6 // Story D and A

181 7 0
                                    

Terakhir

Matahari tampak cerah
Sinarnya terik, menusuk

Aku tersenyum
Bernafas lega, bersyukur

Rasa itu hilang...
Bagai daun,
Terbang jauh dan berharap
Tidak kembali lagi

*Hai cowok angin, sampai jumpa lain hari.

****

Koridor itu tampak ramai, banyak siswa yang saling berlari mengejar temannya. Ada beberapa siswi yang duduk-duduk santai di pinggir koridor sambil membicarakan soal cogan, fashion, cogan, fashion... gitu aja terus. Ampe mati.

Kalo aku? Ah.. seperti yang kalian lihat, aku hanya duduk di bangku kayu depan kelas sambil baca komik. Ya.. gini deh kehidupanku. Baca buku, makan, salat. Itu aja terus sampe dia liat aku. Hehehe... kagak deng, canda. Sumpah aku bercandaaaaa...

Liat deh, ke lapangan. Iya lapangan. Di sana ada anak-anak cowok lagi demo ekskul. Ya mereka dari klub futsal. Ganteng? Biasa. Coba deh ke lapangan satu lagi, yang ukurannya kecil. Di sana ada cowok dengan seragam futsalnya sedang ngobrol dengan panitia OSIS. Ganteng? Biasa... tapi aku suka sih.

Eum kalo nama dia? Dia itu namanya Putra Anggara. Panggil aja Angga. Jangan Anggi. Tunggu deh, emang nyambung yah? Lupakan deh lupakan.

Dia itu kalo dideskripsiin tuh kelamaan dan bakal panjang.... banget. Aku aja gumoh kalo harus nulis panjang--eh? Tunggu. Kok aku malah kasih tau kalian yah kalo aku itu lagi nulis. Oke lupakan-lupakan. Nggak penting. Yang penting dari ini adalah.. ke mana Angga per--

"Diar!" Aku menoleh sambil meggeram kesal. Cih, gadis satu ini mengganggu saja. Aku pun membenarkan kacamata yang ku kenakan lalu berdiri dan menghampiri gadis itu.

"Apa Ta?" tanyaku saat sudah di hadapannya. Dia nampak cemberut, lalu menunjukkan sebuah buku.

"Ini.. si Gani ngancurin novel punya loooo! Satu halamannya hilang, Diiii!" rengek gadis itu dengan tangis yang tak terkira.

Aku mengambil buku itu. Novel hadiah dari Angga, jadi kurang halaman gini??

"Hueeeee! Ganiiiiii!! Sini lo, dasar cowok brengsekkkk!!!" Aku langsung merengek macam bayi sambil mengejar Gani yang sudah lari menelusuri koridor. Menyebalkann!!!

***

Lari Gani cepat sekali, dan sekarang aku bingung harus ke mana. Aku sudah kelas 3 SMA, dan menangis dengan keadaan kusut seperti ini sangat memalukan. Apalagi, banyak anak dari kelas 1 dan 2 yang memperhatikanku dengan bingung. Ada juga yanh terang-terangan tertawa sambil bertanya, "Kakak kenapa?"

Oh Tuhan! Gani ke mana?!!

Aku kembali berlari kecil, membuka satu ruangan ke ruangan lainnya. Mencari di selokan atau kamar mandi laki-laki. Tidak peduli para siswa memandangku aneh, yang penting Gani ditemukan dan dia akan bersedia mengganti novelku dengan yang baru!

"Lo kenapa, Di?"

Oh, aku ingin pulang sekarang juga.

Aku menoleh dengan mulut terbuka dan wajah kusam karena bekas air mata. Tatanan rambutku sudah buruk entah sejak kapan. Jadi, tolong biarkan aku menyembunyikan wajahku sekarang dari makhluk satu ini.

Rangkaian KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang