Part 1

529K 14.8K 582
                                    

Ini cerita tentang Erina, biar gak bingung, bisa baca dulu cerita Amour Vrai, tapi bisa langsung baca ini kok 😁 karena akan ada penjelasannya nanti :)
Jangan asal koment nggak ngerti ceritanya kalo masih baca 1,2,3 part :).
Semoga suka, ya. Vote dan koment juga, ya.

Keep reading, gaess...!

★•••★

Suara lenguhan itu terdengar begitu nyaring di sebuah kamar bernuasa hitam dan maskulin itu.

Wanita itu menjerit tertahan saat mereka akhirnya mendapat pelepasan itu. Tubuh si wanita berkeringat, begitu juga tubuh lelaki yang menindihnya. Napas mereka berdua sama-sama tersengal.

Lelaki itu membenamkan wajahnya di ceruk leher wanita itu, sambil dia bergumam tidak jelas.

Tangan wanita itu mengelus rambut hitam pekat lelaki itu, masih jelas di rasanya sisa kenikmatan percintaan panas mereka tadi.

Lelaki itu mengangkat wajahnya dan memberi kecupan-kecupan kecil di wajah wanita itu, membuat wanita itu mengerutkan keningnya.

"Tidak mungkin!" pekik wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya, tapi lelaki itu hanya menyeringai dengan kejinya pada wanita itu.

Dengan perlahan, wanita itu mendorong tubuh besar nan tegap itu dengan sekuat tenaganya. Lelaki itu hanya tersenyum nakal lalu mengecup bibir wanita itu dengan sekilas.

"Pergi!!! Aku bilang, pergi!" jeritnya lalu membuka matanya dengan cepat.

"Astaga, ternyata hanya mimpi," desis wanita yang bernama Erina itu.

"Mimpi itu, aduh! Kenapa bisa? Ini sudah kedua kalinya aku bermimpi seperti itu, siapa lelaki itu? Aku tidak mengenalnya," Erina meringis pelan. Dia menundukkan kepalanya, meletakkan tangannya di tempat tertentu.

Kontan saja Erina kaget. "Basah? Kenapa bisa?" Erina melebarkan pahanya lalu dia melihatnya dengan jelas.

"Apa tadi aku mimpi basah? Aku kan bukan anak lelaki. Lalu yang tadi, nyata atau mimpi? Apa aku dewasa belum pada waktunya?" tanya Erina kebingungan. Wajah polosnya menyiratkan rasa penasaran.

"Apa aku tanyakan saja pada Rica? Tapi kan, aku malu. Nanti yang ada, Rica menertawakan aku," desis Erina dengan pelan.

Erina turun dari tempat tidurnya, dia berlari ke kamar mandi, lalu membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai, Erina melangkah ke dapur, dia membuka kulkas dan meraih air mineral. Lalu meneguknya dengan rakus.

Erina Arianna Clinton, wanita itu memutuskan tinggal sendiri di sebuah rumah yang sederhana, yang lumayan jauh dari rumah orangtuanya.

Sebenarnya, Dev dan Lery sudah mati-matian melarang Erina, tapi tampaknya, keputusan Erina sudah tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun termasuk kedua orangtuanya. Karena juga sifat Erina yang masih seperti anak kecil, membuat kekhawatiran orangtuanya menjadi-jadi.

Entah apa alasan Erina mengambil keputusan seperti itu. Alasan yang dia beri, dia ingin mandiri, bekerja, mencari uang sendiri, dan juga hidup sederhana.

My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang