The Reason (feeling)

551 96 10
                                    

.

.

**

Rian baru saja selesai sarapan ketika suara klakson berbunyi, seakan memanggil Rian. ia segera beranjak dari duduknya, mengambil tas yang ia letakan tak jauh darinya, sebelumnya ia sempat melirikan matanya pada sang oppa yang diam tanpa berbicara selama sarapan.

"aku berangkat" pamit Rian.

Rian meninggalkan kedua kakanya yang masih menikmati sarapannya, namun Yoona yang mengetahui ada sesuatu yang aneh, menghentikan kegiatannya, dan menatap meminta penjelasan pada suaminya.

"wae? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Donghae yang menyadri tatapan menuntut dari sang istri.

"kau bertengkar dengan Rian? Kau jangan terlalu keras padanya oppa, hidupnya sudah hancur selama ini"

Donghae menggebrak meja makan, menatap tajam kepada sang istri. "aku harus tegas dalam hal ini. aku tidak mau Rian hancur kembali, aku tidak mau jika namja itu menyakiti Rian. kau juga tidak akan setuju jika Rian dekat dengan –" donghae menghentikan kalimatnya "arh kau tidak akan mengerti. Sebaiknya kau awasi Jiyeon, dan aku pastikan kita akan kembali ke Jepang setelah aku berhasil menghancurkan keluarga mereka"

Donghae meninggalkan yoona sendirian, yoona menatap sedih punggung sang suami yang semakin menjauh darinya. sorot kekcewaan memancar dari mata yoona, ia benar-benar tidak setuju dengan apa yang akan dilakukan suaminya saat ini. hidup mereka sudahlah cukup bahagia meski begini, kenapa harus mengorek kembali luka lama yang telah dikubur.

"aku tak rela. Tapi, semua hak Rian harus kembali" gumamnya

.

.

.

Rian baru saja keluar dari rumah, ia sempat menghentikan langkahnya, memandang mobil taemin sesaat kemudian tersenyum simpul. Ia sedikit berlari menuju mobil Taemin.

Baru saja Rian tersenyum ketika melihat mobil taemin terparkir dihalaman depan rumahnya, kini senyumnya itu harus dihapusnya dari wajah cantiknya itu. Mendapati sosok suzy telah duduk manis disamping kemudi Taemin, dan Rian merasa bodoh ketika ia membuka pintu depan mobil tanpa mengecek terlebih dahulu.

"eoh, suzy. Mian, aku pikir kosong" ungkap Rian.

"gwenchana" jawabnya singkat. "apa kau ingin duduk disini? Biar aku yang pindah kebelakang" lanjutnya lagi, Rian mengulas senyumnya.

"annia, kau duduk saja disini" cegah Taemin "Rian, tak apa bukan jika kau duduk dibelakang"

"nde, aku duduk dibelakang saja"

Rian menuju kursi belakang, hatinya mencelus mendapati perkataan Taemin barusan. Kemudian ia tersenyum kecut, mendapati kini duduk dibelakang antara Taemin dan Suzy. Rian, menatap suzy dan Taemin bergantian. Suzy sosok yeoja yang memiliki paras cantik, rambut sedikit kecoklatan lurusnya selalu digerainya, penampilannya selalu rapi, senyumnya akan menamah kecantikannya, jika berbicara nada bicaranya terdengar anggun dan juga lembut. Sedangkan Taemin, namja tampan, baik hati. Akan sangat cocok jika mereka disandingkan bersama pikir Rian.

"rian"

Rian mengerjapkan matanya, ketika suara bass taemin memanggil namanya.

"kau kemarin kemana? Kau tak masuk jam kuliah, aku mencari-carimu. Aku pikir terjadi sesuatu padamu, aku pergi kerumahmu kemarin"

"kau mencariku" respon Rian cepat, tidak percaya. Bahkan suaranya hampir saja keluar dengan keras, jika saja rian tidak menahan nada suaranya.

"nde. Kau membuatku kawatir saja"

The Reason 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang