Setelah Erina bangun, ia langsung merengek meminta makan dan juga merengek meminta pergi ke rumah sakit.
Dan sekarang mereka berdua sudah ada di rumah sakit. Rumah sakit yang sama dengan Lery. Mereka juga mendapat kabar kalau Lery sudah masuk ke dalam ruang operasi.
"Kita periksa dulu, baru setelah itu kita melihat ibuku beserta adikku," bisik Erina pada Thomas.
Erina memainkan tangan Thomas yang menggenggam tangannya. Mereka sedang menunggu giliran untuk di panggil ke dalam ruangan dokter.
"Erin, apa pun nanti hasilnya, aku harap kau tidak kecewa," ucap Thomas menatap wajah Erina dengan lekat.
Erina mengulum senyumnya, "kau tenang saja, aku ini kan gadis ceria," balas Erina membuat Thomas tersenyum.
"Ms. Clinton," panggilan dari perawat itu membuat Erina langsung bangkit berdiri, ia menarik Thomas dengan tidak sabaran.
Perawat itu mempersilahkan mereka masuk dan saat sudah masuk, Erina langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Ia juga melepaskan tangan Thomas dan....
"Nyonya, sampai sekarang aku belum bisa hamil. Aku sangat yakin kalau ini dikarenakan kami melakukannya salah posisi," ucap Erina membuat dokter tersebut menahan tawanya. Begitu juga dengan Thomas dan perawat.
"Erin," bisik Thomas, Erina menatap Thomas dengan wajah tanpa dosanya.
"Maafkan istriku ini, Dok. Tolong periksa saja dulu," ucap Thomas, Erina mengangguk dengan cepat.
Perawat itu menginstruksikan Erina menuju brankar agar Erina berbaring.
Dokter mulai memeriksa Erina dengan Thomas yang mendapinginnya. Wajah Erina tampak cerah dan melihat itu membuat Thomas merasa tidak tega kalau ternyata Erina tidak hamil. Pasti wajah itu akan berubah menjadi lesu.
Tidak berapa lama kemudian, Erina selesai. Ia turun dari brankar di bantu oleh Thomas.
"Semoga saja," ucap Erina penuh harap. Thomas tersenyum, ia menggenggam tangan Erina dengan erat.
"Kita tunggu hasilnya," kata Erina dengan semangat. Mereka berdua kembali duduk sembari menunggu dokter. Beberapa saat kemudian, dokter kembali duduk di kursi kebesarannya.
"Bagaimana?" tanya Erina tidak sabaran. Dokter paruh baya itu mengulum senyumnya.
"Apa ada keluhan akhir-akhir ini?" tanya dokter itu.
Erina menatap Thomas sambil mengangkat bahunya. Ia merasa bingung dengan pertanyaan dokter perempuan itu.
"Tidak ada, Dokter. Hanya saja porsi makannya semakin banyak, mudah lapar, dan juga mudah mengantuk," ucap Thomas yang mendapat cubitan dari Erina.
"Oh, begitu. Jadi istri Anda tidak mengalami morning sick?" tanya dokter itu lagi.
"Morning sick itu apa?" tanya Erina merasa bingung.
"Em, morning sick itu yang sering di alami oleh para ibu hamil," jawab dokter. Sebut saja namanya Angelica.
"Aku tidak mengalaminya," sela Erina, ia bergerak gelisah karena ia memang sangat bingung arah pembicaraan Angelica. Sementara Thomas, lelaki itu hanya diam saja. Karena ia sudah mengerti.
"Apa kau mual-mual?" Erina menggeleng.
"Kalau begitu, bayi dalam perutmu sangat baik. Tidak mau menyusahkan ibunya," ucap Angelica tersenyum. Sementara Erina berpikir keras.
"Thom, aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan," kata Erina, Thomas mengulum senyumnya.
"Oh, berapa usianya?" tanya Thomas angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband
RomanceSeri ke-III My Protective Husband [21+ Bijaklah memilih bacaan] Aku akan mengambil kembali wanita yang sudah seharusnya menjadi milikku!!! -Thomas Evangelos- -ROMAN-FANTASY-