya . ini bukan cerita sebuah k...