BA5. Second Chance

5.6K 736 91
                                    

"Freak Hospital?"

Wonho terlihat bingung mendengar ungkapan Jisoo, baru kali ini ia mendengar kosa kata seperti itu. Rumah sakit aneh? Apa maksudnya. Sementara Sooji hanya meringis kecil, seakan baru tersadar akan ketidaksukaan putrinya dengan sesuatu yang berbau rumah sakit.

"Maaf, Jisoo tidak begitu suka dengan rumah sakit, jadi dia selalu menyebut Freak Hospital ke semua fasilitas umum yang berhubungan dengan kesehatan," jelas Sooji membuat Wonho memandangnya, seakan menanyakan penyebab dari ketidaksukaan Jisoo tersebut.

"Ceritanya panjang dan aku yakin kita ke sini bukan untuk mendengarkan kisah Jisoo," ujar Sooji melirik Wonho dengan waspada, pria itu mendesah panjang lalu mengalihkan pandangan pada Jisoo yang masih menatapnya.

"Sayang, ini bukan rumah sakit jadi tidak perlu khawatir, oke?" ucap Wonho lagi, Jisoo yang awalnya ragu itu akhirnya mengangguk ketika melihat ibunya membenarkan perkataan pria itu dengan isyarat.

Wonho menghela nafas kemudian kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti, gedung yang mereka masuki hanya terdiri atas tiga lantai dan memiliki ukuran sedang, tidak begitu besar seperti rumah sakit umum di kota-kota besar.

Sooji merasakan tubuhnya menggigil ketika melangkah memasuki lobby, matanya menjelajah dan menemukan beberapa kursi berderet di depan meja front officer dan beberapa wanita yang berseragam berwarna biru muda terlihat mundar mandir melewati koridor-koridor yang ada di dalam gedung ini.

"Mr. Shin, hari ini bukan jadwal kunjungan anda."

Seorang wanita yang berdiri di belakang meja resepsionis tersenyum menyapa Wonho, sementara Sooji hanya berdiri mengamati di belakang pria itu.

"Saya ada sedikit perlu, jadi apa hari ini aman?" Jawab Wonho, wanita itu mengangguk memberikan jawaban lalu menggerakkan jemarinya seolah mencari sesuatu di dalam komputer yang berada tepat di hadapannya.

"Suster Park sementara mengurus semuanya saat in,i" Wonho mengangguk mengerti, ia sekilas menoleh melirik Sooji yang masih terlihat tegang lalu kembali menatap wanita tersebut.

"Mereka adalah kerabat, kau bisa memberikan akses?"

Wanita itu mengernyit menatap Sooji dari balik bahu Wonho lalu beralih pada Jisoo, wajah anak kecil itu mengingatkannya pada seseorang tapi entah siapa. Ia berdehem pelan lalu menatap Wonho hati-hati.

"Saya tidak begitu yakin, anda tau keadaan di dalam tidak begitu baik," ucapnya pelan takut menyinggung perasaan Sooji, Wonho menghela nafas tidak ada cara lain selain memberitahu identitas kedua perempuan yang sedang bersamanya saat ini.

"Mereka anak dan istrinya, apa itu masih belum bisa membuat mereka mendapatkan akses?" Wanita itu terlihat terkejut akan pengakuan Wonho, sekali lagi ia mengamati Sooji dan Jisoo bergantian kemudian memekik tertahan.

"Ah, maafkan saya--sa-saya akan menghubungi pihak yang bertanggung jawab," ucapnya terbata-bata lalu mengambil gagang telepon untuk menghubungi seseorang.

Wonho akhirnya berbalik lalu mengajak Sooji untuk duduk di salah satu bangku yang kosong di sana, tempat ini cukup sepi hanya satu dua orang yang datang berkunjung dan itu semakin membuat Sooji merasa cemas dan takut.

"Ini akan memakan waktu, kita hanya harus menunggu," ujap Wonho, Sooji tidak bersuara melainkan hanya menganggukan kepala. Entah mengapa suaranya seakan hilang semenjak melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung ini.

"Dad, kita akan bertemu siapa?" Jisoo memecahkan keheningan di antara mereka, Wonho bahkan lupa jika saat ini Jisoo masih bersandar di dadanya.

Begin Again | MS #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang