"Terbongkar"

978 42 17
                                    

"Bahwasannya, Tuhan selalu punya rencana yang hebat"


_____

Tin tin!

Mendengar klakson diluar rumah, Tera langsung menengok lewat jendela ruang tamu. Hawa positive memancar dari tubuh laki-laki jangkung yang baru saja keluar dari mobil sport berwarna hitam itu. Dengan pakaian yang terbilang santai namun rapi. Terpasang kaos berwarna abu-abu dengan gambar logo 'centang', celana hitam polos dengan sedikit mode sobek-sobekan di bagian lututnya. Dengan sepasang sepatu sandal berwana hitam bercampur grey.

Lambaian tangan itu -senyuman itu- hmmmm Rendra batin Tera.
Tera kemudian menarik knop pintu dan membukanya. "Udah ke sini aja." Ucap Tera menyambut kedatangan laki-laki tampan itu.

"Kamu juga udah siap tuh. Tumben." Rendra nyengir.

Tera hanya melengos.

"Jadi?  Mau kemana kita?" Tanya Rendra dengan nada seperti Dora The Explorer.

"Itu lutut kenapa? Celana dimakan tikus di pakek." Tunjuk Tera menggunakan anggukan kepala dan tatapannya.

Rendra melotot. "Ini modis tau,Ra. Keren." Tera hanya tertawa. Sedangkan Rendra bingung.

"Yaudah yaudah buruan. Nanti siang aku mau ke toko kain sama ibuku."

Tiba-tiba Rendra mendekat. Otomatis tubuh Tera menjadi kaku seperti patung. Matanya melotot. "A-apa?" Ucap Tera terbata-bata.

"Cie aku kamu." Rendra mencubit hidung Tera. Lagi-lagi Tera hanya melengos tidak peduli. Dan kemudian berjalan duluan ke mobil meninggalkan Rendra yang hanya senyam-senyum sendiri tidak jelas.

Ketika di perjalanan, seperti biasa, Tera hanya duduk diam dan melihat pemandangan rumah dan pepohonan berjalan ke belakang. Karena dia menganggap, mengobrol dengan orang yang menyetir sama dengan mengganggu konsentrasi orang itu dalam menyetir. Kaku.

"Ke bioskop jadi kan ya?" Tanya Rendra memecah keheningan. Tera hanya menatap dan mengangguk, setelah itu- ya kembali lagi seperti semula-memandang rumah dan pepohonan berjalan ke belakang.

Semakin lama Tera merasa laju rumah dan pepohonan itu semakin cepat ke belakang. "Pelanin." Perintah Tera.

"Biarin. Biar kamu pusing liat rumah jalan cepet ke belakang."

"Rese banget." Tera lalu menghadap ke depan dan memencet radio. Otomatis suara orang di sebrang sana terdengar.

Hahahaaha iya gengs. Pagi-pagi gini emang-enaknya jalan santai kuy. Sambil dengerin lagu-lagu hitz dari Sinta FM nih . Cekidot. Suara penyiar radio di ujung sana.

Selang satu detik. Alunan musik mulai terdengar. Yah.. lagu itu- lagu galau.

Aaahhh Rendra mengganti saluran radionya.

"Kenapa di ganti sih?" Tera komplain.

"Lagian pagi-pagi lagunya udah galau, lemes aja. Udah kita lagi romantis gini,  masak di temenin bayang-bayang galau."

The Coolest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang