Small Family

2.1K 126 11
                                    

***

Setelah Tera pulang ke rumah, Tera langsung bergegas mengganti bajunya dan pergi ke sebuah toko kecil yang berjarak hanya 10 meter dari rumah.

Seperti biasanya, dia sepulang sekolah langsung membantu ibunya di toko jahit kecil. Semenjak ibunya berpisah dengan ayahnya, Tera menjadi hidup berdua saja dengan sang Ibu.

Dulunya Tera hidup di sebuah rumah yang mewah, luas, dan tampak gemerlap dunia. Banyak pembantu yang mengurus rumahnya, namun sekarang tiada satupun pembantu yang ada. Dia mengurus rumahnya berdua dengan ibunya .

Kini mereka tinggal di sebuah rumah yang tidak terlalu besar. Mereka hidup sederhana dan berjuang melawan pahitnya kehidupan berdua . Susah payah mereka lakukan berdua saja. Maka tidak heran jika Tera sangat mencintai ibunya.

Dulu dia adalah anak konglomerat , sedangkan sekarang dia hanya anak dari seorang penjahit yang sederhana. Walau begitu , Tera tetap merasa bersyukur , karena dia menyadari lebih baik sederhana namun hidup tentram bahagia daripada hidup bergelimang harta namun tidak pernah merasakan kebahagiaan , seperti saat ia kecil dulu .

***

"Hallo ibu ku yang cantik. eemuuahhh" Tera memeluk ibunya sembari mencium pipinya .

"Iya sayang . Sudah pulang ya" jawab ibunya sambil menjalankan jarum jahit di mesin jahitnya .
"Sudah makan belum?" tanya ibu Tera.

"Sudah ko,Bu . Kan ibu membawakan bekal"

"Masih lapar atau tidak ? kalo masih sana makan lagi di rumah . Sayur asem kesukaan kamu tadi pagi masih di wajan dapur"

"Ah tidak, Bu. Sudah kenyang ko. Kan ibu buatin bekal dengan penuh cinta , jadi makan sedikit saja sudah terasa kenyang" goda Tera kepada ibunya .

"Ah kamu mah bisa saja merayu ibu,Ra" sambil menghentikan injakan kakinya di pedal mesin jahit dan mencubit pipi Tera yang merah merona .

"hehehehe" Tera tertawa kecil .

"Bagaimana dengan MOS mu hari ini ,Ra?"

"Sangat membosankan,Bu. Ribet . Tera tidak suka"

"Loh , kok bisa begitu? Memangnya ada apa?" tanya ibu Tera sambil berjalan menggandeng Tera untuk duduk di kursi tempat ibu Tera biasanya beristirahat .

"Tera tadi pagi lupa membawa topi MOS . Terus Tera di hukum . Tau nggak Bu? Masak Tera suruh minta tanda tangan kakak kelas yang Tera saja tidak tau orangnya yang mana. Apalagi ada kakak OSIS cewek yang sok-sok'an gitu. Masak iya Tera suruh keliling lapangan 100 kali. Yasudah Tera sangkal saja omongannya. Dasar kakak kelas gila. Awas saja kalau ketemu. Huh! Untung saja tidak jadi di suruh lari. Coba kalau jadi. Bisa bisa rontok semua tubuh mungilku ini." curhat Tera sambil memasang muka yang benar benar kesal .

"Heh Tera kalo ngomong jangan asal. Ibu kan tidak pernah mengajari kamu seperti itu. Jika ada orang yang membuatmu kesal atau jahat sama kamu, kamu nggak usah ngladenin. Biar saja mereka jahat. Yang penting kamu tidak boleh balas dendam atau berlaku jahat pula kepadanya. Jika kamu jahat pada mereka, terus apa bedanya kamu dengannya ?"

"Mengerti kau ,Nak?" nasehat ibu Tera.

"i-iya, Bu. Maafkan Tera." Terapun menunduk seakan akan dia menyesal telah berkata seperti itu.

"Lagian itu kan salah kamu juga, kenapa bisa sampai ketinggalan? Kamu harus lebih bisa teliti dalam melakukan semua hal." lagi lagi ibu Tera menasehatinya.

"i-iya, Bu" jawab Tera dengan nada terbata bata .

"Yasudah Ibu mau melanjutkan pesanan jahitan ibu dulu." sambil berjalan menuju mesin jahitnya kembali dan mulai menjahit .

The Coolest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang