Intai

620 34 1
                                    

"Tera." Tiba tiba terdengar suara laki laki di belakang Tera. Terlihat Sherel dan Chacha melotot tajam. Bola matanya bahkan serasa akan copot dan menggelinding ke bawah.

"Ra. I-itu e i-itu" Ucap Sherel tak jelas sembari mengangakan mulut monyongnya itu.

Sembari berbalik Tera menjawab Sherel. "Apaan?"

"E-elo!" Tunjuk Tera saat tau laki-laki itu sudah di belakang Tera. Yah siapa lagi kalau bukan laki-laki yang tengah di intainya tadi. Anggara.

"Lo ngapain di sini? Kalian juga?" Tanya Anggara yang tampak bingung dengan dikelilingi aura kecantikan gadis pirang di sampingnya. Benar benar menyebalkan. Diam diam Tera mengumpat. "Gadis ini lagi. Bosen gue liatnya. Iya sih cantik, tapi kenapa juga sih harus deketin gebetan gue. Ah mamakkk benci sekali ku ini."

"Ra!" Ayu menepuk punggung Tera yang tampak melamun sembari melihat gadis pirang itu. Sampai gadis itu merasa risih karena ditatap Tera dari ujung kaki sampai pucuk kepalanya.

"Apa apaan lo!" Tepukan Ayu malah membuat Tera latah dan tidak sengaja membentak gadis pirang itu. Seketika mata Anggara mebelalak besar melihat tingkah Tera.

"Gue?" tunjuk gadis pirang itu pada dirinya sendiri.

"E-eh so-sorry tadi gu-gue cuman latah waktu di tepuk Ayu." Tera langsung merasa bersalah dan malu. Pastinya. Tapi gadis itu hanya tersenyum hangat pada Tera. "Dih gue muak liat senyumnya yang sok manis itu" Batin Tera.

"Oh hahahhahaha" Anggara tertawa canggung. "Kirain lo bentak dia beneran. Gue pikir ada masalah apa."

"Hehehhehe" Tera menggaruk tengkuknya yang tiba tiba terasa gatal.
"Oh iya. Lo kok di sini sih? Gak bilang bilang. Kan bisa kita jalan jalan barengan." Ucap Anggara.

"Eeeeeee..." Tera benar benar merasa sangat bloon.

"Hahahahahhaa. Helllooo everybody!" Teriakan Sherel memecah kecanggungan. "Kita kan mau quality time sama sahabat sahabat kita doang kak. Jadi ya gak bilang ke siapa-siapa termasuk sama lo."

"Ah elo Sher. Biasa aja kali. Lo semua kan juga sekelas sama gue. Gue nganggep lo semua sahabat gue. Kecuali-" Belum selesai mengobrol Ayu sudah mematahkan obrolannya.

"Yeeeeee. Bukan gegara kita sekelas trus lo udah tentu jadi sahabat kita yeee.." ejek Ayu.

Anggara malah tersenyum manis sekali. "Hahahha yaelah. Oke oke. Gue gak di anggep sahabat nih?"

"No no" Sherel menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri.

"Bentar bentar! Gue kayaknya liat lo tadi ya?" Anggara menunjuk Tera. Tera pun melotot dan menyadari bahwa dia sedang dalam bahaya.

"Astaga gue lupa! Entar kalo ketahuan gimana!" Tera memejamkam matanya rapat rapat menahan takut.

"Lo gak papa?" Terdengar seorang gadis berbicara halus di depan Tera. Ia pun langsung membuka matanya. "Sumpah? Yang bicara tadi gadis pirang ini? Sok peduli banget dia. Dia kira dia siapa. Sok sokan tanyak tanyak. Gak butuh gue." Lagi lagi Tera mengumpat dalam batinnya.

"Ra" Genggaman tangan besar yang terasa di lengan Tera pun berhasil membuat umpatan Tera tersentak dan kaget.

"Lo gak papa kan?" Anggara ternyata.

"Gu-gue?"

"Oh iya gue belum kenalin dia ke elo ya." Anggara merangkul gadis pirang itu. "Njir apa apaan ini!" lagi lagi batin Tera berbicara.

"Dia cantik kan?" tanya Anggara. Tapi lagi dan lagi. Batin Tera yang terus menjawab, "Senyum mengembang gadis itu bener bener bikin gue muak!" Tera menampakkan wajah bengisnya, "Gue pengen cekek tuh orang. Pake rangkulan ke gitu. Apaan. Gak banget!"

The Coolest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang