|07| Nugraha dan Teka-Teki

33.9K 1.2K 40
                                    

7. Nugraha dan Teka-Teki

Teka-teki silang itu gampang.

Yang rumit itu teka-teki masa lalu.

Yang rumit itu teka-teki masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

Selasa merupakan hari paling mengerikan dalam seminggu. Di hari ini, para siswa kelas XII IPA 1 kembali bertemu dengan bu Sonya—guru wanita paling cantik, juga paling killer se-SMA Nusantara. Para siswa sempat menebak-nebak bagaimana bisa pak Robert—salah satu guru olahraga—bisa mengambil hati bu Sonya yang bisa dibilang tidak punya hati sama sekali. Pasti butuh tenaga ekstra keras untuk meluluhkan hati bu Sonya yang sekeras batu.

Lupakan tentang asrama bu Sonya dan pak Robert yang tidak penting itu, karena ada hal yang lebih penting, yaitu ulangan remedial Fisika yang akan berlangsung sebentar lagi.

Sebagian siswa yang tidak mengikuti remedial diminta keluar kelas—meninggalkan para siswa yang mengikuti remedial di dalam kelas. Karena tidak banyak yang ikut remedial, jadi setiap meja hanya diisi oleh satu orang siswa dan duduknya jadi jarang-jarang yang berarti sangat tidak memungkinkan untuk menyontek dan tentu saja tidak akan ada yang berani menyontek jika yang mengawasi adalah bu Sonya yang punya penglihatan setajam silet.

Arka duduk tepat di belakang kursi Aira. Saat Aira mengoper kertas ujian ke belakang, mereka sempat saling menukar senyuman. Karena Arka baru beberapa hari di sini, jadi ia harus ikut ujian juga—yang secara harfiah ia bukan mengikuti remedial, melainkan memang ulangan pertamanya.

Semalam, Gesang membantu Aira mengulang materi fluida dinamis yang akan diujiankan hari ini.

"Bagian mana yang belum lo ngerti?" tanya Gesang to the point, kalau harus mengulang materi dari awal tidak akan cukup dalam semalam. Apalagi untuk jenis manusia seperti Aira yang kapasitas penyimpanan otaknya tidak banyak.

"Sebenarnya gue masih bingung kapan harus menggunakan rumus ini dan kapan harus menggunakan rumus ini," jawab Aira sambil menunjuk buku catatan Fisikanya. "Fluida Dinamis ini banyak modelnya. Ada debit, ada asas Bernoulli, bahkan ada gaya angkat pesawat. Banyak banget cabang materinya, banyak juga rumusnya, jadi gue bingung harus gunain yang mana."

Gesang mengangguk paham. Sekarang, ia tahu permasalahan Aira di mana. Aira hanya kurang pintar dalam mengaplikasikan rumus, bukan berarti ia tidak paham semuanya selama ini.

"Jadi, gini ...." Gesang mengajarinya dengan seksama sampai Aira paham, meskipun hanya bertahan selama satu jam, dan setelahnya Aira tertidur.

Saat Aira membaca soal, senyumannya langsung melebar. Soal yang keluar ternyata sesuai dengan prediksi Gesang. Memang tidak salah mengandalkan Gesang. Kalau seperti ini, Aira berani jamin tidak akan malu-maluin di depan Arka.

Remedial berlangsung selama tiga puluh menit. Setelah selesai, para siswa yang menunggu di luar dipersilahkan masuk kembali supaya bisa segera dimulai pelajaran.

Hello, Rain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang