Hampir lewat 1 hari dan bambam belum mengetahui apapun tentang masalah yang baru disanggupinya kemarin.'ini tidak biasanya' batin bambam bingung
"ada apa dengan otakku? Kenapa ini tidak berfungsi sama sekali" bambam berjalan kesal sambil memukuli kepalanya.
Sehari sebelumnya..
"apa yang bisa kubantu... makeu-ssi?" Tanya bambam datar.
"umm.." mark memutar otaknya untuk berbohong pada bambam. sebenarnya tidak ada informasi atau apapun yang ingin mark ketahui. Tujuannya kesini adalah hanya untuk melihat dan berkenalan dengan si cutie berotak jenius, bambam. Tidak ada yang lain.
"ayo cepatlah. Jangan membuang waktuku" desak bambam
"ehm, kau tau Mina anak kelas XII social A?"
"ya, aku tau. Lagi pula disekolah ini, tidak ada yang tidak kenal dia. Putri tunggal pemililk sekolah. Kenapa? Kau tertarik dengannya? Kau mau aku mencari tau tentang dia?"
"hhmm.." hanya gumaman yang mark berikan. Takjub pada bambam yang seakan tau isi kepalanya.
"ok ok, kau tidak perlu menjawab. Akan kucari semua tentangnya untukmu, akan kulakukan yang terbaik" bluffing bambam
" temui aku diatap sekolah 2 hari dari sekarang, akan kuberi tau semua tentangnya padamu." Lanjutnya lagi sambil berjalan keluar kelas dengan kue ditangannya.
"aku pergi dulu makeu-ssi. Terima kasih untuk kuenya. Kau benar-benar tau seleraku" ucap bambam akhirnya menyelesaikan percakapan.
Mark hanya diam ditempatnya tetapi matanya terus mengikuti arah bambam pergi, sampai bambam benar-benar menghilang dibalik pintu
"bagaimana bisa dia bicara tanpa jeda?" gumam mark
"tapi kau tidak sejenius yang kubayangkan bam, kau bahkan tidak tau kalau aku berbohong"
"hahaha, kita lihat kemana permainan ini pergi" lanjutnya lagi.
***
Bambam side
"ahh eotteokeh? Apa yang harus kulakukan sekarang" bambam menelungkupkan kepalanya dimeja.
"Tenang.. tenang.. pasti ada sesuatu yang terlewat" bambam berusaha menenangkan dirinya sendiri
"apa yang salah!!" akhirnya teriakan yang menyelesaikan fase tenangnya.
"ya, apalagi ini? Tidak ada yang manis lagi huh?" tanya jinyoung asal, lagi.
"kau membuat moodku bertambah buruk jinyoung-ssi. Bisakah kau tutup mulutmu?"
"waee bamie-ya. Ceritakan pada hyung~"
"hey, kau hanya tua 2 bulan dariku. Aku tidak..."
"tidak mau dan tidak akan pernah mau memanggil ku hyung, ne ne arraseo. Aku tau itu" sela jinyoung sebelum bambam sempat menyelesaikan kalimatnya.
"oh iya bam, apakah kemarin ada orang asing yang meminta bantuanmu?"
"ya, kenapa kau ingin tau semua urusanku?" sarkas bambam
"eyy, kita kan sahaba.."
"bukan. Jangan panggil aku sahabatmu. Aku hanya tidak beruntung karena terus sekelas denganmu dari TK. Jangan pikir kita sedekat itu" kali ini bambam yang memotong kalimat jinyoung.
"wah, kau.. benar-benar.." jinyoung kehabisan kata-kata.
Ini bukan kalimat sarkas pertama yg ia dengar dari bambam. beruntung jinyoung sudah sangat mengenal bambam, dia tau semua kebiasaan bam tanpa terkecuali.