The Reason (i miss u)

542 86 13
                                    

.

.

.

PLAKK suara tamparan terdengar menggema disebuah ruangan yang cukup luas. Kini dua orang namja tengah berdiri berhadapan, salah satunya memandang tajam namja muda dihadapannya, matanya memancarkan kemarahan, beberapa kali ia harus menarik nafasnya kasar, Lee Donghae namja yang tengah menahan kemarahannya yang ssebenarnya telah meledak sebelumnya. Dia tak habis pikir dengan apa yang telah dilakukan orang kepercayaannya itu, orang yang selama ini diasayangi dan percaya, Donghae beberapa kali menggeleng tak percaya.

Namja muda yang bediri dengan kepala tertunduk dihadapan Donghae, dia adalah Lee Taemin. Dia sama sekali tak berkutik, meski wajahnya semakin terasa ngilu ketika tamparan Donghae mendarat, bahkan memar yang diberikan Myungsoo belumlah hilang.

"tak bisakah kau tidak bertindak bodoh Lee Taemin!" bentaknya.

Taemin terdiam, bukan berarti dia tak bisa membela dirinya, namun ia masih berpikiran jernih, ia masih menghargai donghae sebagai kakanya. Bahkan dengan sadar Taemin tahu jika mencintai seseorang bukan hal bodoh, jatuh cinta bukan satu hal yang bodoh bukan?, bahkan kakanya sendiri jatuh cinta sampai dia menikah sekarang. cinta adalah fitrah setiap manusia, tidak ada yang bisa memungkiri itu, meskipun manusia itu sendiri mencoba berlari menjauhi cinta, tapi cinta juga yang akan menangkapnya, ini bukanlah hal bodoh jika seseorang jatuh cinta, tidak ada yang salah. Mungkin memang benar jatuh cinta bukan hal bodoh seperti yang dipikirkan Taemin, namun mungkin cinta yang membawa kita kepada orang salah bukan?, ya itu tentu saja akan terjadi bukan. Setiap orang memiliki persepsi masing-masing tentang cinta, begitupun yang terjadi antara taemin dan Donghae, meskipun mereka memiliki darah yang sama bukan berarti pemikiran mereka sama.

"kau..." donghae merapatkan giginya, dia terlanjur kesal dengan adiknya ini. ia sangat percaya dengannya, dia telah mempercayakan Rian padanya, namun kenyataannya Taemin sendiri yang menyakiti Rian, "Park Jiyeon, apakah kau tidak memikirkan perasaan Jiyeon, eoh. kau menyakitinya dengan memilih yeoja itu, dia yeoja s****n"

"Hyung!"

Taemin bersuara keras, ketika kakanya menyinggung soal Suzy. ia bisa menerima perkataan serendah apapun, bahkan sekejam apapun dari mulut kakanya selama itu tentang dirinya, tetapi ia tak bisa menahan amarahnya ketika kakanya membicarakan hal yang tidak-tidak tentang suzy. Taemin sungguh tak bisa menerima perkataan kasar apapun tentang kekasihnya itu.

Pikiran Donghae berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkan Taemin, adiknya. Donghae tak habis pikir dengan Taemin, dia adalah orang yang mencintai Park Jiyeon selama ini, bahkan semenjak mereka kecil, Donghae masih jelas mengingat ketika dulu Taemin kecil ia selalu mencoba menarik perhatian Jiyeon dengan menjailinya, bahkan sampai Jiyeon menangis. Donghaepun sadar, pikiran Taemin telah diracuni oleh seorang yeoja, cinta Taemin sangatlah besar untuk Jiyeon, bahkan selama bertahun-tahun ia rela menunggu kedatangan jiyeon kembali ke Seoul, meski dengan identitas baru sebagai Rian. Ia benar-benar kecewa sekarang.

"Hyung, bisakah kau tidak bicara yang kasar tentang yeojachingguku" geram Taemin.

Donghae, tersenyum samar mendengar adiknya bisa berbicara padanya dengan nada semarah itu padanya. Ia menggeleng, taemin belum tahu saja yang sebenarnya. Ia akan kalah sebentar lagi, ia akan kehilangan jiyeon untuk selamanya.

"kau berani membentak ku, eoh? tsk "

Taemin siap membuka mulutnya, ketika Donghae melemparkan banyak lembar poto kehadapannya, perhatiannya teralih begitu saja, ia mengamati poto-poto itu. Matanya ia sipitkan ketika melihat gambaran yang ada, ia sangat mengenal sosok itu. Tubuhnya ia rendahkan, ia berjongkok mengambil poto itu dan memperhatikannya dengan seksama satu persatu, hingga .

The Reason 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang