.
.
.
Aku merasakan sebias cahaya menganggu tidurku yang baru beberapa jam aku terlelap, aku mengerjapkan mataku menyesuaikan dengan cahaya ruangan, meregangkan tubuhku beberapakali yang terasa pegal akibat tidur dengan posisi terduduk.
Aku menoleh kearah sampingku, myungsoo dia belum sadar juga, apa benar dia tidak apa-apa?. Aku meraih keningnya memeriksa suhu badannya, tidak terlalu panas seperti semalam, sepertinya dia memang baik-baik saja. Aku beringsut dari tempat tidur, namun belum sempat kakiku meraih lantai, tanganku ditarik Myungsoo. Jadi dia sudah sadar? Sejak kapan dia sadar?
"eoh! Kau sudah sadar?" aku memastikan.
"tetaplah disini" gumamnya, matanya masih sepenuhnya tertutup.
"eoh?"
Perlahan myungsoo membuka matanya, aku baru menyadari jika myungsoo memiliki bulu mata yang indah, bahkan matanyapun indah. Dia menatapku, perlahan bibir piasnya itu melengkung membentuk senyuman yang begitu indah juga, sesaat aku terhipnotis dengan wajah tampannya itu.
Myungsoo bangkit dari tidurnya, ia mengambil posisi duduk didepanku. Ekspresinya begitu datar tak seperti tadi, cocok jika dikatakan seperti mayat hidup, dengan kondisi wajah pucat pasi, rambut acak-acakannya. Tapi, tidak menutup ketampanannya.
"jadi semalaman kau menemaniku dan tidak pulang"
Myungsoo kemudian terdiam, mengamati wajahku. Perlahan tangannya meraih wajahnya, mengusapnya lembut, cup.. aku membulatkan mataku ketika ia tiba-tiba mencium pipiku. Singkat memang, bahkan ia pernah melakukan lebih dari itu, tapi tetap saja itu membuatku terkejut, dan berhasil membuat jantungku terpompa lebih cepat.
"apa yang kau lakukan?" aku memegang pipiku.
Dia terkekeh, kemudian mendekatkan wajahnya denganku hingga jarak kami begitu dekat. Aish, kenapa namja ini suka melakukan ini, hal ini membuat bulu kuduk ku merinding.
"matamu ...tetaplah disini. dan tidurlah"
"annia, aku harus pulang. Dan kau juga harus makan bubur, kau baru sadar dari pingsanmu." Tolakku
Tampaknya, penolakanku tidak berhasil. Ia malah kembali tidur, dan menarikku membuatku tertidur didadanya, wajahku memanas seketika. Bagaimana jika baekhyun, atau bibi jung melihat ini, mereka akan salah paham.
Aku terdiam ketika aku bisa mendengar detak jantung Myungsoo yang cepat juga keras, aku mengigit bibir bawahku, ada sensasi ketikaaku merasakannya. Myungsoo detak jantungmu, seperti sebuah magnet untukku, karena jantungku kini mulai bereaksi, jantungku berdetak dengan tempo cepat. Jantungku.
"tidurlah dulu sebelum pulang. Kau tidak usah membuatkanku bubur, bibi Hong akan membawakannya sebentar lagi. Kau tidurlah dulu, "
"aku tidak bisa eonni pasti menghawatirkanku"
Aku bangkit, namun terjatuh kembali akibat tarikan myungsoo. Dia sakit, tapi tenaganya masih saja besar.
"tidurlah" ia memelukku erat, aku bahkan tidak bisa untuk bergerak sedikitpun.
**
Suara ketukan pintu, membuatku terbangun. Aku hendak bangun, namun ketika kusadari aku tengah berada di pelukan kim myungsoo, bahkan kini posisi kami saling berhadapan, dengan tangan myungsoo yang melingkar di pinggangku. Aku menahan nafasku, ketika suara ketukan pintu kamar myungsoo kembali terdengar.
"biarkan saja, hanya mengganggu" ucapnya ringan. Ketika aku bersiap turun
"aku harus membukanya, mungkin saja itu baekhyun ingin melihat keadaanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason 🔚
FanfictionSebuah mimpi buruk yang selalu hadir dalam tidur, tiba-tiba menjadi kenyataan. Sebuah kenangan buruk kembali lagi, terulang lagi. Kebencian dan rasa cinta menjadi satu, ketika harus memilih antara bahagia dan menderita, melepas dan menggenggam. Masa...