Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa aku dan kinal kini sudah dua Bulan menetap di tokyo. Segala hal aku lalui bersama dirinya dari mulai hal yang pertama kali kami rasakan hingga yang sudah kami rasakan sebelumnya.
Kini pun aku dan kinal sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bisa di pastikan aku dan dirinya hanya bertemu di malam dan pagi hari ketika akan berangkat kerja bersama. Terkadang juga aku dapati malam ku sendirian karena ia sedang sibuk bekerja di yokohama sehingga tak sempat kembali.
Aku dan kinal saling mengerti satu sama lain. Mengerti akan pekerjaan yang selalu memisahkan kami. Tapi dari hal itu aku dan kinal belajar bagaimana mempertahankan hubungan meski harus sibuk diantara keduanya.
"Ve, di panggil manajer tuh" ucap seorang pegawai padaku
Aku langsung bergegas meninggalkan meja kerjaku dan menuju keruangan manajer. Perasaan ku tiba-tiba saja berdebar dan seakan ada sesuatu hal yang membuatku tak nyaman. Ku ketuk pintu itu dan aku di persilahkan masuk.
"Apa bapak memanggil saya?" Tanya ku sopan
"Oh iya, ini dokumen yang harus kamu selesai kan ya, saya harap selesai tepat waktu"
"Oh iya, akan saya usaha kan pak. Kalau gitu saya permisi"
Ketika langkah ku mulai bergerak dan memunggungi manajer ku tiba-tiba saja ia mencegat gerakan ku dengan memanggil namaku secara lengkap. Aku begitu kaget, kenapa dan aku merasa ada sesuatu hal yang sangat salah telah aku lakukan sebelum nya. Kemudian aku berbalik dan kembali menatap manajer ku
"I-i-iya, ada apa pak?"
"Apa kamu tidak berpikiran untuk menikah?" Tanya manajer ku
Seketika saat itu juga aku mendadak kaget, seperti serangan jantung. Tiba-tiba saja manajer menanyakan hal yang begitu pribadi padaku. Aku membeku saat itu juga, mulutku tak bisa bergerak sedikit pun. Hanya terdengar detak jantung ku yang tiba-tiba saja berubah menjadi berdegup lebih kencang
"Kamu cantik, pintar pula. Apa tidak ada pria diluaran sana yang menyukai mu?" Tambah manajer kini sudah keluar dari balik meja kerja nya dan mendekati kuAku rasa seperti tertahan di sebuah penjara kecil saat ini. Apa yang membuat manajer dengan mudah menilai dan mengungkapkan semuanya padaku. Apa jangan-jangan ada sesuatu hal yang berhubungan dengan ku. Terus dan hanya bisa terdiam disaat manajer masih terus memperhatikan penampilan ku
"Kalung, oh apa ini pemberian dari kekasih mu?"
Saat itu juga mataku membelalak hebat dan kemudian langsung menggenggam kalung ini. Aku semakin takut melihat sikap manajer yang seolah seenaknya disini. Aku takut jika sesuatu akan terjadi padaku. Perlahan aku mundur selangkah menjauh darinya.
"Oh, doushite?"
"Na-na-nani mo!" Balasku gugup
"Hey, jangan takut. Apa kamu berpikir saya akan melakukan hal aneh disini?" Balas manajer ini dengan tawa lebar nya itu
"Hm??"
"Saya hanya bertanya, saya tak mungkin melakukan hal bodoh. Lagipula saya sudah memiliki istri dan juga anak" jelas nya
Ucapan nya itu seakan membuat ku lega. Syukurlah ia menyadari ketakutan ku. Tapi kenapa sekedar hanya bertanya ia terlihat mengintimidasi ku. Seolah matanya mencekram ku begitu kuat dan membuatku membeku
"Saya hanya bingung, sama sekali kamu tak terlihat memiliki kekasih, di kantor pun pria disini kamu tanggapi dengan dingin. Apa kamu menyukai???"
"He?? Tidak tidak, sa-sa-saya saat ini sedang tak ingin memikirkan hal itu. Saya ingin fokus bekerja dulu dan mendapatkan apa yang selama ini saya inginkan" balasku mengalihkan semua pikiran aneh manajer ini
KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile 2 (Aishiteru Yo)
Fanfiction[COMPLETED] GxG Kisah perjuangan mempertahankan hubungan terlarang di negeri Sakura, Jepang. Kins-Ve Sekuel dari VEraunophile.