Konflik

842 38 2
                                    

"Eh Ra tungguin gue" teriak Rendra.

"Ayo pulang bareng gue" teriak Anggara.

"Sial! Kenapa mereka ngikutin gue terus sih. Bisa-bisa gue tambah dikira kegatelen sama mereka" gerutu Tera sembari lari terengah-engah membawa sebuah tas kecil berisi baju olahraga di tangan kiri, sedangkan di tangan kanan membawa 2 buku cetak tebal.

"Tera" tiba tiba Anggara sudah di belakangnya dan menarik tangan kanannya sampai buku Tera terjatuh di lantai koridor kelas.

"A!" Tera kaget.

"Lepasin tangan Tera" Tiba tiba Rendra mengambil alih tangan Tera yang tadinya di genggam oleh Anggara.

"Apaan sih lo! Gue udah duluan" Anggara merebut genggaman.

"Gue ada urusan sama dia!" Genggaman di rebut lagi oleh Rendra.

"Pergi lo! Gue mau ngomong sama Tera!" Lagi-lagi tangan Tera sudah ada di genggaman Anggara.

"Lepas! Ngapain sih kalian! Ganggu tau gak! Ngerepotin! Lo gak lihat tuh buku gue jatuh semua!" bentak Tera.

"Lo kira gak sakit apa di tarik-tarik! Lo kira tangan gue apaan di oper-oper ke gitu!" gerutu Tera sembari mengambil buku nya yang jatuh di lantai.

"Gue bantuin!" Ucap Rendra dan Anggara bersamaan dan mereka juga jongkok bersamaan secara cekatan.

"Gak usah! Udah gue ambil sendiri!" Ucap Tera lalu berdiri dan jalan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Eh Ra! Tungguin dulu!" Teriak Anggara.

"Nggak! Apaan sih lo!" Cegah Rendra.

"Gue mau ngejar dia!"

"Gue juga mau ngejar bego!"

"Lah trus ngapain lo nyegah gue!"

"Biar gue yang duluan dapetin Tera!" ucap Rendra sembari menaikkan satu alis kanannya.

"Nggak!"

"Paan sih! Lepas bodoh!"

"Nggak! Gue duluan!"

"Nyingkir lo!"

"Lo yang nyingkir!"

Mereka berjalan cepat mengejar Tera sembari saling mendorong dan mencegah.

Tera menengok ke belakang. Memastikan bahwa dia sudah tak lagi di kejar oleh Anggara dan Rendra.

"Oh Tuhan. Gue udah capek dan mereka masih ngejar gue" gerutu Tera.

"Mereka emang gajelas semua. Ngapain juga ngejar sambil dorong-dorongan. Tapi karna itu gue untung. Jadi gue gak gampang ketangkep salah satu dari mereka. Gue harus lari lebih kenceng! Biar bisa lolos." Ucap Tera semangat tanpa memperhatikan arah depan, karena dia fokus berlari dan melihat ke arah belakang, mengecek jarak dia dengan kedua lelaki tersebut.

"Tera!" teriak Rendra.

"Awas!"

Brokkkkk!!!

Suara pintu gerbang terdengar jelas.

"Anjay! Gue gak fokus sampe nabrak gerbang. Aduh. Kampret nih gerbang! Sejak kapan sih nih gerbang berdiri di sini! Duh kepala gueeeee" Keluh Tera sembari duduk di depan gerbang.

"Ra! Tera! Lo nggak papa? Sakit nggak? Pusing? Gue gendong ya." Ucap Anggara yang kini sudah berada di depan Tera. Terapun Syok.

"Lah nih curut bedua udah di sini aja. Lari ke setan sumpah." Batin Tera kaget.

"Gue anter pulang ya." suara Rendra baru terdengar dan terengah engah.

"Ampun dah! Capek juga lari terus." Batin Tera.

The Coolest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang