"Ini yang bisa ku lakukan, kamu tak akan bahagia bersama ku"
Ia hanya terdiam sambil menitihkan air matanya di hadapan ku. Gaun putih panjang yang Indah kini telah ia kenakan, sungguh ia terlihat cantik bak Putri kerajaan. Tak ada yang bisa ku perbuat hanya ucapan itu dan...
"Selamat tinggal~"
Aku berlari jauh entah kemana aku akan berhenti. Suara nya saat itu masih terus meneriaki namaku, tapi aku terus berlari sampai dada ini begitu terasa sesak. Aku terus menggenggam kalung yang dulu sempat ku berikan padanya. Kalung ini tak lagi melingkar di lehernya, tak ada lagi ikatan yang terjadi antara aku dan dirinya.
Rintik hujan turun kian menjadi deras. Suara gemuruh diatas langit pun terdengar kuat. Larianku kini perlahan pelan hingga akhirnya berhenti di depan sebuah danau yang tenang. Perahu kecil terikat erat di pinggir danau ini. Aku saat ini berada di bawah guyuran Hujan yang sangat deras, tanpa tersadar pun air mata ini jatuh menyamai derasnya hujan.
Aku perlahan berjalan mendekat ke pinggir danau. Terasa sesak dadaku saat air mata ini sama sekali tak bisa ku tahan. Tubuhku seperti tak bisa menompang segala keluh kesah ku saat ini dan akhirnya aku terhempas duduk ke rumput. Aku kembali menangis sesak sambil memeluk lutut. Tak ada yang bisa mengembalikan semuanya menjadi Indah.
"Kenapa? Kenapa ini harus benar terjadi?" Lirih ku sendirian
"Kenapaaaaaa??!!" Teriakku dengan amarah yang sangat menggebu
Gemuruh di langit semakin kencang disaat aku benar-benar meluapkan segala emosi ku. Aku mendongak menatap langit gelap disana, jutaan rintikan hujan jatuh tepat di wajahku. Rasakan bagaimana aku yang terluka saat ini. Membiarkan semua hilang dan membekas, harus melupakan tapi sulit untuk di lupakan.
Ku tatap tanganku yang sedari tadi masih menggenggam kalung itu. Kalung ikatan antara aku denganya. Ku buka perlahan hingga akhirnya terlihat kalung itu begitu Indah, kini hujan pun membasahi kalung ini hingga terlihat menggenang di telapak tangan ku.
"Ini sudah menjadi akhir dari apa yang selama ini aku perbuat *hiks*" ucapku sendirian kemudian ku genggam erat kembali kalung itu
Semua hanya tinggal kenangan, hanya tinggal bekas-bekas Kasih dan sayang yang dulu merekat di jiwa. Kini aku harus melupakan semuanya, meski sulit aku harus mencobanya. Membiarkan ia bahagia bersama dengan seseorang yang pantas untuknya.
Aku bangun dari ringkihan ku, berdiri menatap air danau yang masih di hujani. Kembali ku tatap kalung itu dalam sebuah genggaman erat. Kemudian aku cium penuh rasa Cinta, berharap cintanya tak akan mati meski semua akan berubah.
Ku lempar kalung itu kearah danau disana dan akhirnya tenggelam ke dasar danau. Hanya ini yang bisa aku lakukan demi melupakan segalanya. Terimakasih atas Kasih sayang nya dan selamat tinggal untuk segala kenangan indah yang pernah terjadi. Aku mencoba untuk melupakan mu, meski jujur ini begitu sulit. Sangat sulit! Maaf jika aku harus membunuh perasaan ini. Tapi aku mohon tetap rasa Cinta itu ada untukku.
°
°
°
°
°
°"Huh?!"
Aku tersentak kaget saat suara gemuruh hujan terdengar begitu deras. Dengan cepat aku tatap jam diatas nakas yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ve sama sekali belum pulang, apa mungkin ia sedang lembur malam ini.
Dengan cepat aku turun dari ranjang menuju dapur untuk menyelaraskan tenggorokan ku yang tiba-tiba saja terasa kering. Saat ini aku merasa aneh, pendingin ruangan cukup dingin, udara di luar juga sangat dingin ditambah lagi hujan, tapi entah kenapa aku malah berkeringat deras seperti ini. Efek mimpi buruk itu membuatku tak bisa merasakan kenyamanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile 2 (Aishiteru Yo)
Fanfiction[COMPLETED] GxG Kisah perjuangan mempertahankan hubungan terlarang di negeri Sakura, Jepang. Kins-Ve Sekuel dari VEraunophile.