ahirnya abisa juga lanjut ni ff setelah disibukan dengan dunia kuliah yang menjelang ahir semester, maaf untuk yang sudah dibuat menunggu *kayanyagaadadehhh hehehe
.
.
.
.
Seperti biasanya matahari menampakan cahayanya malu malu diupuk timur, setelah semalaman menghilang, hari berganti terang seiring semakin tingginya matahari berada. Rian, tengah menyantap sarapannya ditemani sang kaka.
"oppa, eodi?" tanya rian,
"oppa, sedang ada pekerjaan diluar kota. Untuk beberapa hari dia tidak akan pulang "
Wajah rian berubah sedikit kecewa mendengar penjelasan kakanya.
"semenjak tiba di seoul, oppa sibuk sekali" gumam rian yang tedengar seperti rengekan protes bagi kakanya, Yoona.
"semuanya demi kita, demi dirimu"
Yoona mengusap pelan pundak rian yang berada disampingnya, rian menurunkan bahunya. Ia kecewa kakanya sangat sedikit meluangkan waktunya sekarang untuk dirinya, dan kegiatan kuliahnya yang semakin padat juga tak jarang membuatnya tak bisa berjumpa dan menghabiskan waktu bersama. selain itu, rian juga merasa kuatir melihat kondisi kakanya yoona, setiap harinya kondisi pisiknya semakin lemah akibat bawaan bayi dalam kandungannya, bahkan tubuhnya tampak lebih kurus karena tubuhnya tidak setiap waktu dapat menerima asupan makanan.
"eonni, apa aku membolos saja untuk beberapa hari?" rian membuka mulutnya, mengajukan sebuah pertanyaan .
Yoona, mengerutkan alisnya. Menatap rian tak mengerti, kenapa tiba- tiba rian ingin bolos kuliah. Padahal, selama ini rian paling takut dengan suaminya, jika rian membolos satu hari saja ia bisa terkena hukuman dari suaminya itu, dan rian paling patuh terhadap aturan kakan iparnya itu.
"euhm, maksudku. Aku lebih baik menemani eonni saja dirumah, oppa pasti akan mengerti"
Yoona tersenyum, ia bahagia mendengar adiknya menghawatirkannya "annio, kau masuk saja. Bukankah kau harus cepat lulus dan bisa mengambil alih perusahaan ayahmu"
"keunde –"
"fokuslah pada kuliahmu, sebentar lagi kau harus mengurus perusahaanmu sendiri." Rian menggelenng ragu "eonni akan baik-baik saja, hanya perlu sedikit istirahat. Calon keponakanmu ini sangat manja" celoteh yoona, mencubit hidung rian. "sama seperti bibinya ini"
Rian tersenyum, mendengar gurauan yoona.
"eonni" rian memprotes, kemudian tertawa bersama.
***
"aish, taemin angkat telponnya" aku mengerutu ketika sambungan telponku tak diangkat oleh taemin. "eughh" geramku,
Aku menaruh ponselku sembarang diatas meja, bebrapa hari ini aku tak pernah bertemu lagi dengan taemin dan juga suzy, kemana mereka sebenarnya. Sekarang aku berada di perpustakaan, tempatku biasa, disini menjadi tempat pavoritku, suasana yang tenang, tak banyak orang disini. ini tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran, setidaknya begitu pikirku sekarang. Saat ini pikirankku tertuju pada suzy dan taemin, aku menghawatirkan taemin sekarang, apa dia akan baik-baik saja jika mengetahui yang sebenarnya. Pikiranku melayang kemana-mana memikirkan kemungkinan yang mungkin terjadi.
Aku meraih kembali ponselku, dan mencoba menghubunginya sekali lagi. Namun, tidak ada jawaban lagi dari seberang sana, sialnya kali ini ia memutuskan sambungannya. Ada apa dengannya? Apa dia sedang bekerja seperti biasanya? Entahlah. Yang jelas, aku semakin kuatir dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason 🔚
FanfictionSebuah mimpi buruk yang selalu hadir dalam tidur, tiba-tiba menjadi kenyataan. Sebuah kenangan buruk kembali lagi, terulang lagi. Kebencian dan rasa cinta menjadi satu, ketika harus memilih antara bahagia dan menderita, melepas dan menggenggam. Masa...