MOON STAR

581 26 4
                                    


"Yang barisan paling belakang. Cewek cowok maju ke depan!" Suara berat itu membuat seluruh rombongan membuka jalan.

Tera mendelik sedangkan Anggara hanyak cuek dan bersedakap.

"Ayo maju." Ucap pembina tersebut.

Dengan langkah berat Tera melangkahkan kedua kakinya dan diikuti Anggara di belakangnya. Diujung tatapannya terlihat kakak pembina laki-laki dengan badan kekarnya dan wajah yang bisa dibilang serem lah ya. Selama beberapa bulan di sekolahnya, ia tak pernah melihat dia di sekolahnya.

Tatapan pembina tersebut benar-benar sengit. Ia terus memicingkan matanya ke arah Tera. Mengetahui hal tersebut Anggara langsung maju mendahului Tera agar laki-laki tersebut tidak memandang Tera seperti itu terus.

"Kalian! Gak boleh berdua-duaan terus! Ngerti!" Bentak laki-laki tersebut.

"Kenapa? Masalah buat lo Fahri Aditya Rama?" Anggara mulai bersuara.

Jadi namanya itu? Batin Tera di belakang Anggara dengan tatapan yang menunduk.

"Tatapan lo biasa aja. Ntar adek kelas pada takut sama lo." Tambahnya lagi.

Laki-laki bernama Fahri tersebut melengos dan tersenyum miring, "Hah! Gak peduli gue."

"Karna kalian malah pacaran di belakang. Gue hukum lo Tera, push up 100 kali." Ucap Fahri dengan menuding tanah yang ia pilih untuk tempat hukuman Tera.

Mata Anggara melotot, Tera mengangkat kepalanya kaget, semua anak satu rombongannya pun ikut kaget.

"Kenapa saya.." Omongan Tera di putus oleh Fahri.

"Sekarang langsung Push up 100 kali! Nggak usah banyak cingcong!" Fahri melotot dan menujuk tepat di muka Tera tepatnya di pinggir pundak Anggara persis.

"Gak!"Anggara menyingkirkan tangan Fahri.

Fahri memicingkan matanya dan berkacak pinggang. "Lo nggak usah ikut campur!"

Anggara mengangkat alisnya heran, "Kalo emang yang salah kita berdua, kenapa lo cuman hukum Tera hah?"

"Iyaaaaa kak! Itu gak adil lah yaw! Iuh banget. Gak adil banget jadi pemimpin." Celetuk Sherel membahana dari belakang.

"Siapa tadi yang barusan ngomong! Sini maju ke depan!" Fahri mengencangkan suaranya dengan wajah yang sudah memerah.

"Mampus gue mampus gue mampus gue! Hih! hih! hih!" Sherel menepuk bibirnya berkali kali. "Kenapa sih nih mulut gak bisa kontrol! Gimana nih Cha. Sumpah gue takut nih!"

Chacha tak menjawab pertanyaan Sherel. Ia malah menggelengkan kepalanya sembari bergidik ngeri.

Anggara menghadang Fahri saat dia ingin mendatangi Sherel ke arah belakang, "Kenapa ha kenapa?" Ia menaikkan kedua alisnya santai.

"Minggir gue mau hukum tuh mulut kurang ajar!" Fahri mendorong Anggara dari depan sampai Anggara tidak sengaja menabrak Tera dan Terapun jatuh.

"Aw!"

"Eh Ra! Sorry gue gak.." Omongan Anggara diputus oleh Tera.

Tera berusaha berdiri, "Gak papa kok gak papa."

"Lo bisa nggak, gak usah pakek kekerasan!" Bentak Anggara.

Fahri lagi-lagi mendorong Anggara, namun Anggara bisa menahannya. "Lo nggak usah ikut campur! Gue pengurus di sini dan lo anggotanya! Jadi lo gak boleh nglawan gue! Apa gue beri lo pelajaran!"

The Coolest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang