Tidak ku sangka. Aku sudah 2 bulan menyukai Langit. Cowok itu juga masih nampak biasa. Maksudku, tidak ada pergerakan aneh dari cowok itu terhadapku. Aku tidak berharap sih, hanya bermimpi saja.
Pagi ini, masih sama seperti hari biasanya. Namun yang berbeda adalah aku naik kereta dai stasiun lain. Aku sempat bertemu Rintik. Dia cowok loh. Dia memanggilku ketika aku berjalan untuk naik dari gerbong tiga. Tanpa sadar aku malah naik di gerbong yang sama. Ia mengajakku bercanda akan banyak hal. Lalu, saat ingin sampai di stasiun yang akan banyak penumpang naik juga turun, ia berpindah di belakangku. Cowok itu seperti menahan gerakan para penumpang lain yang mendorong tubuhku. Ia juga mencolek bahuku secara bergantian membuat aku menoleh, lalu pandangan aku bertemu dengannya.
Di sana ada Langit yang tengah melihat ke arah jendela. Aku tidak mengerti kenapa aku merasa panik hanya karena aku malah bersama Rintik. Namun kurasa dia tidak peduli.
Buktinya, saat aku berada di kelas, sambil menyalin tugas Kimia, Genting menyampaikan pesan dari Langit untukku.
"Dia sukanya sama Flanel."
Aku diam. Entah kenapa dadaku sesak. Namun aku berusaha untuk tersenyum dan berkata, "Terus, gue peduli? Nggak."
Aku tau, wanita punya seribu cara untuk bersembunyi dari pahitnya kenyataan.
Sekian kisahku. Entah kapan ini akan berlanjut. Mungkin nanti, dengan cowok yang baru. Yang dapat menggetarkan jantungku, dan menggenggamnya lembut, juga tidak akan ia tusuk hingga berdarah. Ku harap begitu. Entah kapan itu akan terjadi..
Aku tidak tau.
...
a.n
Hai!! Aku balik lagi. Waks, sedih amat yah kisahnya. Tapi, tunggu aja semoga laman non-fiction ini berlanjut. Orangnya belum curhat lagi sampai saat ini#eh?
Secretly,
Defi Fitri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangkaian Kata
PuisiMenantimu untuk mengobrol denganku itu hanyalah sebuah mitos Melihatmu tertawa bersamaku hanyalah sebuah ilusi Tapi perasaanku tetap sama Bukan mitos, juga bukan ilusi ☆☆☆ Puisi itu adalah ungkapan perasaan yang berasal dari hati. Meski kadang beris...