Peace

1.3K 89 13
                                    

Bruuuuukkkk !

Terdengar suara tabrakan keras dan Anggara mengerem mobil sport nya mendadak sehingga membuat tubuh mungil Tera terpelanting ke depan .

"Aduh . Apa apaan sih lo! ngerem nggak aturan . Lo nggak liat apa kalo gue nggak pa.." Ucapan Tera terputus karena melihat Anggara keluar mobil tanpa mendengar ocehan Tera dan berlari ke depan.

Tidak di sangka-sangka , ternyata ada seorang penjual sayur menggunakan gerobak yang di tabrak lari oleh seorang pengendara motor .
Semua dagangan nya berserakan . Dan tampak seorang laki laki tua jatuh di dasar aspal yang panas saat itu .

Tidak ada satu pun yang menolong kakek tua tersebut, karena pada saat itu jalanan masih sepi . Bahkan sangat sepi .

"gue kira dia nggak punya perasaan dan nggak peduli sama orang. Tapi ternyata anggepan gue salah" Batin Tera .

Tera pun keluar dari mobil merah Anggara dan menghampiri mereka yang sedang berbincang bincang .

"Kakek tidak apa apa ? Bagaimana kakek bisa terserempet motor tadi?" Tanya Anggara sembari membantu laki laki tua tersebut untuk berdiri.

"Terimakasih sudah menolong kakek,Nak. Kamu anak yang baik" jawab kakek tersebut sembari tersenyum kepada Anggara .

"Aaaaaaaaa .. Ini kakek gerobaknya saya bawa ke sini , dan dagangan kakek sudah saya rapikan. Kakek bagaimana keadaannya ? Apa ada yang terasa sakit?" Tera datang dengan mendorong gerobak tersebut dengan dagangan yang sudah rapi seperti awalnya dan bertanya keadaan kakek tersebut . Wajahnya benar benar terlihat khawatir.

"Terimakasih,Nak . Kamu sudah cantik , hatimu juga cantik . Maafkan kakek jika merepotkan kalian berdua. Apa kalian pasangan? Kalian sangat cocok jika bersama. Kalian sama sama baik hati" ujar kakek tersebut sembari tersenyum .

Tiba tiba perasaan Anggara merasakan ada yang berbeda . Jantungnya pun terasa berdebar semakin cepat seperti dia sedang jatuh cinta .

Sementara itu Tera hanya berdiam diri dengan wajah yang memerah karena merasa salah tingkah atas ucapan kakek tersebut .

Kini mereka tidak berani saling memandang , karena jika memandang , mereka berdua akan salting tidak jelas .

"Mari kek, ke tepi jalan dahulu" Anggara membantu kakek tersebut untuk jalan ke tepi , tepat di pohon yang rindang di sekitar jalan tersebut .

"Kakek duduk disini" Anggara mengarahkan kakek tersebut ke sebuah bangku yang berjarak hanya satu meter dari jalan .

"Hah! kaki kakek berdarah. Bagaimana kakek bisa terserempet? Dan dimana pengendara motor yang menyerempet kakek tadi?" Tera bertanya sembari memandang jalan seolah olah mencari motor yang telah menabrak kakek tersebut .

"Kakek di serempet tapi pengendara motor itu tidak berhenti,Nak" jawab kakek dengan nada yang sangat lirih

"Kurang ajar!Kakek hafal plat nomernya? Harus di beri pelajaran pengendara motor itu kek!Dasar tidak tau aturan! Manusia seperti itu harus segera di musnahkan dari peradabaan ini" Jawab Tera dengan PD-nya

"Lo ngomong apaan sih. Dasar aneh" ujar Anggara

"E-eh biarin. emang bener kok , orang ke gitu tuh nggak usah di kasih ampun , biar kapok! Kita harus nemuin orang itu! trus gue bakal kasih pelajaran ke tuh orang !" jawab Tera penuh semangat

"Hah?Kita?" ujar Anggara
"Lo aja kalik! Gue enggak" sahut Anggara mentah mentah.

"A-apa" jawab Tera kaget

"Lo pikir nyari orang segampang ngupil apa! Tinggal cari trus gampang dapetinnya!" ucap Anggara

"euuuhhhhh lo jorok banget sih jadi orang. Jijik tau nggak"

The Coolest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang