Author POV

2.6K 174 13
                                    

Musim berganti dengan cepat. Waktu pun bergulir sebagai mana mestinya mengikuti hari. Hati siapa yang tak perih dan sedih saat mendengar orang tersayang harus menahan segala kesakitan pada dirinya. Saat itu setelah hari demi hari Ve lewati, akhirnya ia menemukan apa yang selama ini ia cari. Penyakit yang selama ini di sembunyikan oleh kinal terungkap setelah secara diam-diam Ve mendatangi dokter yang selama ini mengobati kinal.

"Dari mana ve?"

Ve tak menjawab dan hanya mematung seperti orang bingung

"Ve? Kamu ngak papa kan? Apa kamu sakit?" ucap kinal seketika langsung mendekati ve

Ucapan itu terdengar khawatir membuat ve langsung menatap kinal dengan tatapan sayu. Matanya tiba-tiba penuh oleh gumpalan air yang akan bersiap untuk jatuh. Kinal saat itu hanya menatap ve dengan tatapan bingung. Apa yang sebenarnya terjadi pada gadis yang sangat ia cintai ini.

"Ve?"

"Kenapa kamu bohong soal ini nal?" tanya ve kini diikuti dengan tetesan air mata nya

"Bohong soal apa ve?"

"Soal penyakit yang selama ini kamu sembunyikan dari aku!"

Sontak kinal kaget dan sesaat berubah gugup mendengar ve telah mengetahui penyakit yang selama ini ia sembunyikan.

"Da-da-dari mana kamu tau ve?"

"Jangan tanyakan aku tau darimana nal, aku cuma ngak nyangka kenapa kamu tega sembunyiin semuanya dari aku!" ucap ve menada tinggi diakhiri kalimat masih diikuti dengan deraian air matanya

Kinal tertunduk tak bisa berkutik sedikitpun saat semua yang ia sembunyikan terbongkar dari mulut kekasihnya sendiri yang seharusnya ve tak boleh tau.

"Nal?!"

"Ma-maaf, aku cuma ngak mau kamu khawatir dan menjadikan nya beban Ve. Cukup aku yang tau hal ini, aku bisa jalani ini sendirian"

"Khawatir dan beban? Aku merasakan nya dari awal nal! Sebelum aku tau penyakit mu, perasaan ku melebihi rasa khawatir dan beban ku saat ini! Kamu seperti menyiksa ku selama ini!"

"Ve, maaf~"

"Sekarang aku tau alasan kamu kenapa kamu selama ini menolak untuk ku temani setiap kali ke dokter"

Kinal terus tertunduk, Ve malah terus menatap kinal dengan menggebu karena emosi nya. Tak lama mata itu perlahan sayu dan langsung memeluk kinal dengan erat. Ve menangis sambil memeluk kinal, begitu juga kinal yang akhirnya air mata yang sedari tadi ia tahan pecah begitu saja.

***

Tak terasa malam tiba dengan begitu cepat. Kinal memangkukan kepalanya dibahu Ve yang kini sedang sibuk membaca majalah favoritnya.

"Nal?"

"Ya?"

"Apa kamu tau neuropati nal?"

"Kata dokter itu kerusakan saraf akibat cedera dan sebagainya"

"Kenapa? Apa kamu mengkhawatirkan penyakit ku? Sudahlah, penyakit ku tidak separah yang kamu pikirkan"

"Tapi...."

"Ve, kamu yakinkan bantuin aku untuk sembuh? Jadi jangan pikirkan masalah ini. Ok?"

"Hm..." balas ve mengangguk

Sesaat setelah itu kinal langsung memeluk ve dengan erat. Mulut nya seolah bergetar seperti akan ada hal yang buruk terjadi pada dirinya.

***

Pagi terasa sejuk membuat ku nyaman untuk bernafas. Pagi ini pun ve kembali bekerja dan aku akan segera menemui dokter yang selama ini menangani ku. Diam-diam aku memilih ke dokter tanpa sepengetahuan Ve agar hal yang tak boleh ia dengar harus tertutup rapat.

VEraunophile 2 (Aishiteru Yo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang