Berhari-hari menyelesaikan pekerjaan untuk persiapan pemindahan nama atas saham di hotel sudah selesai. Hidup ku hari ini pun bebas dari lelah nya berkutat di depan laptop. Perut ku tiba-tiba saja mengeluarkan suara khas nya itu, dengan cepat aku langsung ke dapur dan melihat ke dalam kulkas.
"Apa-apaan ini? Kulkas ngak ada isinya begini?" Gerutu ku menatap isi kulkas kosong tak ada yang bisa di gunakan sebagai bahan makanan
Perutku yang tak kuasa menahan lapar ini akhirnya membuatku memilih mencari makanan di luar. Ku telusuri setiap jalanan Tokyo ini hingga mungkin aku bisa menemukan tempat makan yang bisa ku datangi. Aku menikmati setiap perjalanan ku menyusuri setiap jalanan di kota tokyo dan tanpa kusadari aku sudah berjalan jauh hingga tak tau lagi kemana jalan aku harus kembali
"Eh ini dimana? Jangan bilang gue nyasar nih?" Ucapku celinga celingu ngak jelas
Aku yang awalnya ingin mencari tempat makan harus kehilangan arah ketika pulang. Alhasil aku tak mood makan dan hanya sibuk mencari jalan dimana aku memulai nya. Aku terus berjalan kembali kearah yang sepertinya aku lewati tadi. Namun sama sekali aku tak mendapatkan hasil, aku tak menemukan apartemen dimana aku tinggal
Kaki ku mulai lelah dan akhirnya aku memilih duduk di kursi yang tersedia di pinggiran jalan ini. Ah di belakang ku sepertinya pusat perbelanjaan dan aku tak tau ini daerah apa. Tenggorokan ku mulai kering, aku haus dan ingin minum. Ku lihat di sebrang jalan sana ada sebuah minimarket, mungkin aku bisa menemukan minuman ataupun makanan kecil sebagai pengganjal perut ku yang lapar ini
Kaki ku pun melangkah hingga akhirnya sampai di depan minimarket. Ketika hendak masuk, keluar dua orang wanita asik mengobrol, ya mengobrol dengan bahasa Jepang. Seketika langkah ku berhenti mendadak dan kemudian membelalakan mata. Tak ingin terjebak akhirnya kuurungkan niat ku dan kembali ke tempat dimana aku istirahat tadi
"Gue laper, pengen makan. Haus juga" gerutu ku
"aaaarrggh.. kenapa harus nyasar di Negara orang gini sih?" Gerutu ku lagi terlihat frustasi
Tak berapa lama aku tersadar akan kebodohan ku. Bukankah sedari tadi aku tak menyentuh ponsel ku sama sekali? Kenapa aku tak menggunakan nya untuk bertanya pada ve? Oh Tuhan... dimana pikiran ku saat itu? Tak ingin menunggu lama segera ku telfon Ve yang sedang di kantor nya itu
Tuuutt... Tuuutt.....
Tuuutt... Tuuutt....
Berkali-kali aku menelfon ponsel ve sama sekali tak ada respon. Aku berpikir mungkin ia sedang sangat sibuk disana sehingga sambungan telfon ku tak sempat ia jawab. Hingga akhirnya aku tak lagi mencoba menelfon ve dan membiarkan nya menyelesaikan tugas-tugas nya itu
Waktu terus bergulir, tubuhku terasa mulai melemas karena kekurangan makan dan minum. Ku lihat jam di pergelangan tangan ku kini sudah menunjukkan pukul 3 sore. Tak kusangka sudah 2 jam lebih aku hanya duduk menunggu keajaiban atau seabrek makanan datang di hadapan ku.
Sungguh aku sangat lemas saat ini, haus dan lapar begitu sangat melanda ku. Hanya bisa mengecap-ngecap mulut untuk sekedar menghilangkan sedikit kehausan ku. Namun tiba-tiba saja penglihatan ku mulai memudar dan terasa semua seperti berputar
"Ih burem, kok pada muter semua itu yang lewat?" Ucapku sendirian
Penglihatan ku semakin lama semakin memudar, mataku terasa tak kuat untuk melek. Tubuhku pun tak kuasa untuk menompang badan kembali mencari jalan pulang
"Kak? Kak? Kak kinaaalll!!" Panggil seseorang sambil mengguncang-guncang tubuh ku
"Hm? Siapa?" Balas ku lemas
Penglihatan ku sama sekali tak normal. Semua terasa buram, memang seperti ada seseorang di hadapan ku. Namun aku tak tau siapa itu dan hanya mendengar suara nya
KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile 2 (Aishiteru Yo)
Fanfiction[COMPLETED] GxG Kisah perjuangan mempertahankan hubungan terlarang di negeri Sakura, Jepang. Kins-Ve Sekuel dari VEraunophile.