Camping

690 27 6
                                    

__

"Ayo Sher cepetan." ucap Ayu dengan membawa tas gunung di punggungnya itu.

Dengan memutar bola matanya malas Sherel menjawab, "Ah berat banget sih nih tas, ntar kalo tulang princess yang tipis ini rapuh gimana coba? Trus nanti kalo tangan ku yang mulus nan cantik ini ke gores gimana dong, cuma gara gara tas beton ini nih!" Sherel membanting tas tentengnya itu.

Hari ini memanglah hari dimana anak kelas 10 menjalankan perkemahan untuk pelantikan tentang masalah kepramukaan. Mereka di pimpin oleh seorang kakak-kakak pembina di bidang kepramukaan. Yah tentunya dari 1 Organisasi sekolah yang mengurus tentang pendidikan kepramukaan. Anggotanya hanya murid kelas 11 dan 12 saja. Sedangkan kelas 10 boleh mendaftar masuk ke organisasi apabila perkemahan selesai dilakukan.

Semua murid diwajibkan datang berkumpul pada pukul 06.00 WIB di lapangan utama sekolah. Tentu saja hal itu membuat semua siswa datang pagi-pagi dengan membawa tas dan barang bawaannya. Kemah ini dilakukan selama 3 hari di bumi perkemahan. Semua siswa diwajibkan membentuk regu. Untuk Partner dalam menjalankan misi pelantikan tersebut dan juga untuk urusan teman tidur satu tenda. Setiap regu terdiri dari 4 orang.

"Baik adek adek. Yang udah lengkap satu regunya silahkan naik ke mobil ya." Ucap salah satu kakak pembina.

"Cih. Mobil apaan. Truk iya!" Gerutu Sherel saat menatap sebuah mobil Truk yang akan di gunakan untuk perjalanan menuju ke bumi perkemahan.

"Yelah kita naik ini aja udah alhamdulillah tau gak!" Ucap Chacha sembari berusaha naik ke atas. "Emang lo milih mana? Jalan kaki apa naik ini?" Ucap Chacha saat sudah berhasil naik ke dalam bak truk.

"Btw lincah banget lo naik ke situ Cha." Ayu mengangakan mulutnya. Seakan-akan ia takjub melihat kehebatan Chacha.

"Ah Chacha mungkin kalo liburan biasa cari uang dengan ngangkut pasir, batu, kayu paling. Jadi udah ahli tuh naik ke situ." Celetuk Sherel.

Mata Chacha otomatis mendelik. "Sembarangan lo kata ya!"

"Ayo sini gue tolongin!" Chacha mengulurkan tangannya.

Satu persatu siswa masuk ke dalam bak truk yang terbuka itu. Setelah truknya sudah terasa cukup, saatnya berangkaaaaatttt!

"Waaaa!" Teriak satu bak truk saat truk sudah mulai melaju tiba-tiba.

"Gila tuh sopir! Berangkat gak bilang-bilang! Basa-basi dulu kek! Bilang hai semua kita mau berangkat yaaaaa." Ucap Sherel lenjeh.

"Mana ada sopir lebay kek elo!" cibir Ayu.

"Udah deh ribut aja kalian. Dah kayak beo aja. Ngoceeeeeeh mulu." Sahut Tera. Sedangkan Chacha hanya tersenyum miring.

Sherel lagi-lagi menggerutu."Ya gimana ya tuh sopir kurang ajar banget. Kalo ada apa-apa tuh ngode dulu pa gimana gitu. Kan kitanya kaget. Susah ya naik beginian. Ngerem sama ngegas buat kita pontang-panting kemana-mana dah."

"Bener juga tuh Sherel. Coba deh liat kalo sopirnya ngerem sama ngegas. Nih anak-anak nih bakalan pada tumbang kesana kemari. Gue liat tadi ada yang kejedot. Ada yang jatoh. Ada yang,-" Omongan Chacha berhenti.

Celetuk Tera memotong perkataan Chacha. "Daripada lo ngoceh mending lo pegangan. Ntar malah kayak mereka jatoh gak karuan."

Baru saja satu detik Tera berhenti mengobrol, Pak sopir mengerem truk nya. Otomatis Chacha terpelanting ke depan. Dan..

"Aaaa!" jerit Chacha saat ia mengetahui bahwa ia telah memeluk seorang laki-laki yang ada di depannya tadi.

"Kenapa lo meluk gue!" Bodohnya Chacha malah berteriak begitu, sehingga semua anak menengok pada mereka berdua.

The Coolest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang