"Veeee...!"
Tingnoong!
"Veee...!"
"Ng....." gerutu ku kecil saat bel apartemen mengganggu tidurku
Aku hanya bisa mengeliat sambil terus menyembunyikan wajah ku di balik bantal. Di luaran sana Yuki sibuk mengetuk-ngetuk pintu terus sambil menekan tombol bel yang ada di luar. Saat itu juga aku ambil ponsel ku yang terletak diatas nakas dan langsung mengetik sebuah pesan ke nomor Yuki. Setelah itu aku kembali tidur.
"Ya ampun ve... Jam segini kamu masih tidur?"
"Hey~ ayo bangun, pagi ini kita harus meeting ke hotel di yokohama" ucapnya sambil mengguncang-guncang tubuhku yang masih tertidur diatas ranjang
"Ngapain sih?" gerutuku
"Ya ampun, kamu yang nyuruh aku buat bangunin kamu pagi ini kan? Dan sekarang aku udah disini. Sekarang kamu bangun dan segera siap-siap"
Yuki terus menarik-narik lenganku untuk segera bangun. Hingga akhirnya aku tak bisa lagi melanjutkan tidur ku saat ini dan bangun untuk segera bersiap-siap bekerja saat ini.
Entah kenapa sama sekali tak ada niatku untuk hadir dalam meeting yang 'katanya' itu penting. Bagaimana tidak jika aku tidak memiliki niat untuk hadir, semua karena aku harus di pertemukan oleh seseorang yang dulu sangat ku cintai itu dan kini ia telah menyakiti ku. Rasa sakit ini tak akan pernah hilang meski satu kata maaf ia ucapkan padaku. Entahlah jika hatiku di sakiti melebihi dari kewajaran.
Aku dan yuki pun kini sudah sedang dalam perjalanan menuju yokohama. Untung saja manajer mengizinkan ku untuk membawa yuki sebagai teman ku saat meeting di sana. Tapi ada hal yang ku sembunyi kan kenapa aku harus membawa yuki. selama perjalanan aku hanya terdiam sambil menatap jalanan yang tak begitu ramai. Yuki yang sedari tadi sibuk di balik kemudi nya itu hanya memandangiku sejenak dengan bingung. Aku menyadari pandangan nya itu namun aku tak ingin mempermasalahkan hal itu.
Akhirnya aku dan yuki tiba di yokohama, tepatnya di hotel dimana aku pernah datang menginap disini bersama dia yang dulu aku sayangi. Kini aku hanya bisa memandangi tinggi menjulang hotel ini sambil membayangkan apa yang dulu sempat terjadi disini.
"Lantai berapa ve?"
"Ve?... Ve?!" panggil yuki seketika mengagetkanku
"Oh iya iya, kenapa yuki?"
"Lantai berapa?"
"Oh itu lantai 30" balasku mulai salah tingkah
"Hm..." balas yuki mengagguk kemudian menekan tombol lift
Lift pun bergerak keatas menuju lantai 30. Aku terus mematung sampai terlihat seperti orang yang sedang kehilangan akal. Hingga tanpa ku sadaripun kini lift sudah berhenti di lantai yang sudah di janjikan sebelumnya. Aku keluar sambil di tarik oleh yuki yang menyadari sikap ku saat ini
"Kamu kenapa kok dari tadi diem terus?"
"Ngak papa kok"
"Kamu yakin?"
"Hm..." balasku mengangguk.
Aku dan yuki pun kini sudah berada di ruang meeting hotel ini. Sudah cukup ramai memang yang hadir, namun kami semua harus menunggu CEO hotel ini. Selama aku menunggu di ruangan ini sama sekali aku tidak menemukan Kinal yang seharusnya juga hadir disini. Jika memang ia tidak hadir aku sangat bersyukur, aku bisa tenang dan fokus selama meeting.
Lima belas menit berlalu akhirnya CEO yang di tunggu pun tiba. Ia datang dengan mengenakan setelan jas hitam dan terlihat begitu gagah. Aku terpesona saat CEO ini datang, namun pandangan yang awalnya terpesona melihat CEO itu seketika berubah menjadi kaget disaat aku dapati dia berjalan di belakang CEO itu. Mulut ku menganga dan jantungku berubah menjadi berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile 2 (Aishiteru Yo)
Fiksi Penggemar[COMPLETED] GxG Kisah perjuangan mempertahankan hubungan terlarang di negeri Sakura, Jepang. Kins-Ve Sekuel dari VEraunophile.