BA2. Shocking Truth

6.2K 771 99
                                    

BACA DULU INI. PENTING!!!
FF INI LANJUTAN FF FORCED MARRIAGE, JADI YANG BELUM BACA FF ITU SILAHKAN BACA DULU TERUS BACA FF INI BIAR GAK BANYAK TANYA.

INI SUDAH CAPSLOCK DAN BOLD LOH. KETERLALUAN KALAU MASIH GAK DIBACA JUGA.

JADI LAIN KALI, AKU MOHON UNTUK BIASAKAN BACA NOTE AKU DI AKHIR CERITA. BISA JADI ADA INFO PENTING JADI KALIAN GAK BAKAL NANYA" HAL YANG SAMA BERULANG KALI.

MAKASIH.

....

Sooji menatap haru wajah Jessie yang saat ini sangat berbinar ketika bermain dengan beberapa anak seusianya di taman itu. Sore ini ia memang membawa Jessie untuk sekedar berjalan-jalan karena anaknya tadi mengeluh bahwa dia bosan di rumah terus. Akhirnya karena sudah tidak memiliki pekerjaan apapun, ia membawa gadis kecil itu untuk bermain di sini.

Seketika perkataan Sam beberapa hari lalu yang mengatakan bahwa Jessie juga butuh sosialisasi bersama anak sebayanya menyeruak masuk ke dalam pemikirannya. Ia tau bahwa sekarang Jessie sudah bukan lagi anak balita yang masih butuh pemantauan 24 jam penuh. Memang anak itu masih butuh penjagaan, bagaimanapun ia masih anak kecil belum dewasa tapi setidaknya dia sudah bisa bersekolah seperti teman-teman sebayanya yang lain. Tetapi diluar semua itu Sooji merasa takut, sangat takut jika sesuatu terjadi pada Jessie ketika ia melepas anak itu untuk keluar dari pemantauannya barang sedikitpun.

Tak pernah sekalipun ada dalam bayangannya akan berpisah dari Jessie, anak itu adalah satu-satunya hal paling berharga yang ia miliki. Persetan dengan pekerjaannya, persetan dengan semua uang yang berada di tabungannya saat ini, Jessielah yang lebih penting bahkan dibandingan dengan dirinya sendiri.

Karena jika Jessie juga pergi darinya, hilang dari pandangannya, Sooji jelas tau bahwa saat itu adalah kehancurannya yang sebenar-benarnya.

Menghela nafas panjang, pikirannya saat ini sangat penuh. Belum lagi desakan ayahnya yang berada jauh di sana meminta mereka untuk segera pulang membuatnya semakin pusing. Sam sama sekali tidak membantu, pria itu malah terlihat mendukung keputusan ayahnya dan ia merasa seolah-olah tidak memiliki tumpuan lagi untuk membela diri.

"Sooji? Bae Sooji?" Sooji mengerjapkan matanya ketika mendengar sahutan itu, ia menoleh ke kiri dan ke kanan hendak mencari tau siapa yang memanggilnya, namun tidak menemukan siapapun sehingga ia merasakan sebuah tepukan ringan di pundaknya.

"Aku benar, kau Bae Sooji kan?" Sooji menoleh ke belakang dan menemukan seorang wanita yang kira-kira berumur 30an dengan rambut berwarna cokelat gelap sebahu menatapnya dengan mata yang penuh binar keterkejutan di sana.

"Ka..kau mengenalku?" tanya Sooji heran, ia meneliti wajah wanita itu dan merasa familiar dengannya tapi tidak ada satupun ingatan yang hinggap di kepalanya saat ini tentang wanita tersebut.

"Oh astaga! Akhirnya aku menemukanmu," seru wanita itu mengabaikan pertanyaan Sooji, ia kemudian melangkah cepat dan duduk di samping Sooji, sekali lagi menatapnya dengan seksama.

"Kau tau tujuh tahun ini aku sangat resah karena sama sekali tidak bisa menemukanmu, aku benar-benar putus asa ketika tidak mendapatkan sedikitpun informasi tentang keberadaanmu," ujarnya lagi panjang lebar, Sooji hanya mengernyit menatap wanita itu. Perkataannya benar-benar membingungkan saat ini.

"Apa maksudmu? Apa kita saling mengenal?" Sekali lagi Sooji bertanya, mendengar itu sang wanita kemudian terpekik dan menepuk pahanya seakan teringat dengan situasi saat ini.

"Oh maafkan aku, kau pasti sangat bingung," ucapnya penuh penyesalan, "entah kau mengingatku atau tidak karena kenyataannya ini adalah kali pertama kita bertemu-" sambung wanita itu lagi dan semakin membuat Sooji bingung, mereka baru pertama bertemu hari ini tapi mengapa seolah-olah wanita itu sangat mengenalnya?

Begin Again | MS #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang