Aku nggak tau apa-apa lagi. Rasanya tubuhku tiba-tiba terangkat dan mengudara macam pesawat terbang. Aku tidak ingin jatuh ke dasar lagi. Jadi tolong bawa aku terbang sejauh yang kamu mau.
Jadi intinya, aku bahagia. Bahagia karena akhirnya cowok itu sadar bahwa akulah yang tulus padanya. Aku yang selalu menunggunya. Aku yang selalu memperhatikannya ketika kami tengah berada di dalam satu ruangan yang sama.
"Tapi, dia takut lo malah ngejauhin dia karena udah bikin lo patah hati," kata Dru padaku. Cowok itu macam makcomblang antara aku juga Langit.
Aku tersenyum kecil. "Nggak apa-apa, bilang kalo gue baik-baik aja," kekehku. "Lagian, yang itu lupain aja. Gue geli sendiri kalo inget hari itu," tambahku.
Dru mengangguk mengerti. "Jadi, lo nerima dia dengan senang hati, nih?" tanya cowok itu dengan alis dinaik turunkan.
Aku mengedikkan bahu. "Gitu deh," balasku.
I hope, you not too hurt me again.
☀☀☀
a.n
Masih belum. Belum waktunya buat berfikir kalo Langit benar-benar menerima Jingga. Poor my sunshine, Jingga :*
See ya!
Defi Fitri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangkaian Kata
PoesíaMenantimu untuk mengobrol denganku itu hanyalah sebuah mitos Melihatmu tertawa bersamaku hanyalah sebuah ilusi Tapi perasaanku tetap sama Bukan mitos, juga bukan ilusi ☆☆☆ Puisi itu adalah ungkapan perasaan yang berasal dari hati. Meski kadang beris...