Thomas masuk ke dalam kamarnya dan ia mendapati Erina sedang berdiri sambil meloncat-loncat seperti anak kecil di depan cermin.
"Erin...." desis Thomas, Erina membalikkan tubuhnya lalu ia mendekati Thomas.
"Thom, lihat...!" Erina berputar-putar di depan Thomas menunjukkan dress yang ia pakai.
"Iya, Erin ... kau tampak cocok mengenakan dress itu," ucap Thomas menilai.
Erina menginjak kaki Thomas, "hanya cocok? Apa aku tidak terlihat cantik?" tanya Erina dengan nada suaranya yang manja.
Thomas mengangguk, langsung saja Erina menubruk tubuh lelaki itu. Erina bergelayut manja di leher Thomas dengan wajahnya yang berseri-seri.
"Terima kasih, Thom. Aku tahu kalau aku ini memang cantik," ucap Erina dengan angkuh dan percaya diri. Thomas terkekeh pelan, ia mendorong tubuh Erina. Kemudian ia menarik tangan Erina keluar dari kamar.
"Sekarang kau harus makan," kata Thomas membuat Erina mengerucutkan bibirnya.
"Tapi aku belum menyisir rambutku, Thom...." desis Erina mencubit perut Thomas dengan kuat.
"Jangan kasar, Erin...!" Thomas memperingati, tapi Erina tidak peduli.
Setelah mereka sudah ada di ruang makan, Thomas memaksa Erina duduk di kursi meja makan.
Lalu setelah itu, Thomas memaksa Erina makan."Buka mulutmu, Erin...!" Erina menggeleng, ia menatap Thomas sendu lalu air mata itu menetes juga.
Thomas meletakkan sendok yang ia pegang, ia membingkai wajah Erina. Ia mengusap air mata itu menggunakan ibu jarinya.
"Kenapa menangis, hmm?" tanya Thomas dengan lembut.
"Aku ingin pulang! Aku tidak suka di sini...!" ucap Erina membuat Thomas bergeming, tapi hanya sebentar.
"Kenapa? Bukankah sudah kukatakan kalau ini adalah rumahmu? Kenapa kau merengek terus, hah?" tanya Thomas mulai emosi.
Erina menundukkan kepalanya, ia menepis tangan Thomas dari wajahnya.
"Erin...." desah Thomas dengan matanya yang terpejam. Ia berusaha menahan emosinya.
"Aku ingin mereka, Thom!" pekik Erina tertahan.
"Bukannya kau ingin menyendiri makanya kau pindah rumah?" Erina mengangguk.
"Tapi bukan di sini! Aku kesepian di sini," rajuk Erina, lalu ia memeluk Thomas dengan erat.
"Sttt ... jangan menangis lagi, nanti kau juga akan terbiasa tinggal di sini," ucap Thomas membalas pelukan Erina.
"Tapi bagaimana kalau mereka mencariku?" tanya Erina dengan serak.
"Tidak, mereka tidak mencarimu," jawab Thomas membuat Erina mengerutkan keningnya.
Erina mendongakkan kepalanya untuk menatap Thomas, "kenapa?" tanya Erina.
"Karena di dunia manusia sudah ada orang yang menggantikanmu, Erin. Orang yang kini memakai wajahmu," ucap Thomas sembari tersenyum.
"Siapa?" tanya Erina singkat sambil menundukkan kepalanya.
"Namanya Amorette, Erin. Amorette adalah adik perempuanku," jawab Thomas dengan jujur.
"Amorette? Kau punya adik?" tanya Erina dengan antusias.
"Iya, tapi bukan adik kandungku. Karena adik kandungku sudah lama mati di tubuhmu," jawab Thomas membuat Erina kebingungan.
"Aku tidak mengerti, Tuan. Apa yang kau bicarakan? Adikmu mati di dalam tubuhku? Aku benar-benar tidak mengerti," ucap Erina dan Thomas tersenyum lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband
RomanceSeri ke-III My Protective Husband [21+ Bijaklah memilih bacaan] Aku akan mengambil kembali wanita yang sudah seharusnya menjadi milikku!!! -Thomas Evangelos- -ROMAN-FANTASY-