Jalan Utama

10 0 0
                                    

Kini aku sedang berjalan-jalan di kota, berharap bertemu Rizal, karena aku sudah beberapa kali menunggu di alun-alun tidak melihatnya, dan warga sekitar tidak ada yang tahu, bahkan informasi dari Ainunpun tidak ada. Apa benar dia datang kesini? Atau dia belum datang kesini?

Ini hari liburku, aku ingin fokus dengan pencarian, tapi ini sudah siang hari, mungkin lebih baik aku istirahat dulu saja di bar mata, karena tempat ini dekat dengan keberadaanku sekarang.

"Loh? Katanya kamu mengambil libur?"

"Ah iya, aku kesini sebagai pelanggan."

"Ouh begitu, mau pesan apa?"

"sari limun, dingin ya."

"Okey."

Aku berbicara dengan salah satu pelayan disini, aku tidak begitu ingat namanya, karena aku selalu ditugaskan digudang atau di suruh antar barang.

"Kamu ngapain disini Bud?"

Kali ini Ainun yang bertanya.

"Aku sedang istirahat saja."

"Ooo~ bukan lagi bertengkar dengan Luna kan?"

"Bertengkar tentang apa coba."

"Tentang kamu yang tidak memuaskan, karena belum pernah sama sekali berhubungan--"

"Brukh!"

Aku tersedak minumanku sendiri, rasanya perih tenggorokanku ini.

"A,apa?? ngomong apa kamu ini?! Dibilang tidak ada apa-apa!"

"Alalala~ aku bisa mengajarkanmu, sebanyak yang kamu mau."

"Burkkh! Uhuk! Uhuk! AAaargh..."

Aaargh! Aku tersedak dua kali! Aku sedang minum dia malah berbicara seperti itu.

"Hahaha bisa sampai tersedak dua kali begitu."

Ainun tertawa lepas melihatku yang kesakitan ini. Sepertinya dia sangat puas melihatku.

"Haah.. ehemm. Haah... ini perih Ainun, beneran perih, tenggorokanku. Tolong segelas air tawar."

"Okeey."

Dia melentikkan salah satu matanya, sangat jelas dia bahagia hari ini. Ketika Ainun mengambil minuman untukku Denas datang dan duduk di sampingku.

"Hei, Bud."

"Ya... Denas... Ada apa?"

"Tidak apa-apa, sedang mengisi waktu luang... Bagaimana kabar Luna?"

"Dia baik-baik saja."

"Oouh begitu baguslah..."

Tidak ada yang di bincangkan lagi? Itu saja?

"Jadii benar kamu tidak tinggal selamanya disitu?"

Katanya mau melupakan Luna, kok masih nanya?

"Iyah... sampai tujuanku tercapai."

"Tujuan apa?"

"Aku ingin bertemu seseorang disini, ingin menanyakan banyak hal kepadanya."

Sebentar, apa dia tahu salah satu pertanyaanku?

"Denas, kamu tahu tentang rov?"

"Hemm tahu, memangnya kenapa?"

"Bisa beri tahu padaku apapun tentang rov?"

Aku juga baru sadar, di kota ini aku jarang mendengar kata-kata rov, sekalinya adapun itu ketika bar, dan mereka seperti memperjual belikan batu itu.

Light Stone : Wanderer Stone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang